Yang namanya ngepasi atau kebetulan itu jarang – jarang. Bahkan bisa dikatakan kecil peluang terjadinya. Seumur hidup, mungkin bisa dihitung dengan jari terjadinya peristiwa ngepasi ini. Yang namanya ngepasi itu tidak terus – terusan. Kalau ada yang mengklaim diri, tiap hari ngepasi terus, perlu dilihat lagi apa yang dimaksud dengan ngepasi itu. Sebab salah satu unsur ngepasi itu ada unsur waktu (time response) yang singkat, ada unsur ketidaksengajaan dan unsur kepepet atau kebelet alias pengin banget. Jadi harus bisa membedakan antara ngepasi dengan kegiatan rutinitas.
Terus terang, semua orang pengin hidup dalam keadaan pas – pasan tersebut. Pas pengin kawin, tahu – tahu dilamar gadis cantik yang lama dinanti-nantikan. Bukan nglamar malah dilamar. Pas pengin punya rumah, eh tak tahunya dapat hadiah dari pamannya. Pas pengin punya mobil, ndilalah menang tender proyeknya. Pas pengin anak, ndak lama kemudian istrinya hamil. Kembar lagi anaknya. Kelihatannya indah. Enak dan resep dibacanya. Tapi ini hanya ada dalam dongeng. Itu semua hanya ada dalam film bikinan manusia yang durasinya hanya jam – jaman. Sebab Allah sudah menciptakan segala rupa aturan lengkap, untuk menghiasi dunia ini agar indah dan indah selalu. Dan salah satunya adalah dengan peristiwa ngepasi itu. Seandainya semua orang bisa ngepasi semua, tentu dunia ini nggak indah. Sebab nggak ada dinamika dan usaha. Padahal yang membuat indah yaitu gerak – polah manusia untuk mendapatkan yang diinginkannya itu. Nggak seru, kalau semua serba kebetulan.
Namun di dalam kehidupan seseorang terkadang ada peristiwa – peristiwa yang mengejutkan sekaligus ngepasi. Diantaranya, lagi pas pengin berangkat haji, tahu – tahu dapat hadiah berangkat haji dari kantornya. Malamnya terbersit niat, paginya dapat kupon berangkat haji yang tak disangka – sangka. Peristiwa seperti ini adalah monumental – milestone kehidupan. Nggak lapuk ditelan waktu dan nggak usang ditinggal jaman. Rasanya seperti nggak hilang – hilang. Nggak habis diceritakan dan nggak bosen diulang – ulang. Saking syukur dan saking indahnya rejeki itu. Mengalahkan beribu penderitaan dan perjuangan hidup yang lain. Itulah kuasa Allah dalam mengatur kehidupan ini.
Sebagai timbangan tambahan pengertian simaklah ayat 140 Surat Ali Imron berikut ini. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. Kunci ayat ini ada di akhirnya, yaitu Allah tidak suka orang – orang yang dholim. Artinya orang yang pengin menang terus, enak terus dan jaya terus. Sebab itu bertentangan dengan hukum Allah yang memutar hari – hari bagi manusia. Jadi ada kalanya menang, juga ada kalanya kalah. Ada masanya senang, ada masanya susah. Sampai pada ada yang mati mulyo sebagai syuhada. Itulah yang ngepasi dengan dalil dan sunnatullah. Oh ya…?
Oleh : Faizunal Abdillah