Oleh: Tegar Chandra
“Pemuda-pemudi begitu banyak hal yang ingin dicapai di usia kami yang masih muda, kesuksesan dalam pendidikan dan bekerja selalu berputar di kepala. Ada yang mencapai dengan mudah dan ada juga dicapai dengan berdarah-darah (eheheh).”
Sabar dan menunggu itu berbeda sayang. Tetapi dalam aplikasinya kedua hal itu tidak bisa kita pisahkan. Karena sesungguhnya dengan sabar kita menjalani orbit yang sudah menunggu untuk kita jalani. Menunggu dengan sabar dari hasil atau amalan yang sudah kita kerjakan bukan berarti PASIF dan LEMPEM. Tetapi menunggu di sini adalah dengan D.U.I.T(Doa Usaha iman*yakin Tawakal : terinspirasi dengan seorang pemudi nun jauh di sana *N.S.V). Menunggu dengan tanpa kesabaran, tanpa iman (yakin), bahkan tanpa usaha tidak membedakan kita dengan anak kecil yang disuapi makan terus, bahkan sampai dia kenyang pun terus disuapi hingga makanannya habis. Padahal dalam proses makan itu kita selain mencari kenyang (heheheh) juga menikmati proses nya, merasakan lunak atau kerasnya lauk pauk, dan nasi, merasakan manis pedas, pahit rasanya. Tetapi ketika kita sudah tidak bisa mengambil atau menikmati proses dalam perjalanannya kita tidak mendapatkan apa-apa selain hasilnya dan itupun jika kita mendapatkan hasilnya. Buuuuuuuuuuu…!!
Menunggu dengan tanpa D.U.I.T juga tidak menjadikan kita proaktif, sigap,dan produktif, yang ada hanya hasil semu dari apa yang kita tunggu. Mengapa iman menjadi hal penting dalam proses menunggu dan bersabar?? Yah karena iman yang menjadi keyakinan adari usaha dan doa, lalu ilmu lah yang menjadi dasar dari semua pengamalan dan praktek, Alquran pun sudah menjelaskan keutamaan ilmu , mencari ilmu dan mengamalkan ilmu. Kalau ilmu dunia menurut survei nya dalam tri wulan mengalami perubahan perkembangan yang cepat, khususnya ilmu Teknologi Informasi, berbeda jauh dengan ilmu agama yang terus menerus merosot. Merosot di sini bukan dari kwalitas atau kandungannya. Ilmu agama adalah POLL POLL nya ilmu ,apa yang di kandung dari agama adalah ilmu sepanjang masa illa yaumil qiyyamah. Merosot disini adalah tingkat penguasaan dan pemahamannya itu sendiri. Padahal pada hakekatnya ilmu agama adalah ilmu yang membimbing, ilmu yang memperingati kita untuk menjalani dan menuju dunia dengan jalan yang benar, tentunya sesuai tuntunan yang murni.
Sebaik-baiknya pembelaan agama itu adalah dengan mengkaji, mempelajari, memahami dan Aplikasi nya di dunia nyata yaitu mengamalkannya dengan benar. Al ilmi ba’da amal (Ilmu dulu baru ngamal/praktek). oleh karena itu sebagai generasi muda kita harus terus menerus koreksi di awal, koreksi di tengah, koreksi di akhir apa yang telah kita amalkan, saling ingat mengingati apa yang sudah kita kerjakan sudah benar atau belum. Jika sudah benar kita bisa tambah yakin dan bersyukur tetapi jika salah kita segera bertobat , memperbaiki kesalahannya dan mengambil hikmahnya.
Tempatkan porsi sebagai warga negara yang muda, cerdas, proaktif dan berbudi luhur. Tetapi tetap kita adalah pemuda-pemudi yang mempunyai kefahaman agama, dimana kita tahu apa yang kita pelajari,kita fahami dan amalkan. Sekalipun dalam proses perjalannya kita tidak mencintai proses tersebut, maka bersabarlah. Ketika kita bersabar dalam menjalaninya, maka di akhirnya kita akan mendapatkan kesuksesan (AMIIIIN…!) dan hasil yang kita cintai, walapun hasil itu berbeda dari apa yang kita harapkan (ngomong apalagi nulis emang gampang siih tapi dalam prakteknya sama-sama susah…ehehe).
Mengikuti perkembangan juga bukan sesuatu hal yang buruk JIKA dilihat dari efisiensi dan fungsionalitas waktu yang di gunakan. Jika perkembangan menjadikan kita pemuda-pemudi yang malas dan pemimpi unggul (bukan pemimpin looh), lalu dimana keutamaan pemuda-pemudi yang berilmu, berakhlakul qarimah dan mandiri?! Perkembangan itu diikuti agar menjadikan kita sebagai pemuda-pemudi yang berwawasan luas, lugas tetapi tidak NGASAL. Menjadikan taat dan berilmu sebagai senjata massal kita untuk terjun dalam perkembangan yang begitu cepat. Menjadikan kita terjaga dari perkembangan-perkembangan yang sudah kita ketahui HAK & BATIL sesuai tuntunan. Tetap sabar dan yakin bahwa semua sudah ada yang merencanakan, tetapi bukan hanya menunggu jalannya. Jalan dan hasilny tetap kita cari dengan Doa Usaha iman dan Tawaqal.
Alhamdulillah jazakumullohu khioron