Kediri (30/9). Wakil Ketua Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Agung Riyanto, menerima kunjungan silaturahim para pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sukoharjo di Ponpes Wali Barokah, pada Sabtu (21/9). Agung menyampaikan keistimewaan Kota Kediri berupa harmoni masyarakatnya.
Dengan mengusung tagline Harmoni Kediri, menurut Agung, pemerintah kota ingin menunjukkan bahwa Kota Kediri adalah kota yang harmonis, baik masyarakatnya, budayanya, bahkan kerukunan antar umat beragamanya. “Sedangkan The Service City, sebagai kota jasa dan pelayanan yang siap menerima investasi dari luar,” tambah Agung yang juga Ketua DPD LDII Kota Kediri.
Ponpes Wali Barokah yang berada di dua kelurahan yaitu Burengan dan Banjaran, serta di dua kecamatan yaitu Pesantren dan Kota, sering menerima kunjungan tamu untuk berbagai keperluan, seperti penelitian dan studi banding. Bahkan pada tanggal 12 September lalu menerima kunjungan tamu Wakil Konsulat Bidang Informasi Budaya dan Pendidikan Jepang di Surabaya, Kota Nakagome didampingi peneliti dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tasman. “Tujuan kesini dalam rangka memberikan informasi mengenai beasiswa pemerintah Jepang yang bisa dimanfaatkan pondok pesantren,” ujarnya.
Berbicara sejarah terbentuknya FKUB tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para tokoh di Kota Kediri. Saat era reformasi tahun 1998, salah satu tokoh Kediri KH Anwar Iskandar yang sekarang menjadi Ketua Umum MUI Pusat, mengumpulkan para tokoh Kota Kediri untuk membentuk Paguyuban Antar Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan (PAUB-PK). PAUB-PK inilah yang menjadi cikal bakal terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tahun 2006 dengan membentuk FKUB.
Agung Riyanto menjelaskan, kondisi di Kota Kediri sangat kondusif, hal ini tak lepas peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat yang rutin menjalin silaturahim dengan baik. Salah satu bentuknya adalah mengadakan pertemuan malam keakraban yang rutin dilakukan tiap 35 hari sekali.
“Tempat pelaksanaan dijadwal bergilir, termasuk Ponpes Wali Barokah yang menjadi tuan rumah pada Januari 2024 lalu, dengan mengundang jajaran Forkopimda, OPD, Toga, Tomas, Ormas, bahkan ketua RT RW sekitar pondok pun juga kami hadirkan,” ungkapnya.
Maka tidak berlebihan jika pada tahun 2022 lalu Kota Kediri dinobatkan sebagai “Kota Paling Bahagia”. Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam forum Musrenbang Provinsi Jatim. Juga meraih peringkat ke-5 Kota Tertoleran se-Indonesia dalam Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2022 yang digelar Setara Institute.
Sementara itu Ketua FKUB Sukoharjo Zainul Abas menjelaskan, kunjungannya ke Kota Kediri dalam rangka kunjungan Lembaga Keagamaan dan Rapat Kerja Penyusunan Anggaran Tahun 2025. Disamping itu juga ingin mengetahui lebih banyak tentang upaya yang dilakukan pemerintah Kota Kediri dan instansi lain, sehingga bisa menjaga kerukunan antar umat beragama.
“Tadi sudah dijelaskan tentang peran Wali Barokah yang luar biasa dalam menjaga kerukunan, maka tidak salah jika Kota Kediri menjadi tujuan kali dalam melakukan studi tiru, rasa penasaran ini menjadi terobati,” ucap Zainul Abas.
Zainul melihat kontribusi besar dari Ponpes Wali Barokah dalam menyiapkan anak bangsa sekaligus berkontribusi untuk bisa menciptakan kerukunan umat beragama di Indonesia. Ia juga tertarik dengan kegiatan Malam Keakraban dengan menghadirkan berbagai tokoh lintas agama serta peran pemuda, yang diberi peran dalam wadah Forum Kerukunan Pemuda Antar Umat Beragama (FKPUB).
“Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi bagi kami dalam mengembangkan kerukunan di tempat kami, serta upaya menyiapkan generasi penerus menghadapi tantangan perkembangan teknologi,” imbuhnya.
Rombongan FKUB Sukoharjo berjumlah 35 orang, terdiri dari unsur pemerintah, agama dan ormas. Selain Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, mereka juga berkunjung ke PT Gudang Garam, Ponpes Lirboyo, serta Gua Maria Lordes di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. (Mzdha)