Musi Banyuasin (12/2). Ketua Pondok Pesantren Taufiqurrohman (PPTR) Musi Banyuasin (Muba), KH Daud Sobri, menghadiri sosialisasi program Santripreneur yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Muba, Sumatera Selatan. Acara yang berlangsung di halaman kantor Baznas Muba ini dibuka oleh Wakil Ketua I, Erwin Kesuma Wijaya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Baznas Muba, Muhammad Jaya, Wakil Ketua II Wardata, serta Wakil Ketua III M. Madali. Dalam pemaparannya, Erwin menjelaskan program kerja Baznas Muba 2025 yang mencakup berbagai bentuk bantuan sosial, seperti santunan bagi kaum dhuafa, program bedah rumah, biaya pendampingan berobat, penyediaan kursi roda bagi penyandang disabilitas, serta alat bantu dengar.
Ia juga menegaskan komitmen Baznas Muba dalam mewujudkan kemandirian pesantren melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis santri. Selain pemaparan program, Baznas Muba membuka sesi diskusi guna menampung masukan dan kritik konstruktif dari peserta.
KH Daud Sobri, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD LDII Muba, menyampaikan apresiasi atas upaya Baznas Muba dalam memberdayakan santri melalui program pelatihan dan bantuan ekonomi. “Beberapa waktu lalu, kami dari PPTR telah mengirimkan peserta untuk mengikuti pelatihan Thibbun Nabawi yang diselenggarakan Baznas, termasuk bantuan alat bekam. Alhamdulillah, saat ini para alumni pelatihan sudah bisa mempraktikkan keahliannya, bahkan menjadikannya sebagai sumber pendapatan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia berharap pesantren mendapatkan dukungan dalam pengembangan usaha peternakan kambing sebagai bagian dari upaya menciptakan kemandirian ekonomi berbasis pesantren. “Kami, insya Allah, mengajukan program beternak kambing sebagai langkah nyata dalam mendukung kemandirian santri,” pungkasnya.
Sebagai upaya memperluas manfaat Program Santri Preneur, Baznas Sumatera Selatan dapat mengembangkan model pemberdayaan santri berbasis ekonomi kreatif di tingkat provinsi. Langkah strategis yang dapat diimplementasikan meliputi pelatihan keterampilan berbasis pasar, seperti pelatihan digital marketing untuk produk-produk santri, workshop produksi dan pemasaran herbal Thibbun Nabawi, serta pelatihan usaha berbasis pertanian dan peternakan modern.
Selain itu, program ini juga mencakup pendanaan dan akses permodalan melalui skema hibah modal usaha bagi santri yang telah menyelesaikan pelatihan, serta kemitraan dengan koperasi syariah dan lembaga keuangan mikro.
Pendampingan usaha berkelanjutan turut menjadi bagian dari program ini, dengan menghadirkan mentoring dari pelaku usaha sukses di sektor yang relevan serta penguatan jejaring pemasaran melalui marketplace dan jaringan ritel halal.
Selain itu, program magang dan inkubasi bisnis juga akan diselenggarakan, di mana santri diberikan kesempatan magang di UMKM binaan Baznas serta penyediaan inkubator bisnis berbasis pesantren guna mendorong inovasi usaha.
Dengan program Santripreneur, diharapkan santri di seluruh Sumatera Selatan tidak hanya menjadi individu yang kuat dalam aspek keilmuan agama, tetapi juga mampu mandiri secara ekonomi serta berkontribusi bagi masyarakat luas. (Lines Muba).
Alhamdulillah..
Pesantren mencetak calon penusaha muda di Indonesia,,
Semoga barokah
Wow, LDII keren👍👍👍👍👍
Alhamdulillah