“ Hai orang-orang yang menyia-nyiakan waktu,engkau berjalan dengan sia-sia “
Sebuah kutipan mengenai orang-orang yang menyia-nyiakan umur dengan bermalas-malasan. Ini sangat menyentuh semangatku untuk bangkit dari sifat malas yang sering menjangkitiku setiap ada waktu luang. Dikatakan bahwa “ sia-sia “ dalam hidup adalah orang yang menyia-nyiakan umur dan waktu. Sehingga aku bangkit dari jiwa yang mempencundangi diriku,berusaha memperbaiki diri menjadi pribadi yang berguna bagi sesama.
Di kisahkan ada seorang anak kecil yang hidup bersama Ibu tiri dan kakak iparnya dlam sebuah rumah,menjalani kehidupan secara pas-pasan. Bahkan harus mengorbankan masa bermainnya untuk bekerja menyambung hidup,dia punya semangat untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang pengusaha sukses. Walaupun dalam kehidupannya selalu di pukuli oleh kakak iparnya saat tidak bisa mengerjakan apa yang disuruh padanya, atau kena marah ibunya hanya karna minta uang untuk membayar kekurangan sekolahnya. Dia tetap tegar dalam menghadapinya, ”suatu saat hal ini akan berubah,tidak akan seperti ini lagi”, gumam dia dalam hati. Dia tidak membalas pukulan atau amarah kakak ipar dan ibu tirinya. Karna dari merekalah dia bisa bersekolah, mendapatkan berbagai macam pengetahuan dan dari mereka jugalah kehidupan kini yang dialami telah membuatnya punya mental pemenang. Kini dia berhasil menjadi pengusaha garmen yang sukses,bisa mempekerjakan orang lain dengan menggajinya di atas UMR. Kehidupan inilah yang membentuk dia sekarang.
Dalam ilustrasi cerita diatas dapat kita ambil beberapa motivasi hidup bahwa “ Bermentalah pemenang walau tidak menang “, atau “ pemenang tanpa mahkota “. Mengisyaratkan bahwa seorang pemenang akan menyelesaikan setiap masalah yang ada dan tidak akan meninggalkan permasalahan itu dengan tanpa alasan. Seorang pelari tua dari ribuan pelari yang mengikuti suatu event besar mengatakan “ Saya tau saya sudah tua, dan pasti tidak akan menang melawan pelari yang lebih muda dari saya. Tapi ketika start dimulai saya terus berlari dan berlari, ketika banyak peserta yang berjalan santai saya tetap berlari, walaupun sang juara dari event itu sudah ketahuan, saya tetap berlari sampai finish, sayalah pemenang tanpa mahkota” kata dia bangga. Seorang pemenang mengetahui tujuan hidup dengan jelas dan takkan menyerah hingga tujuannya tercapai serta dapat melihat tembus batas penghalang.
Sebagai pemuda harus punya mental pemenang,buatlah sebuah tujuan hidup yang baik dan mulia. Lalu capailah tujuan itu walau banyak sekali cobaan yang dihadapinya. Membangun mental pemenang tidak bisa terbentuk dalam sehari, tapi harus menuntut komitmen. Setiap kita lengah maka mental pecundang akan mengambil alih diri kita. Jangan menjadi pemuda yang mudah dirusak oleh budaya penghancur mental, tapi jadilah pemuda yang bersemangat menggunakan masa mudanya untuk meniti karir kehidupannya dimasa depan yang menjadi cita-citanya. Jadilah pemuda yang bermental pemenang.
Oleh : Mochamad Hary Prasetyo Nugroho