Kediri (23/10). Hari Santri Nasional (HSN) ke-9 diperingati dengan meriah di Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur. Para pengurus, dewan guru, dan santri menggelar upacara memperingati HSN, pada Minggu pagi (22/10).
Pada kesempatan itu, Ketua Ponpes Wali Barokah, KH Sunarto, bertindak selaku inspektur upacara. Dalam amanatnya KH Sunarto mengatakan momentum HSN, dijadikan sarana untuk refleksi diri mengenai peran santri. Menurutnya, para santri harus terus meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Peringatan Hari Santri tahun ini mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema tersebut menyiratkan dua makna sekaligus pesan yang disampaikan kepada kita semua, yakni makna historis dan makna kontekstual,” katanya.
Makna historis mengingatkan tentang peran besar para santri pada masa lampau, dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui resolusi jihad. Para santri berperang melawan kezaliman penjajah yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Sedangkan makna kontekstual menegaskan kembali tentang peran santri terutama setelah selesai masa belajarnya, untuk tetap melaksanakan amar makruf nahi munkar, dakwah yang sejuk, memiliki toleransi yang tinggi, bisa saling menghormati dan menghargai terhadap perbedaan, keberadaan dan keyakinan kelompok masyarakat lain. Dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kesantunan dan kebajikan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara, melawan kebodohan dan ketertinggalan.
“Dengan demikian, maka makna jihad yang termaktub dalam tema tersebut bukanlah berperang, melainkan lebih diartikan sebagai jihad intelektual, yaitu berjuang agar para santri bersama komponen masyarakat lain, dengan berbekal ilmu pengetahuan bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencerdaskan dan menyejahterakan masyarakat,” lanjut KH Sunarto.
Sesuai dengan fungsi pesantren terutama di bidang pendidikan dan dakwah, sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Wali Barokah, para pengasuh, para guru dan pengurus pondok pesantren tetap berkomitmen untuk mempersiapkan para santri. Agar menjadi juru dakwah, muballigh dan muballighot yang profesional religius, yakni memiliki pengetahuan dan kepahaman agama yang kuat, berakhlaqul karimah, berkarakter luhur, mandiri serta berwawasan kebangsaan yang luas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum baku dan kurikulum tambahan yang senantiasa menyesuaikan perkembangan zaman.
“Hal lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kompetensi guru dan pengurus serta terus memotivasi semangat belajar para santri yang dibarengi dengan kedisiplinan, kejujuran dan penerapan karakter luhur lainnya,” ujarnya.
Beberapa pejabat dan tokoh hadir dalam upacara tersebut. Antara lain tiga Pilar Kecamatan Pesantren, tiga Pilar Kecamatan Kota, tiga Pilar Kelurahan Burengan dan Banjaran, para pengurus NU, Muhammadiyah, dan LDII, serta tokoh masyarakat sekitar. (Mzda)
Keren, #LDIIuntukBangsa
👍👍👍
Santri untuk negeri
Tema hari santri th 2023 “Jihad Santri Jayakan Negeri” merupakan ajakan kpd para santri baik yg masih belajar maupun yg sudah lulus, dan yg sudah terjun di masyarakat supaya ikut serta menggelorakan semangat amar makruf nahi mungkar melalui delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa. Semoga terlaksana dg aman selamat lancar sukses dan barokah.