Jakarta (18/4). Terdapat potensi perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri antara dua arus utama umat Islam di negeri ini. Melihat perbedaan pandangan tersebut, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menegaskan agama merupakan masalah keyakinan, dan menghormati perbedaan.
“Terutama terkait perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri, memang terdapat dua metode yakni wujudul hilal dan rukyatul hilal. Dengan demikian kita kembalikan kepada keyakinan masing-masing, dan jangan ada pihak yang mempertajam perbedaan tersebut. Semuanya harus bijak demi ukhuwah Islamiyah,” ujar KH Chriswanto Santoso
Menurut pandangan DPP LDII, perbedaan metode untuk menentukan 1 Ramadan maupun 1 Syawal merupakan hal yang biasa. Masing-masing umat ormas Islam berhak menentukan metode mana yang digunakan untuk menentukan hilal.
“Soal metode menentukan bulan baru, memang berbeda. Wujudul hilal itu menghitung atau hisab penanggalan. Namun rukyatul hilal pun sebenarnya tidak bisa meninggalkan hisab. Untuk menentukan, sebenarnya harus dihisab dulu. Tinggal keputusannya, berdasarkan hisab saja atau rukyah,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso saat media gathering bersama awak media di Kantor DPP LDII, Jakarta, pada Senin (17/4).
Ia menegaskan, ormas Islam dipersilakan menggunakan dua metode tersebut. Namun LDII dalam menentukan hilal lebih memilih menggunakan metode rukyatul hilal. “Dalam hal ini, LDII sejak dulu mengikuti pemerintah, karena berdasarkan kesamaan metode dalam menentukan bulan baru dengan rukyatul hilal,” tambahnya.
Apalagi, penggunaan metode hisab dan rukyat sama-sama dibenarkan dalam menentukan hilal. Untuk itu, meski LDII berkeyakinan menggunakan metode rukyatul hilal, tapi juga menghargai umat yang menggunakan metode hisab, “Dengan dasar itu, sikap LDII adalah menghargai yang menggunakan metode wujudul hilal dengan hisab sebab itu masalah keyakinan. LDII secara institusi berpegang pada rukyatul hilal,” tambahnya.
Jangankan hisab rukyat yang terdapat perbedaan, sambung KH Chriswanto, sama-sama menggunakan metode rukyat pun terdapat perbedaan. Perbedaan itu terdapat pada batas minimal derajat ketinggian hilal, “Kalau kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunai, Indonesia, Malaysia dan Singapura) batas minimalnya adalah di atas 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat. Kenapa ada ketentuan itu, karena bila di bawah 3 derajat hilal tidak akan terlihat. Itupun harus menggunakan teropong untuk bisa melihat hilal secara jelas,” jelasnya.
Untuk memenuhi standar tersebut, LDII telah mengadakan pelatihan secara nasional sehingga LDII memiliki banyak pengamat yang bisa mengamati hilal di titik-titik pengamatan yang telah ditentukan. “LDII sering melakukan pelatihan hisab rukyat juga untuk untuk memahami perbedaan,” ujar KH Chriswanto.
KH Chriwanto mengimbau, jangan ada pihak yang mempertajam itu, bagi yang puasanya 29 hari jangan mencela orang yang puasanya disempurnakan 30 hari, begitu juga sebaliknya. Karena semua itu adalah keyakinan masing-masing umat, “Jangan sampai umat dikorbankan dengan perbedaan yang bersifat furu’ dan kecil. Sangat disayangkan jika hal itu terjadi. Jangan membesar-besarkan perbedaan hanya karena egoisme,” tutupnya.
yg penting lebarannya adalah 1 syawal
Alhmdulillah bahagia rasanya mendapatkn pencerahan yang tegas dn imformatif seperti ini sehingga saya bahkn masyarakat sekitar tdk gampang bingung dn tidak gampang salah faham dengn adanya perbedaan penentuan tanggal 1 syawal🙏🙏🙏
Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yg berkemajuan dgn tetap TDK keluar dari Alquran dan hadits…
Pada awalnya perubahan arah kiblat sangatlah ditentang oleh mayoritas umat sejak seratusan THN yg lalu pada akhirnya skrg semua menyesuaikan..
Sekolah yg memakai bangku..dadi dan sepatu dulupun juga di tentang..dianggap menyerupai perilaku orang kafir. Tapi skrg juga Alhamdulillah diterima dgn luas ..
Pada saatnya nanti hisab pun insyallah juga akan diterima secara luas .
sarana ini insya Alloh manfaat dan barokah utk ukhuwah dan maslahah ummat Islam, semoga !
Kerukunan sangat penting, akan tetapi negara kita bukan negara sekuler, negara telah memfasilitasi untuk melihat tanggal. Maka harusnya ormas Islam yang ada di negara kita menyadari hal, dan Rukyatul Hilal itu berdasarkan negara masing-masing. Semangat warga LDII yang selalu menghormati keputusan dari pemerintah.
Jangan menyamakan yang berbeda dan membedakan yang sama. Saling menghormati adalah kunci persatuan dan ukhuwah.kita bisa
tetap kedepankan kerukunan dalam menyikapi perbedaan.
Lebih bijak lebih barokah
Satukan hati satukan misi yang penting NKRI..
LDII UNTUK BANGSA…
Keberagaman yg saling menghargai bisa mendatangkan hikmah
Alhamdulillah…statemen yg menyejukkan umat…terima kasih LDII..
Setuju… Perbedaan adalah seni kehidupan.. Saling menghormati adalah terbaik
Toleransi bukan saja diminta utk menghargai perbedaan pendapat tpi yg lebih penting adalah toleransi ketika para elit duduk bersama utk membuat satu keputusan yg sama . Jadi para elit organisasi islam menunjukn toleransinya baru meminta masyarakat utk bertoleransi.
Mari kita jaga keutuhan bangsa Indonesia.
Bismillah yakin dan saling menghargai. Hal yang hampir setiap tahun terjadi..
1 syawal diharamkan puasa
Sae
Bulan romadhon adalah bulan penuh berkah.
masing-masing kita punya keyakinan dan pemahaman yang sama tentang hari raya.
Hari raya idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal.
MUI punya alat yang canggih dan kemudian kita bisa memasrahkan penentuan 1 Syawal ini kepada beliau.
Kata yang bijak adalah saling menghormati
bener banget pak ketum… semoga sehat selalu