Pemerintah mengeksekusi program Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 ditandai dengan pendanaan pada 305 riset dengan total anggaran Rp. 242.871.043.696. Tahun 2020-2024 pemerintah menargetkan bisa menghasilkan 49 produk penelitian.
“Mulai hari ini kita bisa mulai mengeksekusi Prioritas Riset Nasional.PRN mendorong sinergi dalam riset dan inovasi. Peneliti, perekayasa, dan dosen diharapkan tidak terjebak pada ego fungsionalnya masing-masing, tapi bisa bersama menghasilkan produk inovasi,” ujar Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro pada Jum’at (17/7).
Program PRN 2020-2024 mencakup bidang pangan, energi, kesehatan, obat, transportasi, produk rekayasan keteknikan, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, sosial humaniora, seni budaya dan pendidikan, dan lainnya (multi disiplin seperti kebencanaan, biodiversitas, stunting, dan lingkungan).
Secara rinci, bidang tersebut tergambarkan pada kegiatan riset meliputi bahan bakar nabati atau green fuel, drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) combatan (keperluan militer), garam industri (mengurangi ketergantungan impor garam untuk kebutuhan industri), pangan (padi, jagung dan sapi), baterai mobil listrik (baterai menjadi hal penting dalam produksi mobil listrik), satelite remote sensing (keperluan pertanian, cuaca dan untuk deteksi awal bencana), kesehatan (modern medicine dan stem cell sebagai solusi memberikan pelayanan yang labih baik pada pasien).
“Food packaging (promosi makanan daerah), kapal datar (solusi untuk perikanan, transportasi dan bisa dikerjakan dengan biaya lebih rendah dan waktu lebih cepat), sosial humaniora (mempersiapkan masyarakat agar adaptif dengan sudah datangnya revolusi industry 4.0), N219 amfibi (tahap mendapatkan sertifikasi sebagai upaya mengkoneksikan negara kita antar pulau, sehingga solusinya N219 dapat digunakan sebagai pesawat amfibi yang bisa mendarat di perairan tersebut),” jelas Bambang (FF/LINES).