Tak satupun manusia di muka bumi ini memiliki sidik jari yang sama. Bahkan yang lahir dengan kembar identik sekalipun, memiliki pola sidik jari yang berbeda. Dengan kata lain, salah satu ciri identitas seseorang adalah ujung jarinya.
Mengutip dari How Stuff Works, sidik jari sudah terbentuk sejak kita dalam kandungan. Sidik jari itu juga berperan sangat penting untuk proses identifikasi seseorang, baik untuk dokumentasi seperti paspor, KTP hingga proses identifikasi pelaku kejahatan.
Penelusuran identifikasi sidik jari dimulai dari ahli anatomi asal Ceko, Purkinje yang menemukan kebenaran perbedaan sidik jari antara satu orang dengan yang lainnya pada 1823. Ia menemukan tiga jenis jari; berbentuk busur, sirkular, dan kotak. Garis-garis ini disebut komponen karena terdiri dari berbagai bentuk.
Pada 1858, seorang ilmuwan dari Inggris, William Herschel juga menunjukkan fakta bahwa sidik jari setiap orang berbeda. Hal tersebut menjadikan sidik jari sebagai ciri khas setiap individu.
Kaitan antara sidik jari dengan identifikasi seseorang tidak berhenti disitu saja. Pada tahun 1877, Dr. Henry Faulds menemukan cara untuk menempatkan bahwa bentuk sidik jari dari setiap jari akan tetap sepanjang hidupnya. Sidik jari tidak akan berubah, apapun yang terjadi. Hal itu juga ditunjukkan bahwa salah satu mumi yang dibalsem, sidik jarinya tetap bertahan dengan jelas.
Sir Francis Galton, ahli polymath asal Perancis juga membuktikan bahwa tidak ada dua orang yang memiliki garis-garis lentur yang sama. Dia juga menegaskan bahwa garis-garis lentur ini sudah terlihat pada jari bayi yang belum lahir, di dalam janin ibunya saat kehamilan antara 100-120 hari. Hal itu mengantarkan pada ilmu analisis sidik jari yang ditekuni para penyidik kasus hingga kini.
Kemudian pada 1893, seorang Komisaris Scotland Yard, Edward Henry menemukan cara yang sederhana untuk mengklasifikasi dan mengumpulkan sidik jari. Dia percaya bahwa sidik jari dari tiap jari dibagi menjadi delapan jenis utama.
Dia juga menilai 10 jari dari kedua tangan sebagai satu kesatuan dan cukup untuk menentukan kepribadian seseorang. Pada tahun yang sama, dilansir dalam British Encyclopedia sidik jari digunakan sebagai alat bukti yang kuat dalam departemen kepolisian di Scotland Yard. Sejak ditemukannya sidik jari, para peneliti telah mempelajari banyak orang dari berbagai ras dan tidak ada sidik jari yang sama setiap orang.
Suatu ketika, beberapa pelaku kriminal di kota Chicago, Amerika Serikat, yakin bahwa mereka dapat mengubah sidik jari mereka. Mereka menghilangkan kulit dari jari-jari mereka dan kemudian menggantinya dengan potongan-potongan daging yang baru, yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
Mereka kecewa saat melihat potongan daging yang menempel di tubuh telah tumbuh dan memiliki sidik jari yang sama. Selama 90 tahun sejak klasifikasi sidik jari telah dilakukan, tidak ada dua sidik jari yang sama.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sidik jari merupakan salah satu tanda bahwa Allah menempatkan rahasia dari ciptaan-Nya dan dapat dengan mudah mengenalinya. Sehingga, sidik jari adalah saksi yang paling nyata di dunia dan di akhirat.