Semarang (15/8). Ashari Muhammad Hisbulloh atau Ashari salah satu peserta “World Scout Jamboree 2023” yang diselenggarakan di Saemangeum, Korea Selatan, pada 1-12 Agustus 2023. Anak muda LDII itu jadi bagian 45.000 Pramuka dari 150 negara, termasuk Indonesia.
“Saya sudah menjadi Pembina Pramuka, jadi bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai ‘International Service Team (IST)’ atau Panitia Relawan pada Divisi Program, bagian Jam Cinema. Di bagian Jam Cinema ini, saya mengenalkan kepada adik-adik penggalang (11-17 tahun) mengenai bagaimana proses editing video menggunakan Personal Computer (PC),” ungkap Ashari ketika diwawancarai pada Selasa (8/8).
World Scout Jambore (WSJ) merupakan kegiatan perkemahan terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Organisasi Gerakan Pramuka Dunia setiap empat tahun sekali. Kegiatan ini diselenggarakan guna memperluas pengetahuan, serta menjalin tali persahabatan di seluruh dunia. “Kegiatan WSJ ini menjadi salah satu pestanya anak Pramuka di seluruh dunia dalam meningkatkan semangat kepramukaan,” kata Ashari.
Pria yang bekerja sebagai web engineer di salah satu perusahaan startup ini bercerita, bahwa sebagai IST harus memastikan kenyamanan, keamanan, serta keselamatan peserta pramuka selama kegiatan WSJ berlangsung.
“Saling tukar badge (lencana) antarpeserta pramuka menjadi hal yang biasa di Jambore, sebagai memorabilia. Namun berbeda pada kegiatan WSJ 2023, sebagai salah satu bentuk kenyamanan dan keamanan peserta, tidak diperbolehkannya saling tukar badge (lencana) ataupun berinteraksi antar anggota dewasa dengan peserta,” ungkap Ashari.
Selanjutnya ia bercerita kalau hampir semua kegiatan di hari pertama tidak dapat dijalankan. Karena dari tim risk and safety, menilai tidak aman. “Selain Itu, di Korea Selatan juga sedang memasuki musim panas dengan suhu sekitar 31-34 derajat celcius. Meskipun begitu, kelembapannya hampir terasa di suhu 40 derajat celcius, sehingga banyak peserta yang jatuh sakit terpapar cuaca panas ekstrem. Hal ini dikarenakan minimnya tempat untuk berteduh di sekitar area camp site (tempat perkemahan), di kala cuaca semakin panas,” ungkapnya.
“Untuk itu, kegiatan di area tersebut dialihkan di tenda tambahan untuk berteduh, pengerahan bus untuk menjadi cooling spot (tempat pendinginan), dan sebagainya. Kemudian juga dibagikan beberapa perlengkapan yang dapat mendukung untuk cuaca panas, di antaranya payung, cooling scarf, topi, serta disediakan air dingin di sekitar area camp site,” lanjutnya.
Terlepas dari itu, semua kegiatan yang ada di WSJ tersebut memberikan keseruan, serta mewarnai pesta Jambore dunia dengan kegiatan-kegiatan menarik, di antaranya kegiatan air, seperti berenang. “Kemudian ada kegiatan teknologi, kegiatan yang berhubungan dengan coding, robotik, jam cinema, radio scouting. Setelah itu, ada kegiatan yang berhubungan dengan udara, yakni paragliding,” ungkap Ashari.
Keikutsertaan ia pada kegiatan WSJ 2023 ini memberikan pengalaman yang berharga, seperti menambah dan memperluas koneksi pertemanan hingga mancanegara, saling belajar, mengenal, serta memperluas pengetahuan tentang keberagaman budaya di seluruh dunia.
Selanjutnya, ia berharap kepada generasi muda LDII yang lainnya agar terus berkarya, menekuni berbagai kegiatan positif yang disenangi, serta berani untuk mempunyai mimpi yang besar. “Jika kita berusaha dan berdoa, insyaallah, mimpi itu akan terwujud meskipun membutuhkan waktu yang panjang,” ungkapAshari.
“Hal ini yang terjadi juga pada saya, yang sudah memimpikan bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini sejak sembilan tahun yang lalu. Dan alhamdulillah, Allah mewujudkan mimpi itu di tahun ini,” lanjutnya.
Orang LDII mengharumkan Bangsa Indonesia. LDII untuk bangsa