Fakfak (12/2). Pengurus DPW LDII Papua Barat menjalin silaturrahim dengan beberapa tokoh muslim di Papua Barat. Silaturrahim diisi dengan diskusi ringan tentang masuknya Islam di Papua dan mendiskusikan permasalahan umat.
“Silaturrahim ini mendapat respon positif dalam membangun keumatan bersama di masa depan. Generasi penerus bangsa perlu diberi edukasi tentang pentingnya sejarah masuknya Islam di Papua sehingga tidak hilang ditelan zaman,” kata Ketua DPW LDII Papua Barat, Suroto pada Rabu (12/2).
Suroto mengatakan silaturrahim tersebut sebagai tindak lanjut usai pelaksanaan “Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua”. Seminar berlangsung di gedung Winter Tuare, Fakfak, yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat pada 11-13 Januari 2025.
Seminar ini menghasilkan kesepakatan bahwa Islam pertama kali masuk ke Papua pada 8 Agustus 1360. Penetapan ini didasarkan pada hasil kajian dan penelitian berbagai sumber, seperti peninggalan fisik, tradisi masyarakat, dan hubungan politik.
LDII Papua Barat menyikapi positif dan mendukung hasil seminar yang dituangkan dalam Surat MUI Papua Barat Nomer A-007/DRP.XXXIII/I/2025 tanggal 17 Rajab 1446 H/17 Januari 2025 H Tentang Agama Islam Masuk Pertama Kali di Tanah Papua, yakni di Kepulauan GAR Distrik Fuwagi Kabupaten Fakfak pada 24 Ramadan 761 H/8 Agustus 1360 M yang dibawa oleh Syekh Abdul Gaffar.
Untuk itu, lanjut Suroto, LDII menyatakan siap untuk menyosialisasikan dan mengedukasi serta memberikan apresiasi positif terhadap Ketua MUI Papua Barat dan jajarannya yang telah bekerjasama dengan Pemprov Papua Barat dan Pemda Kabupaten Fakfak. “Mereka telah bekerja keras dengan dedikasi yang luar biasa sehingga lahirlah keputusan sejarah yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat di Papua,” kata Suroto.
Ia menambahkan, dilaksanakannya seminar ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi umat Islam di Papua untuk memahami akar budaya mereka dan memperkuat ikatan sosial.
Pada kesempatan silaturrahim, pengurus LDII juga menyerahkan buku Pedoman Ibadah yang dikeluarkan DPP LDII sebagai dasar hukum pelaksanaan ibadah bagi warga LDII, yang disarikan berdasarkan hadist-hadist shahih, sekaligus pemberian majalah Nuansa Persada edisi Januari 2025 dan kalender 2025 kepada para tokoh.
Adapun beberapa tokoh muslim yang dikunjungi dalam rangka silaturrahim di antaranya Pj Ketua MUI Papua Barat, KH Akhmad Gunawan; Ketua Dewan Pertimbangan MUI Papua Barat dan Ketua PW Muhammadiyah Papua Barat, KH Mulyadi Djaya; Ketua PW Nahdlatul Ulama Papua Barat, KH Muchsin Rahakbauw; Ketua Baznas Papua Barat, Ketua Komisi Dakwah MUI Papua Barat dan Ketua PC NU Manokwari, KH Ali Mustofa; Ketua MUI Kabupaten Manokwari, KH Baharuddin Sabolla; Kepala UPT Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Manokwari, Abdul Safar Olong; dan Kepala Bimas Islam Kemenag Manokwari, Salem Madar.
alhamdulillah, semoga keberadaan dan keberadaban LDII dapat dirasakan manfaat dan barokahnya oleh siapapun
LDII berkarakter luhur
Membangun silaturahim berbagai komponen masyarakat menumbuhkan nilai nikai kebangsaan untuk Indonesia maju dalam NKRI
Alhamdulillah..
Semoga LDII Papua Barat semakin maju dan berdampak positif bagi masyarakat Papua Barat..
Semoga barokah
Alhamdulillah, aman, selamat, lancar, barokah
Aamiin…
Luar biasa, LDII sudah berkembang pesat, sampai Papua
LDII . OK… Di mana2 berkontribusi positif untuk bangsa Indonesia