Jakarta (23/8). DPD LDII Jakarta Utara menggelar kegiatan Festival Keputrian yang diikuti oleh 150 pemudi di antaranya 70 orang perwakilan peserta wanita dari delapan PC antara lain PC Tarumajaya, Cilincing, Lagoa, Koja, Kebon Bawang, Priok, Warakas, dan Bahari dengan rentang usia peserta 17 tahun dan wanita menikah. Acara ini menjadi agenda rutin tiap tahun dalam program kerja DPD LDII Jakarta Utara.
Festival Keputrian tahun kedua ini mengusung tema “Let’s become a great Muslimah”. Festival kali ini berbeda dengan tahun lalu, dengan penambahan perlombaan seperti lomba menyetrika, membuat sambal, mengenali bumbu dapur, make up and hijab syar’i, kreasi nasi tumpeng, dan lomba menghias mahar pernikahan, serta lomba foto. Untuk lomba make up and hijab syar’i, salah satu jurinya berprofesi sebagai perias pengantin sedangkan untuk lomba membuat sambel, mengenali bumbu dapur, dan kreasi nasi tumpeng, salah satu jurinya membuka kantin (warung makan), dan juri lainnya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Target acara ini untuk menjadikan wanita LDII sebagai wanita solihah, sebagaimana ajaran Rasulullah SAW. Islam mengajarkan seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita sholihah. Untuk menjadi wanita sholihah perlu persiapan secara lahir maupun batin sejak dini. Secara lahir (praktik) salah satunya dengan usaha kemandirian, yang berguna untuk karir di masa depan dan bekal rumah tangga nanti. Secara batin dengan memperbanyak ibadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Perlombaan merias mahar pernikahan menjadi perlombaan yang terunik, karena memiliki tingkat kesulitan dan butuh ketelitian yang tinggi daripada lomba lainnya. Seperangkat alat sholat seperti mukena dan sajadah dibentuk dengan berbagai kreasi seperti bunga, masjid, kipas dll. Contohnya adalah mukena yang dibentuk menjadi bunga dengan bantuan kardus yang dipotong-potong menjadi kelopak bunga. “Kesulitan utama dalam menghias mahar adalah membungkus mahar dengan plastik bening agar terlihat rapi dan menarik. Perlu kehati-hatian agar plastik tidak sobek dan berantakan,” kata Lusi perwakilan dari PC Lagoa,
Tidak hanya perlombaannya yang unik, hadiah yang diberikan pun menjadi salah satu pemicu semangat bagi para peserta dalam berlomba. Untuk juara pertama, hadiah yang diberikan berupa rok dan jilbab. Juara kedua, mendapatkan hadiah rok, sedangkan juara ketiga masing-masing orang mendapatkan hadiah jilbab.
Menurut Pembina Keputrian, Dede Nur Fadillah, yang juga juri menghias tumpeng, acara Festival ini selain menjadi bekal di masa depan, juga sebagai wadah agar Keputrian Jakarta Utara selalu ingat dengan kodratnya sebagai wanita muslimah, yang nantinya saat berumah tangga akan mengurus keluarga. Dede menambahkan, dengan diadakannya acara festival ini, ia berharap wanita muslimah khususnya Keputrian Jakarta Utara dapat mengembangkan potensinya, dan terampil dalam hal mengurus pekerjaan rumah tangga, serta dapat menyalurkan keterampilannya untuk menjadi ladang bisnis yang bermanfaat bagi dirinya. (Retno/LINES)