Sleman (30/12). Sebanyak 85 warga LDII Kapanewon Kalasan mengadakan pengajian rutin mengenai ibadah haji dan umrah. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Al Fattah, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (19/12/2024). Acara yang rutin diadakan sebulan sekali ini mengusung tema “Mencari Jalannya Syukur” sebagai refleksi akhir tahun.
Pengajian kali ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ustadz Wardani dan Ketua Dewan Penasihat PC LDII Kalasan, Mulyono. Dalam tausiah awalnya, Ustadz Wardani membahas Surat Saba’ ayat 13, yang menyampaikan perintah Allah kepada Nabi Dawud untuk bersyukur.
“Allah mengingatkan kita bahwa hanya sedikit hamba-Nya yang mampu bersyukur. Oleh karena itu, mari kita teladani Nabi Muhammad SAW yang mengungkapkan rasa syukurnya melalui sholat sunnah, bahkan hingga kakinya bengkak,” jelasnya.
Wardani juga menambahkan, umat Islam perlu merenungkan makna syukur dengan tindakan nyata. “Syukur bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga harus diwujudkan dalam perbuatan baik dan amal sholeh sehari-hari,” imbuhnya saat menutup pengajian.
Mulyono, dalam tausiah berikutnya, mengupas Surat Yunus ayat 58 yang menekankan pentingnya bersyukur atas rahmat Allah. Ia menyampaikan bahwa nikmat seperti usia, kesehatan, dan kesempatan adalah karunia besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Gunakan masa muda sebelum datang masa tua, kesehatan sebelum sakit, dan kehidupan sebelum kematian. Semua ini adalah bentuk rasa syukur yang perlu kita wujudkan dengan amal,” ujar Mulyono.
Selain itu, pengajian ini juga diisi dengan sambutan dari Koordinator Jamaah Haji dan Umroh, Abdurrohman Al Hasani, yang mengingatkan pentingnya perencanaan untuk ibadah haji. “Waktu tunggu keberangkatan haji di Yogyakarta saat ini mencapai lebih dari 30 tahun. Jika kita mendaftarkan anggota keluarga yang berusia 20 tahun sekarang, kemungkinan besar mereka baru bisa berangkat pada usia 50 tahun,” ungkapnya.
Menurut Abdurrohman, kesadaran untuk segera mendaftar haji harus ditanamkan sejak dini, terutama bagi keluarga muda. “Jangan menunda, karena pendaftaran haji bukan hanya tentang kesiapan finansial, tetapi juga tentang perencanaan jangka panjang,” pungkasnya.