Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Seri Keluarga Bahagia 14

2009/12/16
in Nasehat
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Setelah menjejakkan 14 langkah, maka pada episode ini, rasanya saya ingin menyudahi rangkaian tulisan ini. Namun perlu diketahui, ini bukan harga mati. Kalau ada waktu, bahan, masukan dan hal yang perlu diketengahkan lagi, fainsya Allah akan berlanjut. Sebenarnya masih banyak yang bisa ditulis. Namun sebagai bagian dari pembelajaran itu sendiri, sikap instrospeksi dan rasa mutawari, saya memilih untuk jeda, rehat sejenak sembari banyak mendengar lagi dan mengamati diri sendiri serta memperhatikan lingkungan sekitar. Ngaji dan ngaji lagi. Jangan sampai kaburo maqtan dan seperti lilin – lilin kecil, menerangi tetapi membakar diri sendiri. Nggak mau kan? Nah, pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan pokok permasalahan, yaitu bagaimana memperoleh kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan adalah kondisi tanpa syarat. Artinya ketika banyak syarat yang dijadikan ukuran, maka akan semakin susah untuk mengejarnya. Misal, saya akan bahagia jika saya sudah punya rumah. Saya akan bahagia jika saya sudah punya anak. Saya akan bahagia jika saya sudah punya mobil, handpone, laptop, punya ini, punya itu, begini, begitu, dsb. Itu semua hanya penyekat, seperti jaring laba – laba. Kelihatannya bermanfaat, tapi sebenarnya hanya mengejar kesenangan dan kebahagiaan sesaat. Semu. Senang dan bahagia ketika meraihnya saja. Setelah itu berangsur hilang dan beralih ke yang lain. Terus dan terus begitu. Alih – alih memperoleh, justru kebahagian sejati malah menjauh. Entah kemana, seperti ikan yang mencari samudra.

“Dimanakah letak samudra, aku telah mencarinya kemana – mana, tapi tak kutemukan juga?,” katanya.
Temannya yang bijak menjawab, “Samudra adalah tempat engkau berenang sekarang ini.”
“Ah, bukan, ini hanya air saja,” sergahnya.

Nah, salah menilai, salah mengapresiasi, salah menerima akan menghilangkan makna yang sebenarnya. Samudra memang terdiri dari air juga. Dan memang susah untuk membedakannya bagi orang yang tinggal di dalamnya. Sebab ke mana – mana memang ketemu dengan air saja. Demikian juga dengan kebahagiaan. Ia ada bersama kita sejak lahir ke dunia. Sayang, jarang yang menyadarinya. Serupa dengan firman Allah: Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS Lukman : 25)

Mulai sekarang katakanlah, bahwa saya akan merasa bahagia saat ini juga. Kondisi apa saja. Apa pun yang terjadi pada saya adalah yang terbaik yang diberikan Allah pada saya. Kalau berupa nikmat – syukur. Kalau berupa mushibah – istirja. Kalau berupa cobaan – sabar. Dan jika berupa kesalahan – bertaubat. Nah, empat maqodirullah inilah sebenarnya kesadaran setiap saat dan pintu gerbang kebahagian sepanjang waktu. Pemahaman yang benar dan tepat akan maqodirullah, yang sering disampaikan setiap waktu oleh para penyampai, adalah kunci utama kebahagiaan yang sebenarnya. Ia bukan pajangan penghias nasehat, tetapi bagian paling penting dalam mengarungi kehidupan dengan berlimpah kebahagiaan. Bukankah yang dicari bahagia dunia dan akhirat?

Rasulullah SAW bersabda; “Aku heran terhadap orang iman, tiada Allah memutuskan suatu perkara kecuali ia baik baginya.” (Rowahu Abu Ya’la dari Anas bin Malik.

Satu lagi yang menjadi inti, yaitu hati. Untuk itu peliharalah hati (perasaan dan pikiran). Karena padanyalah sumber utamanya. Ketika hati bisa mengerti, sabar dan pasrah, dalam menerima setiap kejadian dalam hidup ini, maka itulah puncak kebahagiaan. Baik dalam kondisi kaya maupun miskin. Nrimo ing pandum. Apa yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah yang terbaik. Best of the best.  Apakah ada yang menandingi ketika hati sudah ridho dengan apa yang menjadi hukum Allah dan Rasul? Tiada lain adalah kesyukuran kepada Yang Maha Hidup. Setidaknya kita masih diberi waktu.

Hadirlkanlah pemahaman ini di ruang keluarga. Mulailah bicara dari hati ke hati. Dari sekarang bukalah mata, buka telinga dan menata hati. Apa – apa yang kita punya adalah anugrah yang luar biasa. Dan renungkanlah: bahwa kesempuranaan kita, sebagai manusia, terletak pada ketidaksempurnaannya. Tak ada manusia sempurna. Sebab yang sempurna hanyalah Allah Yang Maha Kuasa semata. Lain tidak.

Allah berfirman : Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS al-Baqoroh 285)

Dengan Kuasanya Allah, mari kita rintis kembali jalan menuju bahagia dunia akhirat melalui keluarga yang bahagia, sakinah mawaddah warohmah.Amin…

Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Angka DH on Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
  • Dimitri on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • ahmad shobirin on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

16
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

June 1, 2025
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa June 1, 2025
  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.