Oleh: Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.
Ternyata banyak yang belum tahu, fakta kehidupan yang begitu padu. Bisa jadi, umumnya, karena lupa. Ternyata banyak yang tidak perhatian, atas tanda kehidupan yang luas terbentang. Mungkin karena menganggap hal itu biasa saja. Tak ada yang menarik. Pertama, bila binatang-binatang di hutan kelelahan, saat penat memuncak, di tengah heningnya hutan yang meraja, mereka tak mencari pelarian, tak pula memaksa diri untuk terus bergerak. Mereka tahu bahwa mereka butuh berhenti istirahat. Ia adalah obat, bagian alami dari kehidupan yang mujarab. Dengan diam, membiarkan diri selaras dengan ritme alam, bersahabatkan hening yang mendalam, berserah pada alunan angin yang menenangkan, tubuh mereka kembali segar dan bugar. Kedua, kapan saja binatang di hutan mengalami luka, mereka pun mengobati diri mereka cukup dengan istirahat. Diam, menikmati suara hening angin, rehat total dan menikmati indahnya bumi berputar. Anehnya, tidak sedikit binatang-bintatang di hutan itu yang sembuh melalui langkah sederhana ini. Sebuah pesan simbolik sederhana dari alam yang terang-benderang dan sarat makna : istirahat adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Istirahat bukanlah kemalasan, melainkan sebuah bentuk penyembuhan yang sejati. Istirahat total dan kepasrahan yang sempurna.
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS Al-Qashash:72)
Jika pesan ini dipadukan dengan pengalaman manusia-manusia di belantara masa kini, pesan simbolik ini terlihat benar adanya. Cocok di sana, dan sesuai di sini. Banyak sekali sahabat-sahabat dengan masalah hidup yang rumit, penyakit-penyakit yang kronis dan luka jiwa yang sangat dalam bertebaran. Banyak jiwa yang rapuh, tubuh yang lelah, hati yang luka, bertabur putus asa hingga berpikir untuk mengakhiri hidup. Bahkan ada yang sudah mencoba bunuh diri berkali-kali. Melalui sinar mata mereka, lewat sorot mata yang penuh harap, bisa dilihat bahwa mereka tidak bisa dan tidak pernah istirahat dalam hidup ini. Bagaimana mau istirahat, kalaulah mereka tidak berjumpa dengan orang-orang yang melukai, mereka selalu berjumpa dengan mimpi buruk yang berisi marah dan dendam pada saat tidur. Sebagian bahkan bercerita kalau mereka tidak bisa tidur sama sekali. Ini semua menjadi masukan, betapa pentingnya belajar seni istirahat dalam kehidupan ini.
اَللّٰهُ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ
“Allah-lah yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya; (dan menjadikan) siang terang benderang. Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS Ghofir:61)
Dalam upaya memahami hakikat istirahat, mari belajar dari kisah para binatang yang mencoba mengikuti cara hidup yang bukan miliknya. Suatu ketika terlahirlah gagasan di antara penghuni rimba raya untuk mendirikan sekolah sebagaimana manusia. Tujuannya jelas untuk memberikan kompetensi yang dibutuhkan agar setiap satwa memiliki berbagai kemampuan sehingga bermanfaat untuk kelanjutan hidup dan bertahan dari berbagai ancaman. Mata kuliah memanjat diajarkan orang utan. Pelajaran lari dibimbing serigala. Kurikulum terbang dikoordinir oleh burung. Dan setelah sekian tahun lewat, apa yang terjadi? Sekolahnya tutup. Kenapa? Sebab yang bisa memanjat hanya family monyet, yang larinya kencang golongan serigala, yang bisa terbang hanya kelompok burung. Semuanya kembali kepada takdir awalnya, walau sudah berusaha keras meraihnya. Alam telah menetapkan kodratnya masing-masing.
Pesan dari kisah ini sederhana: mengetahui dan menerima hakikat diri adalah langkah pertama menuju keseimbangan dan istirahat yang sejati. Untuk bisa istirahat sepenuhnya dalam kehidupan sangat-sangat penting untuk menemukan ilmu “tahu diri”. Dan sebagai manusia kita harus tahu bagaimana tubuh kita dicipta oleh Sang Pencipta. Dalam manual tertulis bahwa istirahat yang sempurna dari seorang hamba jika dia bisa bangun malam di setiap kesunyian hutan malam yang hadir menyapa. Tidur tidak terus-terusan, tetapi ada pemisah diantaranya dengan sholat/bangun malam. Menikmati heningnya malam. Hidup tidak hanya bermodal keinginan-keinginan saja, tak pernah bisa bangun malam. Ia mudah membuat kehidupan jadi roboh. Bila tak ada keinginan sama sekali, itu namanya malas. Hidup yang hanya dipenuhi keinginan tanpa disiplin akan rapuh, sedangkan hidup yang tanpa keinginan adalah kelumpuhan. Keseimbanganlah yang membawa harmoni.
اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ ۩ تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Sajdah: 15-16)
عَنْ بِلاَلٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ” عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ ”
Dari Bilal sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Selalu menetapilah kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allâh, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan.” (HR At-Tirmidzi).
Keseimbangan dalam hidup bukanlah tentang lamanya tidur, melainkan kualitasnya. Tidur secukupnya, bangun malam untuk menyatu dalam ketenangan, lalu kembali beristirahat sejenak sebelum fajar menyingsing. Seperti keseimbangan dalam menaiki sepeda, kita hanya dapat menemukannya dengan terus bergerak maju, bertumbuh, dan memahami ritme kehidupan. Dan saat jiwa telah menemukan keseimbangan itu, ia akan mampu melihat segala sesuatu sebagai tarian keindahan dari Sang Pencipta, seperti heningnya hutan yang mengobati luka setiap makhluk di dalamnya.
عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ آخَى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَيْنَ سَلْمَانَ، وَأَبِي الدَّرْدَاءِ، فَزَارَ سَلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ، فَرَأَى أُمَّ الدَّرْدَاءِ مُتَبَذِّلَةً. فَقَالَ لَهَا مَا شَأْنُكِ قَالَتْ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ فِي الدُّنْيَا. فَجَاءَ أَبُو الدَّرْدَاءِ، فَصَنَعَ لَهُ طَعَامًا. فَقَالَ كُلْ. قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ. قَالَ مَا أَنَا بِآكِلٍ حَتَّى تَأْكُلَ. قَالَ فَأَكَلَ. فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُومُ. قَالَ نَمْ. فَنَامَ، ثُمَّ ذَهَبَ يَقُومُ. فَقَالَ نَمْ. فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ قَالَ سَلْمَانُ قُمِ الآنَ. فَصَلَّيَا، فَقَالَ لَهُ سَلْمَانُ إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ. فَأَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم “ صَدَقَ سَلْمَانُ
Dari Aun bin Abi Juhaifah dari Bapaknya, dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Tatkala Salman bertandang (ziarah) ke rumah Abu Darda’, ia melihat Ummu Darda’ (istri Abu Darda’) dalam keadaan mengenakan pakaian yang serba kusut. Salman pun bertanya padanya, “Mengapa keadaan kamu seperti itu?” Wanita itu menjawab, “Saudaramu Abu Darda’ sudah tidak mempunyai hajat lagi pada keduniaan.” Kemudian Abu Darda’ datang dan ia membuatkan makanan untuk Salman. Setelah selesai Abu Darda’ berkata kepada Salman, “Makanlah, karena saya sedang berpuasa.” Salman menjawab, “Saya tidak akan makan sebelum engkau pun makan.” Maka Abu Darda’ pun makan. Pada malam harinya, Abu Darda’ bangun untuk mengerjakan shalat malam. Salman pun berkata padanya, “Tidurlah.” Abu Darda’ pun tidur kembali. Ketika Abu Darda’ bangun hendak mengerjakan shalat malam, Salman lagi berkata padanya, “Tidurlah!” Hingga pada akhir malam, Salman berkata, “Bangunlah.” Lalu mereka shalat bersama-sama. Setelah itu, Salman berkata kepadanya, “Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka penuhilah masing-masing hak tersebut.” Kemudian Abu Darda’ mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menceritakan apa yang baru saja terjadi. Beliau lantas bersabda, “Salman itu benar.” (HR. Al-Bukhari).
Dan titik istirahat yang mendekati sempurna bisa ditemukan kalau seseorang belajar menemukan keseimbangan dalam kehidupannya. Istirahat tidak ditentukan oleh kuantitas lamanya tidur, tetapi lebih kepada kualitas bagaimana ia tidur. Tidur semenjana, bangun sholat malam, kemudian tidur sejenak dan bangun ketika shubuh tiba. Sebagaimana keseimbangan menaiki sepeda, titik keseimbangan lebih mungkin ditemukan kalau seseorang terus menerus berlatih untuk bertumbuh ke depan. Dan ciri jiwa yang sudah bisa istirahat itu sederhana, yaitu bisa melihat semuanya sebagai tarian kesempurnaan yang indah dari Sang Pencipta, laksana keheningan hutan yang dapat menyembuhkan setiap penyakit satwa. Allahu Akbar.
Alhamdulillah Jazakallaahu Khoiro. Semoga kita bisa membiasakan bangun malam seperti yang dikisahkan dalam tulisan di atas. Kuncinya satu, niat dan tekad yang kuat utk melakukan itu. Insyaallah otomatis bangun setiap sepertiga malam walaupun tanpa alarm. Monggo dicoba.
Alhamdulillah jazakhaullohu khoiro 🙏🙏
Alhamdulillah solat malam sdh bisa saya kerjakan secara rutin..
Khususnya kerja liver yang hanya jam 23.00 sampai jam 01.00 bekerjanya🤩
Mantap, mari di praktek kan supaya dapat pahala dll