MADINATU AL-MUNAWAROH – DAY 6: ZIAROH DI SEKITAR MADINAH
Datang di Madinah dan tidak ziaroh di berbagai lokasi yang erat hubungannya dengan sejarah awal perkembangan Islam rasanya kurang lengkap. Bagi kami, ziaroh di sekitar Madinah tidak hanya berarti jalan-jalan saja tetapi mempunyai makna yang lebih dalam dari itu.
Kegiatan ziaroh ini juga mempunyai makna religius karena dalam kesempatan tersebut kami menyaksikan dengan mata kepala sendiri tempat-tempat yang barangkali selama ini hanya kita dengar di pengajian atau ceritera saja. Bagi kami, menyaksikan tempat-tempat bersejarah tersebut menjadikan bertambahnya keimanan dan penghayatan tentang agama Islam dan sejarah perjuangan Rosulalloh SAW bersama-sama sahabatnya dalam rangka mempertahankan agama Islam ketika berada di Madinah.
Ketika di Madinah, biasanya maktab akan mengorganisasikan dua kali ziaroh, yaitu: (1) ziaroh obyek-obyek di sekitar masjid Nabawi dan (2) ziaroh obyek-obyek di sekitar Madinah. Kedua ziaroh yang dilakukan oleh maktab tersebut sifatnya gratis, sebagai servis (layanan tambahan) dari maktab kepada jama’ah calon haji (JCH).
Berikut ini disampaikan sejumlah tempat yang dikunjungi dalam rangka ziaroh di sekitar Madinah dan masing-masing tujuannya.
(1) Ziaroh obyek-obyek di sekitar masjid masjid Nabawi:
Dalam ziaroh ini, target utama yang dikunjungi biasanya tiga tempat, yaitu: (a) Roudhoh, (b) Makam Rosulalloh SAW, dan (c) Kuburan Baqi’.Lokasi Roudhoh dan makam Rosulalloh SAW ada di dalam masjid Nabawi dan berdekatan.Mengenai Roudhoh – sudah kami buatkan uraian lebih detil di postingan sebelumnya.
Lokasi makam Rosulalloh SAW berdekatan dengan lokasi Roudhoh. Yang perlu diperhatikan ketika ziaroh ke makam Rosulalloh SAW adalah jangan sampai melakukan tindakan-tindakan yang bersifat syirik atau yang mengarah pada pengkultusan diri Rosulalloh SAW karena hal ini menyalahi aturan-aturan agama Islam.
Kuburan Baqi’ adalah lokasi dimana orang-orang yang meninggal di Madinah dan disholati di Masjid Nabawi – akan dikuburkan. Yang berbeda dengan umumnya kuburan di Indonesia adalah tidak adanya gundukan tanah yang mengindikasikan bahwa di bawahnya ada mayit yang dikubur. Kuburan di Baqi’ terlihat sebagai hamparan tanah lapang – rata yang kosong. Tidak ada tanda-tanda, yang berupa patok kayu/besi atau pohon-pohon sebagai petunjuk bahwa lokasi tersebut adalah liang lahat.
Lokasi kuburan Baqi’ ada di sebelah sisi kiri dari pengimaman, jika kita berdiri menghadap ke pengimaman. Dalam prakteknya, kita biasanya di bawa ke lokasi Roudhoh, dilanjutkan dengan ziaroh ke makam Rosulalloh, dan keluar ke pintu disisi kiri pengimaman dan langsung menuju ke kuburan Baqi’. Perempuan tidak diperbolehkan ziaroh ke kuburan Baqi’, jadi hanya menonton di luar pagar pekuburan saja. Yang dilakukan di kuburan Baqi’ bagi laki-laki ya… ziaroh kubur! Tidak ada kefadholan khusus yang didapat selain kefadholan ziaroh kubur.
(2) Ziaroh di sekitar Madinah
Dalam ziaroh ini, biasanya yang dikunjungi adalah: (a) Masjid Quba’, (b) Masjid Qiblatain, (c) Gunung Uhud dan lokasi Makam Syuhada dalam Perang Uhud, (d) Lokasi Perang Khondaq dan Masjid Tujuh, dan (e) Lokasi Kebun Kurma. Semua itu dikunjungi dari sekitar pk. 07.30 pagi hingga pk. 10.30 (memastikan agar tidak tertinggal sholat Dhuhur), sehingga memang sedikit sekali waktu yang dialokasikan untuk masing-masing tempatnya.
Kalau ingin lebih santai, lebih baik mengatur sendiri ziaroh ke berbagai lokasi tersebut, dengan catatan harus mengeluarkan uang transport sendiri. Di sekitar masjid Nabawi, banyak angkutan (kendaraan) yang siap melayani ziaroh ke berbagai tempat-tempat tersebut dengan biaya antara SR. 10-15 per orang. Sebelum berangkat, pastikan betul apa yang anda dapat dengan harga yang disepakati shg tidak perlu ada perdebatan nantinya tentang harga dan apa yang didapat dalam ziaroh nantinya.
(a) Masjid Baqi’ – di lokasi ini dulunya merupakan “masjid” yang pertama kali di buat oleh Rosulalloh ketika berhijrah ke Madinah. Sekarang ini di lokasi tersebut berdiri masjid Quba’ yang megah. InsyaAlloh, seingat saya kefadholan khusus tentang sholat sunnah 2 rokaat di masjid Quba’ menyamai pahala umroh sehingga peziaroh melakukan sholat sunnah dua rokaat ketika datang ke masjid ini. Saran bagi CJH jika masuk ke masjid Quba’ dari satu sisi supaya keluarnya juga dari sisi yang sama dengan tempat JCH masuk, agar tidak tersesat dan bingung mencari posisi parkir bus yang ditumpangi ketika datang.
(b) Masjid Qiblatain – menurut informasi, dahulunya arah qiblat adalah ke masjidil Aqsho di Palestina. Di masjid ini konon ketika Rosulalloh SAW sedang sholat dengan kiblat ke masjid al-Aqsho, di tengah-tengah sholatnya oleh Alloh diturunkan perintah untuk mengubah arah kiblatnya ke Ka’bah di Masjidil Harom. Sehingga di dalam satu sholatan terdapat dua kiblat, yaitu awalnya berqiblat ke al-Aqsho dan akhirnya ke Masjidil Harom. Berawal dari peristiwa inilah, maka diberi nama masjid Qiblatain. Tidak ada amalan khusus dengan kefadholan tertentu di masjid ini, kecuali sholat sunnah 2 rokaat (tahiyatul masjid). Supaya tidak hilang, usahakan antara masuk dan keluar masjid supaya menggunakan pintu atau sisi yang sama dan ingat baik-baik posisi parkir busnya.
(c) Gunung Uhud dan Makam Syuhada. Gunung Uhud merupakan lokasi terjadinya perang Uhud, dimana sejumlah syuhada terbunuh dan dimakamkan di lokasi yang sama. Jika ziaroh ke lokasi ini, ada satu bukit yang banyak dinaiki oleh peziaroh – ini adalah bukit khunain, dimana para pemanah Muslim seharusnya bertahan pada saat perang Uhud. Yang perlu diingat adalah tidak ada kefadholan khusus yang akan kita dapatkan dengan menaiki ke puncak bukit khunain. Dengan melihat sendiri lokasi ini, kita bisa membayangkan bagaimana strategi perang yang awalnya sangat bagus dari Rosulalloh SAW berubah menjadi pukulan kekalahan bagi kaum muslimin karena ketidak-taatan terhadap perintah yang diberikan. Selain itu kita juga bisa membayangkan berapa besarnya, ketika mendengar dalil-dalil yang menyebut gunung Uhud sebagai ukuran (misalnya: pahala sebesar gunung Uhud atau bengkaknya sebesar gunung Uhud).
(d) Lokasi Perang Khondaq dan Masjid tujuh. Bekas-bekas parit yang digali dalam perang Khondaq sudah sulit ditemukan, tetapi tempat berdirinya tenda dimana para syahabat Nabi SAW berjaga dalam perang tersebut diabadikan dalam bentuk tujuh banguna kecil yang dikenal sebagai masjid Tujuh. Jangan membayangkan masjid megah sebanyak 7 bangunan. Namun demikian, dslam tahun 2010, di tengah lokasi tersebut telah berdiri satu masjid megah sebagai tempat sholat bagi JCH yang memerlukan.
(e) Kebun Kurma. Lokasi ini tidak ada hubungannya dengan sejarah Islam, melainkan hanya tujuan wisata saja bagi JCH. Meskipun di sini dijual kurma, lebih baik membelinya di Madinah Date Company yang ada di dekat masjid Nabawi.
Dekikian sedikit uraian tentang kegiatan ziaroh di sekitar Madinah, moga-moga Alloh SWT paring manfaat dan barokah dan semoga informasi ini ada manfaatnya. Next: Entry # 13 – Madinatu al-Munawaroh – Day 6: Gunung Magnet – Defying the Earth Gravity (Madinatu al-Munawaroh, 18 Oktober 2010).
MADINATU AL-MUNAWAROH – DAY 6: GUNUNG MAGNET – DEFYING THE EARTH GRAVITY
Salah satu obyek ziaroh yang menarik untuk disampaikan dalam postingan ini dan kalau ada kesempatan, dikunjungi oleh jama’ah calon haji (JCH) yang datang ke Madinah adalah Jabal Baidho’ (Gunung Putih). Berdasarkan namanya, barangkali jita membayangkan pegunungan kapur dengan didominasi warna putih.
Kenyataannya… ya seperti halnya gunung-gunung yang ada di Madinah khususnya atau di Saudi umumnya, terdiri atas batu yang berwarna keabu-abuan. Kamipun bertanya pada penunjuk jalan yang menyertai perjalanan: “Darimana nama Jabal Baidho’ berasal, kalau warna gunungnya sebetulnya sama dengan yang lain?” Sungguh sayang, kamipun tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan sehingga tidak ada poinnya menjelaskan asal-usul namanya di postingan ini.
Berdasarkan apa yang kita lihat, lokasi Jabal Baidho’ lebih merupakan tempat rekreasi yang sedang dibangun. Tempat ini merupakan akhir dari jalan raya (dead end) yang mengarah ke lokasi. Lokasinya merupakan padang terbuka yang dikelilingi gunung batu. Saat ini sedang dalam proses penghijauan sehingga dalam lima tahun lagi, ketika pepohonannya cukup rindang, mungkin akan menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Meskipun masih dalam kondisi gersang, menurut ukuran Indonesia, pada hari-hari libur – lokasi ini banyak dikunjungi oleh warga di sekitar Madinah yang berekreasi. Terutama, anak-anak dan remaja yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat rekreasi.
Kalau info tentang Jabal Baidho’ terkesan kurang menarik untuk dibaca, well… sebetulnya yang menarik bagi orang yang curious adalah sesuatu yang ada dan terjadi sebelum mencapai lokasi Jabal Baidho’. Meskipun seringkali peziaroh yang datang tidak mengerti pada apa yang dijelaskan atau didemonstrasikan oleh pengendara (driver) bus atau kendaraan yang membawa peziaroh. Guide yang dibawa pun seringkali juga tidak berhasil menginformasikan pada peziaroh tentang apa yang terjadi, sehingga banyak yang baru sadar apa yang telah terjadi ketika sudah dilokasi Jabal Baidho’ ata bahkan tidak sadar sama sekali terhadap apa yang terjadi.
Secara kronologis, yang biasanya terjadi di lokasi, kurang lebih 2-3 km menjelang Jabal Baidho’ adalah sebagai berikut:
(1) Peziaroh datang dari arah Mekah – menuju Jabal Baidho’ dengan bus atau kendaraan yang lebih kecil.
(2) Pada lokasi yang menurut pandangan mata kita menurun ke arah Jabal Baidho’ (sekitar 2-3 kn menjelang lokasi Jabal Baidho’, bus atau kendaraan yang kita tumpangi akan berhenti ( mungkin juga sudah ada beberapa bus atau kendaraan lain di lokasi sebelum kedatangan kita). Yang seharusnya kita lakukan sebetulnya adalah turun dari bus menyaksikannya dari luar kendaraan.
(3) Jika lokasi ternyata sepi atau setelah mendapat giliran, driver bus atau kendaraan yang kita tumpangi akan memposisikan kendaraannya di badang jalan, pas di cekungan terdalam/terbawah dari jalan yang menurun tersebut.
(4) Driver akan memposisikan perseneling kendaraan pada posisi NETRAL dan menunggu apa yang akan terjadi berikutnya.
(5) Tidak lama setelah menunggu, ternyata bus mulai berjalan mundur – mendaki menuju ke arah Madinah dengan sendirinya tanpa bantuan mesin. Seharusnya, karena posisi kopling netral dan kendaraan ada di posisi terendah dari jalan yang menurun maka secara logika dia akan stasioner/berhenti dan tidak maju mendaki ke arah Jabal Baidho’ atau mundur mendaki ke arah Madinah.
(6) Peristiwa itu diulang kembali, dua atau tiga kali dan hal yang sama kembali terjadi: kendaraan yang berhenti di lembah dengan posisi perseneling netral kembali berjalan mundur, pelan-pelan mendaki ke arah Madinah.
(7) Cara terbaik menyaksikan fenomena ini memang harus dari luar kendaraan, kalau dari dalam kendaraan mungkin kita tidak menyadari apa yang sedang terjadi.
(8) Menurut penjelasan dari guide perjalanan kita, hal tersebut terjadi akibat adanya medan magnet di lokasi tertentu tersebut. Medan magnet itulah yang menarik kendaraan yang persenelingnya dalam posisi netral, berjalan ke belakang, mendaki ke arah Madinah.
Berdasarkan adanya fenomena di lokasi tersebut maka Jabal Baidho’ seringkali lebih dikenal dengan nama Gunung Magnet.
Kami sendiri melihat dengan mata kepala kami, memang di lokasi tersebut terkesan sebagai jalan yang dari arah Madinah menurun dan ke arah Jabal Baidho’ mendaki. Walaupun dari pandangan mata kami, sudut kemiringan penurunan atau pendakiannya tidak terlalu besar tetapi terlihat nyata. Dari pandangan mata juga terlihat bahwa di titik tempat kendaraan berhenti merupakan titik terendah dari jalan yang menurun dan mendaki tersebut. Kendaraan yang berhenti di titik terendah dari cekungan tersebut memang bergerak mundur mendaki ke arah Madinah, seakan-akan ditarik oleh sebuah tenaga yang tidak terlihat. Sungguh sayang, kami tidak dapat menfilmkan demonstrasi fenomena di lokasi Gunung Magnet ini dengan baik.
Lepas dari apa penjelasan scientific-nya dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? apakah itu merupakan fenomena alam yang terkecualikan dari hukum Newton tentang gravitasi? atau hanya sekedar tipuan mata? Bukanlah menjadi soal! Yang jelas, lokasi Gunung Magnet atau Jabal Baidho’ sampai dengan musim haji tahun 2010 ini selalu menjadi obyek ziaroh yang didatangi oleh JCH dari seluruh dunia. Silakan buktikan sendiri dan cari penjelasan ilmiahnya ketika ada kesempatan untuk berkunjung ke Madinatu al-Munawaroh dalam kesempatan menunaikan ibadah haji atau aktivitas lainnya.
Moga-moga Alloh SWT paring manfaat dan barokah dan semoga informasi ini ada manfaatnya. Next: (Madinatu al-Munawaroh, 18 Oktober 2010).
MADINATU AL-MUNAWAROH – DAY 7: PASAR QURMA (MADINAH DATES COMPANY)
“Jika ingin membeli kurma, lebih baik membelinya di Madinah karena pilihannya lebih bervariasi dan harganya relatif lebih murah,” demikian yang dikatakan oleh teman-teman sesama jama’ah calon haji (JCH) dari Indonesia. Di berbagai sisi di sekitar masjid Nabawi memang djumpai sejumlah gerai cantik yang khusus menawarkan berbagai jenis kurma dengan kualitas yang baik dan harga yang standar.
Namun demikian, jika JCH ingin membeli kurma dan produk olahannya yang bervariasi dan dengan harga yang relatif murah, maka jawabannya adalah pergilah ke Madinah Date Company (MDC) yang lokasinya juga tidak jauh dari Masjid Nabawi. Pasar yang mayoritas menjual kurma dan produk olahan kurma tersebut dapat ditempuh dari masjid Nabawi dalam waktu 5 menit dengan berjalan kaki santai.
Jalan termudah menuju MDC dari masjid Nabawi adalah melewati pintu gerbang no. 6A, yang ada di pojok halaman masjid, dekat bangunan Pintu Parkir/Pintu Masuk WC Laki-laki No. 4. Kelur dari pintu gerbang tersebut – ambil lurus saja, nyebrang jalan raya (pertigaan) dan tetap ambil yang lurus dari arah masjid Nabawi. Kira-kira sekitar 500 m dari pintu gerbang, ambil jalan belok ke kiri – menyusuri tepian jalan layang. MDC posisinya ada di sebelah kanan anda – kira-kira 150 m dari belokan. Ada tulisan besar Madinah Dates Company di luar pasarnya.
Di pasar kurma ini, banyak kios-kios yang semuanya menjual kurma dan hasil olahannya. Kurma yang dijual sangat bervariasi penampakan, jenis, dan harganya. Kebetulan kami bukan ahli kurma, tetapi melihat dari ketebalan daging buah dan legitnya rasa menurut opini kami yang awam ini adalah kurma yang bagus kualitasnya. Selain kurma, di sejumlah kios juga dapat ditemukan kismis, aprikot kering (favorit kami), aneka kacang-kacangan, dan aneka produk coklat atau permen yang dijual dengan harga relatif kompetitif.
Harga jual kurma berkisar antara SR. 10 sd. SR. 25 per kg untuk kurma reguler. Sebagai perbandingan, kualitas kurma dengan harga SR. 10 di Madinah kira-kira setara dengan yang harga jualnya Rp. 80.000 per kilo di Pasar Anyar, Bogor. Sedangkan untuk kurma Ajwa (kurma Nabi), harganya minimal SR. 50-60 per kg. JCH disarankan memperhatikan bagaimana cara penjualnya menimbang dan pastikan bahwa timbangannya pas (kalau 1 kg, ya pas satu kilogram), karena walaupun di tanah harom – ada juga penjual yang nakal dengan mengurangi timbangan (entah sengaja atau tidak, wallohu a’lam).
Sebagaimana di pasar lainnya, harga yang ditawarkan oleh penjual bukan harga pas. Artinya pembeli masih bisa menawar harga beli terakhirnya. Berapa harga finalnya tergantung pada kepintaran pembeli dalam bernegosiasi.
Meskipun dalam ziaroh, salah satu tujuannya adalah kebun kurma atau gudang kurma di sekitar Madinah, tidak disarankan untuk membeli di lokasi tersebut. Hal ini karena waktu kunjungan yang terbatas, harga yang mungkin tidak kompetitif, ramai orang yang memadati tempat penjualan yang sempit, dan produk kurmanya kurang higienis menurut kesan kami (akibat debu dan faktor lain).
Bagi JCH yang datang ke Madinah baru kemudian ke Mekah, kami menyarankan untuk membeli kurma sebagai oleh-oleh secukupnya selagi ada di Madinah. Jangan menunda membelinya di Mekkah. Biasanya JCH yang tidak mau membeli kurma di Madinah dan menundanya sampai di Mekah akan menyesal karena tidak mendapatkan kualitas dan harga kurma yang sebaik seperti di Madinah. Sebaliknya, bagi JCH yang ke Mekah lebih dahulu baru ke Madinah, jangan membeli kurma di Mekah tetapi tunda pembelian kurmanya hingga kalau sudah di Madinah.
Bagi JCH yang tidak mau direpotkan dengan barang bawaan yang berat, banyak jasa pengiriman barang (cargo) yang memberikan servis door to door, dari hotel di Madinah sampai di berbagai alamat tujuan di Jawa/luar Jawa. Harga cargo lewat laut berkisar antara SR. 9 – 12 per kg dan minimal 20 kg per satu alamat tujuan. Sedangkan cargo udara minimal SR. 20 – 25 per kg. Dalam prakteknya, beberapa JCH bergabung, menggunakan satu alamat tujuan dari salah satu anggota untuk mengirim barang bersama agar memenuhi kuota. Nanti yang lain tinggal mengambil di alamat tersebut. Perlu antara 10-12 hari untuk cargo yang dikirim lewat laut atau 2-3 hari lewat udara. Cargo tersebut juga melayani pengiriman air zam-zam ke Indonesia lewat laut dengan harga pengiriman SR. 9-12 per liternya. Air zam-zamnya dapat diambil sendiri dari masjid Nabawi, gratis … tis… tis … tis dan dijamin asli kalau diambil sendiri dari container yang ada di dalam masjid Nabawi.
Jadi…, kalau anda punya kesempatan mampir ke Madinah atau sebagai JCH dan berada di Madinah, jangan lupa sempatkan mampir di pasar kurma – Madinah Date Company. Sempatkan untuk membeli kurma sesuai selera, sebanyak yang diperlukan, dan sesuai dengan budget keuangan anda, baik untuk oleh-oleh atau keperluan konsumsi sendiri. InsyaAlloh tidak akan menyesal membeli kurma dari MDC.
Moga-moga Alloh SWT paring manfaat dan barokah dan semoga informasi ini ada manfaatnya.(Madinatu al-Munawaroh, 19 Oktober 2010).
Oleh: Pak Dar
Bersambung…