Assalamu Alaiaikum..Wr. Wb
Ramadhan sudah meninggalkan kita. Kegembiraan
menyambut Idul Fitri di gerbang Syawal, sejenak melupakan padat-padatnya
beribadah saat Ramadhan. Nikmatnya Ramadhan, tergantikan dengan bahagianya
menyambut hari kemenangan. Sehingga, ada di antara kita yang kemudian lupa,
bahwa sebenarnya ia tengah meninggalkan bulan yang nikmatnya sepanjang hari
sepanjang malam, yang berkah, rahmat dan ampunan dari Allah Swt.
bertaburan sebulan penuh.
Ibarat seorang pedagang yang telah
selesai melakukan perdagangannya maka ia tentunya akan menghitung, berapa
keuntungan atau kerugian yang ia dapatkan. Begitu pula kiranya yang harus
dilakukan oleh, orang-orang yang beriman selepas bulan Ramadhan. Allah swt telah berjanji akan mengampuni
dosa-dosa yang telah lalu dengan berpuasa dan sholat taraweh karena iman dan
mengharapkan ganjaran darinya. Dan pada bulan tersebut, Allah swt bebaskan
orang-orang yang berhak untuk disiksa sehingga ia bebas darinya. Yaitu bagi
mereka yang bertaubat kepadanya dengan taubat yang sebenar-benarnya. Oleh karena
itu, sudah selayaknya bagi kaum yang berfikir bermuhasabah terhadap dirinya;
sudahkah bulan tersebut dijadikan saat untuk bertaubat kepada-Nya? Ataukah
kemaksiatan masih berlanjut pada bulan yang penuh ampunan tersebut? Jika
demikian halnya ia terancam dengan sabda Rasululah saw :
“ Dan rugilah orang yang bertemu dengan
bulan Ramadhan namun belum mendapatkan ampunan ketika berpisah dengannya .” (HR. At-Tirmidzi)
Kini, kita kehilangan semua suasana
indah Ramadhan, saat di mana banyak orang mengejar amal shalih dan beribadah
dengan sangat rakusnya.(kalau boleh dibilang begitu). Seolah merasa wajib
meninggalkan nikmatnya dunia dan fokus dengan ibadah untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Sekarang Tak ada lagi suara berisik belasan ABG yang kadang dengan
nakalnya membangunkan seisi pemukiman penduduk pada dini hari dengan
suara-suara teriakan dan tetabuhan dari benda-benda seadanya. Suara anak anak
yang meramaikan iktikaf. Candanya anak tanggung,Makanan yang bertaburan sepanjang
malam. Masjid pun begitu makmur dengan padatnya kegiatan ibadah baik di siang
hari maupun malamnya. Tarawih berjamaah, tadarus al-Quran, i’tikaf, dan
kegiatan menemani warga yang sedang sahur dengan lantunan ayat suci al-Quran
atau puji-pujian kepada Allah Ta’ala. Indah, nikmat, sejuk,
serta damai.
Dan, sekarang tinggal kenangan saja.
Kita kembali kepada rutinitas awal, sibuk dengan pekerjaan kita, urusan
kehidupan kita, dan kita kembali meninggalkan masjid. Hingga masjid pun kembali
sepi. Banyak yang pergi dan mudik,ada yang kembali pada saatnya nanti dengan
rutinitas pengajian didaerah,didesa,dan dikelompok,ada yang hadir saat jumatan
saja,ada yang hadir hanya ramadhan datang lagi di tahun depan. Dan ada yang tidak
pernah kembali lagi ke Mesjid,karena sudah dipanggil Sang Maha
Hidup.Yah… Mesjidpun sepi kembali…
Mudah mudahan kita bisa
berjumpa dengan nikmatnya Ramadhan tahun depan.Amin.Taqobbal lalohu minna wa
minkum
Wassalamualaikum. Wr.Wb
Oleh: Tito Irawan