Lines – Sering terjadi dalam masyarakat perilaku kekerasan yang dilakukan seorang atau sekelompok, disebut bully atau perundungan. Kekerasan dapat dijumpai di rumah, di lingkungan teman sebaya, di media sosial.
Nana Maznah Zubir, praktisi pendidikan keluarga mengatakan bahwa perilaku kekerasan bisa mempengaruhi seseorang jika dilakukan berulang-ulang. “Dampaknya berpengaruh pada pribadi korban itu sendiri, akan menjadi trauma, takut, tidak percaya diri. Karena pengalaman tidak menyenangkan itu terekam alam bawah sadar dan akhirnya menjadi ukiran dirinya.
“Ada hal yang perlu orang tua lakukan jika anak mendapat perundungan ini,” kata Nana. Yang pertama, anak perlu dilatih atau diajarkan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dengan tetap menjaga perasaan atau hak pihak lain dengan bahasa ibu atau bahasa asertif.
Kedua, melatih keberanian anak untuk melawan dalam arti positif. Anak berhak mempertahankan dirinya bukan untuk merusak. Jika tidak mampu bertahan dengan diri sendiri, dorong anak untuk melapor kepada yang berwenang, misalnya guru, kepala sekolah, orang tua, atau bercerita kepada teman-teman yang dipercaya dalam lingkungan sekolah misalnya.
Lalu bagaimana menyikapi pelaku perundungan? Nana mengatakan pelaku tersebut perlu diajak bicara dari hati ke hati. Mungkin pelaku tersebut tidak mendapat perhatian di rumah sehingga ia mencari perhatian dengan melampiaskan rundungan kepada orang lain.Karena itu, membangun harga diri anak diperlukan agar anak mengenali pribadinya sendiri.
Sebagian besar anak mudah terpengaruh dan sebagian larut dalam permasalahan yang mungkin disebabkan salah satunya anak tidak memiliki harga diri. Harga diri anak terbentuk dari lingkungan rumah yakni orangtua. Dimana anak melihat, mendengar, dan apa yang anak alami dalam rumah, mempengaruhi bagaimana harga diri terbentuk.
Jika orang tua dapat menerima anak apa adanya, dan orang tua sering menstimulasi anak dengan berbagai hal positif sehingga menjadi kompeten, ini adalah hal penting. Sebaliknya jika anak penuh kritikan, tidak dipercaya, dan tersudut, maka anak menjadi tidak percaya diri, pribadinya kurang kuat.
Yang orangtua perlu ketahui, cintailah anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya, apa adanya. Lalu berikan dorongan pada anak untuk mengerjakan hal apapun dan jangan cepat dibantu, berikan tanggung jawab kepada anak baik untuk dirinya, untuk keluarga, maupun tanggung jawab ketika di luar rumah.
Berikan pujian atas keberhasilan anak, karena akan memperkuat karakter anak. Hindari orang tua membanding-bandingkan anak dengan orang lain. Yang terpenting, orangtua bisa menjadi contoh teladan untuk anak. Memahami potensi anak bagi para orang tua, artinya menerima anak berbuat salah itu dan itu merupakan proses pembelajaran hidup anak.(*/lines)