Al-Quran sebagai kitab umat islam kandungannya perlu diajarkan kepada generasi muda. Bahkan, harus ada upaya penghafalan kitab tersebut.
Untuk itu, perlu adanya program pembibitan dan pencetakan hafidz (penghafal) Quran dengan melibatkan potensi masyarakat yang ada. Dalam hal ini, sekolah tahfidz quran menjadi penting untuk didirikan sebagai sarana untuk membangun generasi qur’ani dan berakhlakul karimah.
Berangkat dari hal tersebut Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Mamajang bekerja sama dengan PPG Al-Amin baru saja mendirikan sekolah tahfidz. Sekolah tersebut dinamai Ma’had Al-Amin.
Prosesi pembukaan sekolah penghafal Al-Quran ini dilaksanakan pada hari kamis malam (5/9/2013). Bertempat di Masjid Nurul Haqqi, Kel. Maccini Sombala, Kec. Mamajang, Makassar.
Dalam prosesi pembukaan tampak hadir siwa-siswi, orang tua, pengajar, kepala sekolah dan unsur pembina.
Berkesempatan dalam memberikan sambutan, Drs. Andi Harun Makkatutu sebagai salah seorang pembina sekolah. “Semoga anak-anak ini bisa menghafal Al-Quran dalam jangka waktu 6 tahun. Nantinya mereka muncul sebagai ulama yang bisa diandalkan,” harapnya. Ia pun memberi dorongan moril kepada orang tua siswa.
“Kita mampu mengeluarkan biaya untuk sekolah formal anak kita meskipun jumlahnya Rp. 10 juta/tahun. Maka sudah selayaknya kita lebih mendukung keberlangsungan sekolah ini. Sebab di akhirot orang tua akan diberi mahkota yang cahayanya melebihi terangnya sinar matahari.”
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Drs. Andi Haruna Makkulasse selaku kepala sekolah. Ia menjelaskan sejarah pendirian sekolah ini. “Sekolah ini mulai dibuka pada Bulan Ramadan 1434 H yang lalu.
Pada awalnya jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 54 orang. Kemudian yang lulus seleksi sebanyak 35 orang. Namun, peserta yang berhasil masuk kelas sebanyak 21 orang. Terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan,” ujarnya. Ia pun mengharapkan dukungan dari orang tua. Baik berupa subsidi dana, konsumsi maupun vitamin pendukung bagi siswa.
H. Abd. Rochim, SE selaku pembina LDII Makassar juga turut ambil bagian dalam sambutan. Abd. Rochim pun secara resmi membuka Sekolah Tahfidz Ma’had Al-Amin. Ia menyampaikan perlunya pembinaan generasi muda.
“Program pembinaan generasi muda adalah program yang terus menerus dilaksanakan. Tujuannya untuk mempertahankan eksistensi agama islam. Jika generasi muda tak dibina maka agama ini tak akan berjalan. Untuk itu, anak-anak kita perlu terus diasah kemampuannya.”
Ia juga mengingatkan kepada orang tua. Bahwa orang tua tak perlu takut anaknya terbebani oleh program hafalan. Pada dasarnya otak manusia itu memiliki kelebihan luar biasa. Sebab, ibarat pisau jika diasah otak anak akan semakin tajam. Anak tak akan menjadi bodoh karena banyaknya hafalan,” ungkapnya.
Ust. Kiki selaku dewan pengajar memberikan gambaran kurikulum sekolah ini. “Sekolah dibagi menjadi 4 kelas. Santrinya ialah siswa Sekolah Dasar (SD). Target yang ingin dicapai ialah 1 lembar/ 2 halaman per minggu,” ujarnya.
Menurut Kiki, pendirian sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki akhlak santri. Sebab dalam menghafal syarat yang harus dipenuhi ialah harus menjauhi sesuatu yang membuat waktu. Misalnya bermain game dan internet yang tak bermanfaat. “Semoga kedepannya santri dapat menjadi generasi yang faqih dan unggulan dalam agama,” tutupnya.
Muh. Farhan Yusuf, salah seorang siswa tahfidz memberikan komentarnya. “Saya senang bisa masuk sekolah penghafal Al-Quran karena dapat banyak pahala.”
Saat ditanya pantangan yang harus dijauhi, ia pun memberi jawaban. “Saya harus menjauhi bermain hp atau game,” ucap Farhan.
sumber: ldii-makassar.blogspot.com