<<Kisah Sebelumnya
Abdul-Malik menoleh dan pergi. Bibirnya justru melafalkan, “Semoga Khalid diberi kemenangan!.”
Penduduk Bushra telah sepakat mengangkat Bathriq Dirjan sebagai Panglima Perang, untuk melawan pasukan Arab di bawah pimpinan Khalid. Beberapa tokoh berkata pada Dirjan, “Jika kita telah mengalahkan pasukan Arab, segera menghadap Raja Hiraqla. Agar Tuan Rumas (maksud mereka Abdul-Malik) dilepas jabatannya; agar Tuan yang memimpin kami.”
Dirjan berkata, “Kalian ingin apa? Akan saya turuti.”
Mereka menjawab, “Kita ingin memerangi kaum Arab.”
Dirjan membawa arak-arakan pasukannya untuk mendekati pasukan Arab. Dirjan keluar dari barisan untuk mencari Khalid.
Abdur Rohman berkata, “Yang mulia! Saya yang akan menghadapi dia!.”
Khalid perintah, “Silahkan hai Putra Asshiddiq!.”
Abdur Rohman keluar dari barisan untuk menyerang Dirjan. Serangan Abdur Rohman terlalu ganas bertubi-tubi, memaksa Dirjan mundur kebelakang. Lalu menghindar cepat dan kabur dengan ketakutan.
Pasukan Bushra makin ketakutan ketika melihat pimpinan mereka kabur dengan kudanya.
Khalid tahu bahwa mereka grogi ketika menyaksikan ganasnya serangan Abdur Rohman. Khalid dan Abdur Rohman menyerang dengan garang pada mereka. Pasukan Muslimiin lainnya juga sama menyerang dengan serempak. Awalnya pasukan Bushra tak mau mengalah. Pertempuran sengit membuat suasana menjadi gaduh dan bising. Kaum Bushra meneriakkan kalimat kafir.
Syurachbil berdoa, “Ya Allah! Mereka takkan mengakui bahwa Engkau satu-satunya Tuhan yang harus disembah; Muhammad hamba dan utusanMu. Tolonglah agama ini agar kami menaklukkan musuh-musuhMu.”
Serangan Muslimiin terlalu dahsyat, hingga musuh berhamburan dan kabur. Arak-arakan pasukan Bushra berlarian memasuki benteng pertahanan. Mereka menutup dan mengunci pintu-pintu-gerbang. Lalu mengangkat Salib-Salib mereka.
Sebagian mereka mengirim surat ‘Permohonan Bantuan’ pada Raja Hiraqla.
sumber: mulungan.org