Jakarta (25/9). Hari Tani Nasional diperingati setiap tanggal 24 September. Tahun ini merupakan peringatan ke-63, untuk mengingatkan masyarakat atas perjuangan para petani Indonesia.
Dalam momentum tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kerja keras para petani dalam menjaga ketersediaan pasokan beras. Terlebih, saat ini di dalam negeri tengah dilanda fenomena iklim El Nino.
“Berkat kerja keras para petani, pasokan di pasar-pasar dan persediaan beras di gudang-gudang kita tetap cukup untuk menghadapi bulan-bulan yang kering. Terima kasih untuk petani-petani Indonesia,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir Antara, Minggu (24/9/2023).
Jokowi mengatakan berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, tengah menghadapi fenomena iklim El Nino yang berdampak pada ketersediaan air dan produktivitas pertanian.
Sementara itu, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto mengatakan, ketahanan pangan merupakan perjuangan tanpa akhir. Apalagi untuk mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045 nanti.
Menurutnya, setiap individu perlu ditopang tiga pilar ketahanan pangan yakni, ketersediaan, akses, dan kemanfaatannya. Ia menjelaskan hal itu di depan peserta Webinar Kedaulatan Pangan dan Gizi Cegah Stunting yang digelar DPP LDII di Jakarta, Sabtu (23/9).
Ia mengacu pada UU 18 tahun 2012, setiap individu warga Indonesia yang berjumlah 275 juta itu tidak boleh kelaparan, artinya hidup sehat aktif produktif. “Pemerintah perlu memastikan hal itu dalam mewujudkan Indonesia Emas,” ujar Andriko.
Menurutnya, pilar pertama ketersediaan pangan adalah bagaimana pemerintah mampu memproduksi pangan di dalam negeri sebanyak-banyaknya. Nantinya kelebihan produksi bisa digunakan untuk pengamanan ketersediaan cadangan makanan. “Ketersediaan itu akan membuat siklus hidup tenang, seperti punya tabungan,” kata Andriko.
Sementara, Ketua DPP LDII Rubiyo mengatakan, ketahan pangan dapat dimulai dari lingkup yang paling kecil yakni keluarga. “Ketahan pangan ataupun kedaulatan pangan tidak lepas dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga. Karena di rumah tangga itu bisa menggunakan metode urban farming sehingga kebutuhan pangan sehari-hari tercukupi,” ujar profesor riset tanaman pangan itu.
Rubiyo menambahkan, dengan adanya masyarakat mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, maka ketahan pangan nasional akan sangat mudah terwujud.
“Melihat fenomena pemanasan global saat ini luar biasa. Indonesia merupakan negara kepulauan, tentu sangat berbeda dengan Amerika, Australia dan lainnya. Maka pendekatan untuk ketahan pangan berbasis agrosistem yang ada,” papar Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.
Sebagai contoh, sambungnya, di daerah kering seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) mayoritas petani jagung, maka subsidi beras untuk pangan dari jagung itu. “Sehingga bisa terpenuhi kecukupan pangan sesusai kualitas yang diharapkan,” ujarnya.
Semoga segala upaya dan niat baik kita Alloh paring aman lancar manfaat dan barokah utk menunjang kelancaran ibadah dan maisyah.
Semoga LDII tetap jaya Segala upadayanya allah nemberikan keamanan ,kelancaran, dan kebarokahan
Adakan pelatihan pangan mulai dari rumah
Alhamdulillah LDII jaya dan barokah
Mantap,lancar barokah
Semoga bermanfaat,lancar dan barokah
Syukur alhamdulillah
Ketahanan pangan harus menjadi perhatian kita, dengan jml rakyat 270 jt , perlu ketahanan pangan yg kuat
Mudah2an Alloh paring Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan. Bravo LDII!
Mantap,lancar barokah
Semoga perekonomian Indonesia tambah maju
Semoga para Petani Indonesia diparing Alloh sukses subur makmur… aamiin
Selalu mensyukuri makanan, jangan memubadzirkan makanan, Indonesia menuju zero food waste