Gunungkidul (11/10). DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menginisiasi gerakan ‘Sedekah Air Pakai Sampah’ sebagai tindakan antisipasi masalah sampah dan kekeringan akibat El Nino. Program tersebut dilaksanakan di Padukuhan Plasan, Kalurahan Watugajah, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY Yogyakarta pada Sabtu (7/10).
“Sedekah air ini akan menjadi amal jariah kita semua yang turut andil beramal saleh. Kedua, sedekah air ini sudah melalui proses panjang pemilahan sampah. Sampah pun akhirnya menjadi uang dan bisa untuk sedekah, bahkan alat bayar,” kata Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin mengatakan.
Gerakan itu dimulai dengan penyaluran sedekah hasil pemilahan sampah yang diwujudkan dengan tiga tangki air bersih dan sarana prasarana pendukungnya seperti pompa air dan pipa penyambung. Air bersih tersebut selanjutnya dialirkan melalui sambungan pipa air sepanjang dua kilometer dari sumber mata air.
Selain itu juga diupayakan pemasangan instalasi permanen air hujan (IPAH) pada kompleks rumah warga beratap lebar yang menyatu. Keseluruhan bantuan tersebut masih menunggu pengumpulan ‘Sedekah Sampah Akbar’ hingga akhir Oktober 2023.
Program itu awalnya inisiasi gerakan “Dari Sampah Jadi Jariah” di Ponpes Nur Aisyah, Pulokadang, Bantul pada awal 2022. Lalu berlanjut dengan peluncuran Kyai Peduli Sampah, Dai Program Kampung Iklim (Dai ProKlim), pembuatan Jugangan Ing Omah (Jugangin Om), dan Sedekah Sampah Akbar. Pengolahan sampah tersebut kini berkembang hingga mampu mencukupi kebutuhan makan para santri pondok pesantren.
Atus berharap agar pemilahan dan pengolahan sampah bisa terus berjalan di setiap rumah tangga. Sehingga terjadi perubahan pola pikir, budaya dan kebermanfaatan di masyarakat. “Berkat sampah yang terpilah, kita bisa memperoleh uang. Bulan lalu periksa kesehatan bisa bayar pakai sampah. Kini bantu air bisa pakai sampah. Ya minimal kita sudah tidak membayar uang bulanan sampah. Kita semakin bertanggung jawab dengan sampah kita masing-masing,” katanya.
Sementara itu, menurut warga Padukuhan Plasan sendiri, mereka merasa terbantu dengan program tersebut. Warga mengaku musim kemarau tahun ini begitu kering dan terik, serta lebih lama dari biasanya, sehingga sumber air bersih yang tersedia tidak mencukupi, “Kami mengucapkan terima kasih kepada LDII DIY yang telah memberikan bantuan air bersih kepada kami untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Ketua Takmir Masjid Nur Huda Sukimin yang hadir pada acara itu.
Sukimin menjelaskan bahwa kekeringan di kawasan Watugajah melanda setiap tahunnya setelah terjadinya gempa tahun 2006 silam. Sebelum terjadinya gempa, meskipun musim kemarau, ketersediaan air bersih di kawasan tersebut bisa tetap terjaga.
Karena itu melalui program “Sedekah Air Pakai Sampah” itu menurutnya bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu, juga diharapkan inovasi solutif atas kesulitan air bersih di musim kemarau. Sebagai tambahan, LDII DIY juga mengajak warga sekitar yang ingin bersedekah air dapat menyalurkannya melalui rekening BSI Jogja Keren Barokah dengan Nomor 722-1833-818 dengan nominal akhir agar ditambahkan angka 50.
Aman selamat lancar barokah
LDII emang mantap