Oleh: Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.
Di salah satu sudut perempatan lampu merah, tak jarang dijumpai peminta-minta yang berjalan merangkak. Dalam bahasa Jawa disebut ngesot. Ini bukan untuk hiburan, seperti film Suster Ngesot, tapi untuk menarik perhatian. Gayanya dimaksudkan agar orang tersentuh. Terus melempar recehan sebagai imbal simpatinya. Semakin menjiwai, atraktif, semakin menarik. Bidikannya berharap banyak menyedot tangan menarik kocek dalam-dalam dari sakunya. Sebab semakin banyak yang tidak tega melihatnya, semakin yahut. Ini potret suguhan sungguhan. Asli tapi palsu. Banyak dari pelakunya hanya bermain peran saja. Sebenarnya normal. Bahkan bisa berlari, ketika jam tugasnya sudah berakhir dan berebut angkutan pulang. Itulah tipuan kehidupan. Karena tuntutan. Yang merusak citra bagi mereka yang memang cacat bawaan.
Sejujurnya, ini sebuah ironi dari epik kehidupan yang disebut persaingan. Ini adalah lahan yang empuk. Dengan modal cekak, atau bisa dikatakan tanpa modal. Karena populasi pengemis semakin banyak, jadi harus ada cara untuk tetap eksis. Harus professional. Membumi. Dan berani. Yang tahan banting dan tahan cuaca, terus menengadahkan tangan menanti koin dari pengguna jalan. Tubuhnya berbalut perban putih dan olesan obat merah. Campur debu, kecap, tepung dan saus. Dan hasilnya, mampu mengaduk-aduk sanubari. Allah berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadîd: 20)
Itulah sisi lain dari kodrat manusia yang diberi rasa. Dan sebagian orang membidik dan memainkan rasa itu untuk tujuan tertentu. Dan berhasil. Bahkan mungkin berbahaya, jika kita tidak punya empati melihat sketsa penderitaan seperti itu. Perlu cek rasa. Walaupun palsu. Yang jelas, kita harus bisa mengalihkan perhatian kita dari cerita ngesot bohongan menuju cerita ngesot yang penuh pengharapan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا ”.
Dari Abu Hurairoh r.a., bahwasanya Rasululloh (ﷺ) bersabda; ”Seandainya manusia mengetahui pahala yang ada pada adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali mengundi, niscaya mereka akan melakukan undian, dan seandainya mereka mengetahui pahala di dalam tahjir (sholat dhuhur awal) niscaya mereka sama berlomba mendapatkannya, dan seandainya mereka mengetahui pahala di dalam sholat atamah (isya’ akhir) dan sholat shubuh niscaya mereka akan mendatangi keduanya walaupun dengan cara ngesot (berjalan merangkak/dengan pantat).” (HR Bukhori)
Inilah kisah ngesot yang penuh pengharapan. Akankah kita akan menjalani laku ngesot seperti cerita orang-orang yang tidak beruntung di atas? Tentu tidak. Gambaran di atas bisa menjadi cambuk buat kita untuk bisa memahami hadist dengan lebih baik dan dalam. Penuh hikmah. Umumnya kita sepakat bahwa kita iba melihat gelandangan ngesot. Kasihan melihat mereka mengerahkan segala upadaya untuk sekedar mengais rejeki agar bisa hidup di dunia ini. Mereka lumpuh. Cacat. Tidak lengkap anggota tubuhnya. Maaf, berpenyakit pula. Kasihan bukan? Sedangkan yang lain tinggal ongkang-ongkang dapat duit jutaan. Tak perlu berngesot-ria, berpanas-panasan. Bermandi debu jalanan. Asap kendaraan. Jika kita telah memahami hal ini dengan paripurna, kita akan bisa mengerti kenapa Rasulullah (ﷺ) sampai tega berucap ngesot untuk umatnya. Allahu Akbar.
Rasululloh (ﷺ) berharap kepada seluruh umatnya agar mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk memperebutkan kehidupan akhirat. Jangan hanya kehidupan dunia saja. Bisa jadi kita tidak mendapatkan bagian yang mewah di dunia ini, tetapi masalah akhirat harus bisa. Jangan sampai ada yang tertinggal. Jangan sampai ada yang tidak kebagian. Berebut tiket yang disebut pahala. Segala cara harus ditempuh. Dan seandainya dia tidak bisa berjalan, harus diusahakan tetap bisa datang dan memperebutkannya walaupun dengan jalan merangkak alias ngesot. Ini adalah usaha terakhir. Itulah spirit yang tersirat. Sayang, masih banyak kabut yang menutupi mata hati sehingga belum tergugah memiliki semangat puputan, berjuang habis-habisan sampai detik terakhir.
Kadang, ketika mendengar adzan malah mangkir. TV dimatikan. Tapi tidak segera ambil air wudhu. Tidak bersiap-siap ganti kostum. Eh, malah pindah tempat dengan kesibukan lain. Seolah tidak pernah mendengar adzan. Akhirnya sholatnya pun melar. Padahal, sebelum waktunya adzan sering bertanya; kapan adzan? Giliran datang, malah menghindar. Ah, itukan cuma rekaman saja. Ada lagi alasannya.
Untuk shaf pertama juga sama. Belum pernah terdengar cerita orang rebutan shaf pertama. Biasanya kalau disuruh maju, malah anjit-anjiten. Saling tunjuk, saling tunggu. Padahal pahalanya pol. Kalau perlu diundi, kata Nabi. Jangankan diundi, orang jelas-jelas kosong disuruh mengisi saja masih ogah. Katanya, tidak pantes saya di shaf pertama. Masya Allah! Panas, katanya. Subhanallah! Padahal kipasnya muter. Angin bertebar ke mana-mana. Ada lagi yang udah pakai AC. Terus mau apa lagi?
Apa mau kita ngesot beneran seperti cerita gelandangan di atas? Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai kinayah yang diberikan Nabi (ﷺ) menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Makanya, biar tidak jadi ngesot, bersegeralah ketika mendengar adzan mendatangi masjid dan memperebutkan shaf yang pertama. Laksanakan sholat pada waktunya dan sering – seringlah memperbanyak langkah kaki ke masjid untuk berjamaah. Kalau belum yakin, datangi dan pandangilah berlama-lama orang-orang yang ngesot di pinggir jalan itu. Insya Allah, Allah paring kepahaman betapa beruntungnya kita. Dan betapa banyak hal yang telah kita sia – siakan dalam hidup ini. Dan beribu maaf, jangan sampai justru kefahaman agama kita yang berjalan ngesot.
Tulisan yang baik dan bisa memotivasi kita untuk berlomba lomba melakukan yg terbaik di dalam melaksanakan ibadah .
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yg mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl [16]: 43)
Sangat bermanfaat
Mencerahkan
Subhanallah….
Betapa Nabi kita Muhammad SAW memotivasi kita dengan sesuatu yg sangat luar biasa utk kehidupan yg hakiki, bukan yg semu dan main2. Jazakallahu choiro
Alhamdulillah luar biasa sekali
Alhamdulillah Jazakallaahu khoiro. Peringatannya sungguh bermanfaat utk meningkatkan spirit beribadah, utamanya sholat. Walaupun sebenarnya sdh mangkul hadits tsb di atas tapi suka lupa lagi
Alhamdulillah jazakallohukhoiro. Atas pepelingnya. Semoga kita senantiasa menjadi umat yang selalu bersyukur dr nikmat yang sudah di berikan kepada kita smua. Beruntung hidup sekali, mendapatkan hidayah. Aamiin
Alhamdulillah Jazakallahu khoiro, atas Perkilingnya, 🙏🏻
Alhamdulillah jaza kumullahukhoiro
Alhamdulillahi jazaa kaullohu khoiro pak atas nasehat nya. Semoga Alloh memberikan hikmahNya untuk kita. Dan kita bisa selalu evaluasi diri untuk menjadi hamba yang selalu bertakwa kepada Alloh. Selalu mendekat dan terus mendekat💙. Aamiin🤲
Alhamdulillahi jazaa kaullohu khoiro pak atas nasehat nya. Semoga Alloh memberikan hikmahNya untuk kita. Dan kita bisa selalu evaluasi diri untuk menjadi hamba yang selalu bertakwa kepada Alloh. Selalu mendekat dan terus mendekat💙. Aamiin🤲