KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Demikian isi teks otentik para pemuda yang termasuk dalam putusan Kongres Pemuda II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda, yang kemudian diperingati oleh segenap bangsa di Indonesia pada tanggal 28 Oktober. Tahun 2018 ini menjadi tahun ke 90 Indonesia memperingati sumpah pemuda.
Kongres tersebut dihadiri perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia yang terdiri dari Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI).
Pada kongres saat itu mengeluarkan keputusan yang menekankan tentang persatuan Indonesia. Mengacu pada dasar persatuan, yakni kemauan untuk bersatu, kesamaan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, serta kepanduan. Dalam peristiwa itu pula pertama kalinya lagu Indonesia Raya diperdengarkan oleh WR Supratman dengan biolanya.
Peristiwa lahirnya sumpah pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah penting bagi Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Kongres Pemuda Indonesia menjadi salah satu tanda bahwa pemuda juga mengambil peran penting terciptanya kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan para pemuda dahulu agar hendaknya selalu diingat oleh para pemuda masa kini. Saat itu mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, harta, pemikiran, bahkan nyawa mereka demi mewujudkan kemerdekaan. Sudah sepantasnya generasi yang lahir di zaman setelah kemerdekaan turut melanjutkan tongkat estafet perjuangan tersebut segenap jiwa dengan melakukan hal-hal yang positif seiring dengan zaman yang berkembang.
Memaknai sumpah pemuda di era digital seperti saat ini bukan sekedar mengunggah kalimat ‘Selamat Hari Sumpah Pemuda’ di setiap akun media sosial. Dibalik kalimat itu ada pengingat tentang perjuangan, cita-cita, dan harapan pemuda masa perjuangan nasional.
Kita tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya pemuda masa sebelum merdeka memperoleh pendidikan. Mungkin hanya segelintir pemuda beruntung yang bisa mengenyam bangku sekolah. Tapi semangat mereka untuk mendapat pendidikan dan meraih kemerdekaan bagi Indonesia yang pada akhirnya memudahkan generasi saat ini untuk memperoleh pendidikan yang layak.
Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi pemuda kekinian untuk menyerah dalam berjuang karena keterbatasan. Seperti pepatah mengatakan, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.
Pemuda Indonesia juga harus mencintai tanah air ini dengan segenap jiwa. Kemerdekaan Indonesia tidak didapatkan secara cuma-cuma, melainkan lewat perjuangan para pahlawan bangsa. Jika kita menyebut Indonesia, berarti kita menyebut kemajemukan. Mencintai Indonesia itu berarti mencintai keragaman.
Tanah air Indonesia yang terbentang dari Pulau Sabang hingga Merauke dengan ribuan pulau, jutaan penduduknya dapat disatukan karena kemauan untuk merdeka. Sesuai dengan isi kalimat sumpah pemuda, bertanah air satu tanah air Indonesia.
Para pemuda, diharapkan dapat terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Salah satunya dengan tidak menyebarkan berita bohong atau hoax di media sosial yang dapat memecah persatuan Indonesia. Jangan sampai perjuangan untuk menyatukan Indonesia yang sudah digagas oleh para pemuda dulu rusak oleh pemuda masa kini dengan mengatas namakan kepentingan personal atau apapun. Karena kita seharusnya berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
Selain itu, bahasa, menjadi salah satu dasar persatuan Indonesia dimana memiliki beragam suku dan bahasa daerahnya. Semangat nasionalisme yang ada pada akhirnya haruslah menyatukan semua perbedaan apapun, termasuk dalam hal bahasa. Karena bahasa merupakan jati diri bangsa, fungsi bahasa tidak hanya sebatas alat berkomunikasi tapi juga untuk bekerjasama mewujudkan satu Indonesia. Karenanya, bukan berarti para pemuda harus menutup diri terhadap pengetahuan dan informasi dari luar, terutama penggunaan bahasa asing.
Pemuda Indonesia tentunya harus bisa menguasai beragam bahasa asing, agar dapat mengenalkan bahasa daerah dan Bahasa Indonesia pada dunia luar. Hanya saja, pemuda Indonesia harus ingat dengan ikrar sumpah pemuda, bahwa kita sebagai putra putri bangsa menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.(laras/lines)