Jakarta (7/11). Usai mendampingi Presiden pada pembukaan Rakernas, Menteri Perdagangan Zulhas juga memberikan pembekalan materi kepada peserta Rakernas LDII 2023, di Grand Ballroom Minhaajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta pada Selasa (7/11).
Ia sependapat dengan sambutan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, negara maju tergantung dengan kualitas sumberdaya manusianya. “Itu kuncinya, manusia yang produktif, ia bisa menghasilkan peradaban dunia yang lebih maju,” ujar Zulhas.
Contoh Singapura menjadi negara paling makmur. Pada 1965 setelah berpisah dengan Malaysia, Perdana Menteri Lee Kuan Yew mengatakan, Singapura dipandang kecil secara geografis, tapi memiliki kualitas terbaik dalam SDM dan 10 tahun lagi menjadi metropolis.
Selama menjadi Mendag, ia menilai dunia kini telah berubah. Hubungan perdagangan dengan negara Barat cenderung diskriminatif karena menua, sehingga produktivitasnya sedikit. Karena itu yang produktif atau emerging adalah negara Timur seperti Tiongkok, misalnya yang menerapkan pendekatan tidak diskriminatif.
Ia berencana menyuarakan perbedaan tersebut hingga ke forum APEC, karena hal itu berpengaruh pada pertumbuhan dagang Indonesia.
Pergeseran mitra dagang yang mengarah pada negara emerging ini didorong adanya leverage berupa pemberian modal. Kualitas manusia di Tiongkok bahkan Afrika sendiri juga menentukan. Zulhas juga membandingkan bahwa Indonesia saat ini hanya mampu menghasilkan padi enam ton per hektare, sementara Vietnam sebanyak 10 ton per hektare. “SDM di Vietnam mengerti teknologi pertanian, sehingga produktivitas pertaniannya tinggi,” kata Zulhas.
Sementara Indonesia belum mencapai hal itu karena kurangnya kualitas SDM, tambahnya. Inovasi Amerika masih unggul karena sifatnya multikultur. Pergantian generasi dari berbagai ras dan keragaman bangsa. “Keragaman itu produktif, yang membuat manusia lebih berkualitas,” kata Zulhas.
Ia menambahkan, masalah mengenai SDM yang berdampak pada bidang lain itulah yang perlu dibenahi. “Sehingga tidak perlu ada lagi diskusi yang isinya pertengkaran,” ujarnya.
Terkait perubahan dalam hubungan perdagangan, Zulhas menekankan Indonesia perlu menyiapkan SDM unggul, salah satunya melalui pendidikan berkarakter, senada dengan program prioritas LDII.
Untuk ketahanan keluarga, Mendag Zulkifli Hasan mengajak wirausaha dimulai dari perniagaan warung kecil, tidak harus berdagang dalam partai besar. Pada Rakernas LDII 2045, Zulhas juga berkesempatan menandatangani kesepakatan MoU Program Warung Rakyat dengan LDII.
Sementara itu perihal digitalisasi pasar, Kementerian Perdagangan telah mengatur social commerce yang boleh digunakan untuk promosi. Namun jika untuk berdagang perlu melalui regulasi ketat terutama penjualan khusus barang lokal. “Platform digital diatur untuk kemanfaatan maslahat barang lokal, bukan barang impor,” ujarnya.