Oscar Dwi Marjuwan bin Muliyanto asal Sidoarjo, Jawa Timur, masih tergolong muda di antara teman sebayanya di kampus. Dia saat ini berusia 19 tahun sedang menempuh studi semester 6, jurusan Teknik Perminyakan, FTTM, Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun warga LDII yang aktif mengikuti pengajian di PAC LDII Tubagus, Dago, Bandung Utara ini memiliki sederet prestasi gemilang skala nasional hingga Asia Pasifik.
Beberapa waktu lalu di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) digelar sebuah event tahunan berskala Asia-Pasifik yaitu PETROLIDA 2015. Ajang ini merupakan acara terbesar yang diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) ITS, yang terdiri dari beberapa acara seperti Petrosmart, Oil Rig Design, Paper Competition, Case Study, dan Gala Dinner.
SPE merupakan organisasi yang beranggotakan 230 perkumpulan mahasiswa perminyakan di seluruh dunia. Organisasi ini memudahkan mahasiswa untuk masuk ke dalam jaringan professional, industri, dan kemungkinan pengusaha. Mahasiswa juga mudah mendapatkan beasiswa dan sponsor.
PETROLIDA diikuti kampus-kampus ternama di Indonesia, seperti ITS, ITB, UI, UGM, UPN Veteran Yogyakarta, dsb. Peserta dari negara lain di antaranya Malaysia, China, serta Pakistan. Dalam kompetisi tersebut, Oscar memenangkan Petrosmart, berupa kuis adu cepat menjawab pertanyaan, yang bertujuan untuk menguji pengetahuan mahasiswa tentang migas baik secara teknik maupun nonteknik.
Oscar juga termasuk Generasi Tangguh (Genta) tahun 2013-2014. Genta merupakan Program Generus PC LDII Dago, Bandung Utara yang bertujuan membentuk generasi tangguh yang alim, paham agama, dan mandiri. Oscar juga menjuarai lomba yang diakan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) bulan Januari lalu. Dalam lomba IATMI Youth Energy Challenge (IYEC) 2015 ini, Oscar kembali mejadi juara pertama kategori lomba Petrosmart. Tidak hanya itu, Oscar juga pernah menjadi juara kedua ajang kompetisi perminyakan se-Jawa. Lomba ini merupakan agenda tahunan milik SPE UGM SC dan SPE UPN SC yang dilaksanakan di Yogyakarta akhir tahun 2014 lalu.
Dalam mempelajari sesuatu, ia tidak terbebani harus mendapat nilai bagus. “Ya, aku ini orangnya nyantai. Nggak pernah terbebani harus dapat nilai bagus,” ungkap siswa kelahiran 14 Juli 1995 yang memiliki tiket masuk ITB tidak melalui jalur SNMPTN, melainkan dengan PMDK prestasi. Tahun ini saja, berbagai ajang Olimpiade Kimia dijuarainya. Antara lain juara I Olimpiade Kimia se-Surabaya, juara I Olimpiade se-Jawa Bali, dan dua kali finalis Olimpiade Kimia Nasional.
Oscar memang tidak pernah mematok sekian jam waktu untuk berkutat dengan teks pelajaran tiap hari. Dia mengungkapkan tidak memiliki strategi pembelajaran buku. Prinsipnya, kata Oscar, belajar tidak boleh terpaksa. “Entar malah nggak mood,” tuturnya.
Ibunda Oscar, Indun Sa’adah, mengatakan, tidak ada tips khusus dalam mendidik buah hatinya. Sebagai seorang guru bahasa Indonesia di salah satu SMP Negeri di Sidoarjo, Indun memang menegakkan kedisiplinan terhadap anaknya. “Saya hanya mengarahkan, tapi soal dia maunya pingin jadi apa, terserah anak-anak,” tegasnya.
Hanya, sejak anak-anaknya masih kecil, Indun selalu mengajarkan matematika. Dia tak ingin anaknya kesulitan pelajaran yang menjadi momok bagi sebagian besar pelajar tersebut. “Saya ingin memberinya bekal sejak dini,” tuturnya. Selain itu, dia membiasakan anaknya melahap berbagai buku bacaan, termasuk koran.
Indun mengaku tidak pernah keras dalam mendidik anaknya. Dia hanya menanamkan bahwa keberhasilan cuma diraih dengan kerja keras. Serta ketika ditanya bisa memiliki anak dengan kategori kecerdasan very superior, tidak ada tips khusus. Melainkan memberi jeda yang cukup antara kelahiran anak yang satu dan yang lain. Dengan begitu, orang tua akan lebih fokus mendidik anak dan memperhatikan perkembangan anak.
Sukes dunia, Sukses Akhirat
Dengan berbagai prestasi yang dia capai sejak Sekolah Dasar sampai bangku perkuliahan, sampai detik ini Oscar merasa belum sukses. Hal ini terungkap ketika ditanyai apakah sudah merasa puas dengan apa yang telah dicapai saat ini. “Karena makna sukses yang hakiki yaitu sukses mati surga selamat dari neraka,” ujarnya. Selain belajar di kampus, Oscar telah meng-khatamkan makna Alquran. “Makna Alquranku sudah 100 persen terisi, sedangkan makna hadits himpunan masih proses mengkhatamkan hadits himpunan,” tuturnya.
Untuk terus meningkatkan kemampuan akademisnya, Oscar terus bermimpi dan memasang target-target. Di antaranya, nanti bulan Juni, si pemilik IQ 137 ini akan studi saat liburan kuliah di KSO PT. Pertamina EP – PT. Benakat Barat Petroleum. Kemudian di bulan Desember tahun ini, dia menarget untuk internship di Chevron, Riau. Oscar juga menginginkan untuk melanjutkan studi S2 dengan beasiswa mengambil S2 Jurusan Reservoir Engineering, Aberdeen University, United Kingdom atau A&M University, USA.
Kegiatan sehari-harinya tidak hanya mengaji dan kuliah saja. Oscar juga aktif dalam kepengurusan dan acara-acara organisasi sejak SMA. Organisasi yang diikutinya di antara lain, Gita Smala Youth Choir SMAN 5 Surabaya, ITB Badminton Club, HMTM Patra ITB, serta IYEC IATMI SM ITB. Dengan aktifitas yang padat, Oscar mengaku tidak ada tips khusus dalam memanajemen waktu. “Langsung mengerjakan kalau ada tugas, itu aja sih,” ujar Oscar yang memiliki hobi membaca, dan bulu tangkis.
Pesan untuk teman-teman generus LDII lain yang masih dalam masa studi yaitu “Carilah motivasi yang bisa buat membuatmu senang saat melakukan suatu hal atau pekerjaan,” tutur Oscar yang selalu menelpon meminta doa dari bapak atau ibu saat beberapa menit sebelum ujian di kampus. (rizq)