Nganjuk (10/12). Rasulullah SAW memberikan banyak hadits mengenai keutamaan menikah. Meskipun menikah adalah ibadah sunnah, namun ibadah tersebut dapat menjadi sarana untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang lebih baik.
Persoalannya, generasi muda saat ini sering menghindari pernikahan dengan berbagai alasan. Ataupun bila ingin menikah didahului dengan perbuatan yang melanggar nilai-nilai agama dan budaya, seperti pergaulan bebas.
Fenomena tersebut mendorong para ulama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur menghelat acara “Pendidikan Persiapan Menikah” pada Jumat (6/12/2024) yang diikuti 130 peserta.
Pengurus Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Ust. Najib Buhdini mengungkapkan, kegiatan pembekalan tersebut digelar agar generasi muda memiliki bekal pengetahuan dan wawasan mengenai pernikahan. Agar mereka memiliki pandangan atau referensi menjalani kehidupan berumah tangga.
“Yang jelas harapan kami para pengurus, agar generasi penerus bangsa ini bisa pandai di dalam memilih jodoh yang baik dan benar. Sehingga di dalam menjalani rumah tangga nantinya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu bisa memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warohmah,” ucap Najib.
Dalam kesempatan itu, Ponpes Al Ubaidah mengundang Guru Ponpes Millenium Alfiena, Lengkong, Ust. Adjie Royan. Ia menerangkan, dalam pernikahan yang harus diperhatikan adalah memahami niat dalam menikah. Pertama, menikah harus diniati ibadah. Kedua, menikah adalah menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Ketiga, menjaga agamanya agar tidak terjadi pelanggaran haq, “Keempat, mendapat pasangan agar memudahkan masuk surga. Dan kelima, mempunyai anak yang sholih-sholihah agar mendapat jariyah,” paparnya.
Senada dengan Ust. Adjie Royan, Ust. Rudi Hadi Wijaya menjelaskan kemandirian yang harus dimiliki dalam keluarga. Dalam pandangannya, remaja laki-laki harus memahami setelah berkeluarga, mereka memiliki kewajiban untuk meramut, membiayai, memberi nafkah untuk anak-istri. Dengan demikian remaja laki-laki harus memiliki bekal kemandirian yang baik, usaha tidak lagi mengandalkan orang tua, tapi justru bisa meringankan beban orang tua.
“Belajar mujhid muzhid, rajin dan tekun dalam bekerja, tidak bermalas-malasan. Sedari dini membiasakan menabung. Membiasakan tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan kepada dirinya, dalam hal apa saja baik urusan pekerjaan atau yang lainnya” ujarnya.
Remaja perempuan sebagai calon ibu juga harus berusaha melatih kemandirian sejak dini. Khususnya kemandirian di dalam rumah, seperti memasak, cara menyajikan masakan, membereskan atau menata rumah, membiasakan mujhid muzhid.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para generasi muda Ponpes Al Ubaidah, tenaga pendidik Ponpes Al Ubaidah dan tenaga pendidik Ponpes Millenium Alfiena. Dengan diselenggarakannya acara tersebut, peserta diharapkan dapat memilih pasangan yang memiliki kepahaman agama yang kuat. Agar mampu mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah.
Alhamdulillah.
Pembekalan remana usia nikah agar kedua belah pihak bisa sama-sama memahami ilmu berumahtangga.
Semoga barokah
Semoga bisa menjadi bekal utk mewujudkan keluarga yg sakinah mawadah wa rohmah