Surabaya (16/3). DPP LDII mencanangkan gerakan sosial saat Ramadan dengan menyantuni anak yatim. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada level Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) atau provinsi dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Gerakan sosial tersebut juga dilaksanakan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso secara pribadi di Surabaya, pada Kamis (13/3). Ia menyalurkan santunan kepada 50 anak yatim piatu di Kantor Kelurahan Gunung Anyar, Surabaya. Ia didampingi Wakil Sekretaris DPP LDII Wahjoe Soetiono.
Gerakan ini mendapat apresiasi dari Lurah Gunung Anyar Julius Gunandar yang hadir pada acara sore itu. KH Chriswanto menyampaikan kegiatan tersebut merupakan bagian dari ibadah, terutama pada saat Ramadan, “Alhamdulillah pada tahun ini kami bisa kembali menyalurkan bantuan untuk anak yatim. Semuanya merupakan bentuk ibadah dan merupakan perintah Allah untuk menyantuni anak yatim,” ujarnya.
Kiai Chriswanto mengatakan, gerakan sosial ini juga diikuti di seluruh Indonesia. Santunan untuk anak yatim piatu juga diselenggarakan di pondok-pondok besar LDII, seperti di Ponpes Minhajurrosyidin di Jakarta Timur, Ponpes Wali Barokah di Kediri, hingga Kantor DPP LDII. ia berharap kontribusi ini bisa semakin meningkat, “Semoga ini memberi manfaat dan barokah, semoga Allah meringankan beban masyarakat untuk menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” kata Ketum DPP LDII.
Lurah Gunung Anyar Julius Gunandar memuji kegiatan yang diselenggarakan LDII. Menurutnya, untuk kesekian kalinya LDII peduli dan meringankan beban warga kota Surabaya. Julius mengatakan, gerakan sosial ini selaras dengan program Pemerintah Kota Surabaya yakni membangun Kampung Madani.
Ia berujar, pemerintah Kota Surabaya tidak bisa hanya mengandalkan anggaran daerah untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran, dan terutama anak yatim piatu, “Ini adalah kegiatan yang mulia kita peduli dengan kaum dhuafa dan anak yatim. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berkembang, warga-warga kami yang sejahtera bisa turut mendonasikan sebagian hartanya untuk membantu warga kami,” ujarnya.

Kampung Madani dapat diartikan sebagai kampung yang menjalankan roda kehidupan dan kemasyarakatan dengan mengedepankan prinsip gotong-royong, keswadayaan dan kemandirian ekonomi. Program ini mengoptimalkan peran zakat, infak, sedekah, dan pengelolaan wakaf untuk mendukung pembangunan secara multikultural berlandaskan Pancasila selaku nilai dan norma yang berlaku.
“Dengan semangat gotong royong mari membangun Kota Surabaya mengentaskan kemiskinan di wilayah kita. Jadi dengan adanya Kampung Madani, semua donasi-donasi dari warga yang sejahtera bisa membantu warga yang kurang mampu,” imbuhnya.
Untuk saat ini, di kelurahan Gunung Anyar terdapat dua wilayah yang berhasil membangun Kampung Madani yaitu RW 03 dan RW 04. Mereka bisa menyantuni warga-warganya yang dalam kondisi kurang mampu. Julius berharap di tahun 2025 ini, semua RW di Kelurahan Gunung Anyar berhasil membangun Kampung Madani.
“Seperti di RW 03 sudah ada kurang lebih 23 donatur yang memberi santunan rutin di wilayahnya yang tiap bulannya bisa tembus sampai 9 juta. Donasi tersebut untuk anak yatim, para lansia dan warga yang tidak berpenghasilan,” ujar Julius.
Dalam menyalurkan bantuan, DPP LDII kembali bekerja sama dengan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kelurahan Gunung Anyar dan Takmir Masjid Nurul Hikmah Gunung Anyar. Bantuan yang diberikan berupa paket sembako dan hingga uang Tunjangan Hari Raya (THR).