Oleh : Dika Firdausi Syuhada
” Walladzi nafsi biyadi, Laa tadekkhulul jannah hatta yukminu, wa la yukminu hatta tahabbu, afala unabbi’ukum bima yutsabbitu dzakum lakum afsyussalam bainakum ” ( H.R Tirmidzi kitabu Shifatil Qiyamah )
” Demi Dzat yang aku berada di tangannya ( Demi Allah ), (seseorang ) tidak akan masuk surga hingga beriman, tidak dikatakan iman sehingga dia saling menyayangi, Apakah aku belum menceitakan padakalian tentang sesuatu yang menetapkan hal itu ( keimanan ) pada kalian ??? ( jawabnya ) Sebarkanlah salam diantara kalian”
Kenapa harus menjalin ukhwah ???
Ya karena, Al-Muslimu akhul muslim .. ( alhadist , bilang aja g apal lanjutannya hoho .. ), pokoknya .. muslim itu bersodara … menurut dalil lengkap yang udah disebutkan diatas … untuk bisa menyempurnakan keimanan maka kita semua harus menjalin kasih sayang antar saudara, bahkan dalam sebuah hadist disebutkan salah satu golongan dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan Alloh ketika kebanyakan orang g dapet naungan ( Hari Qiymat ) adalah ” Orang yang saling menyayangi bukan karena mereka adalah saudara karena nisob/ keturunan, bukan pula karena ingin mendapat keuntungan finansial dari hubngan persaudaraan itu, melainkan bersaudara karena Alloh ” Uhh.. So sweet ..!
Seberapa ” So Sweet” kah Ukhwah ..?
Ukhwah itu se-‘So sweet’ Bangunan ( loh, kok bangunan ? emang ada bangunna bersemen gula ? ) Weits, jangan salah … ada dalilnya ” Almukmiinu lilmukmini kalbunyani yasyuddu ba’duhu ba’dhon “, Yang artinya ” Orang iman dngan yang lain itu seperti bangunan kalo yang memperkuat satu sama lain”, jadi “so sweet”nya terletak di bagian memperkuatnya bukan bangunannya, sekarang coba bayangkan sebuah bangunan yang dibuat oleh arsitek ngawur yang konstruksinya g pake pondasi, niscaya kalo ada gempa bakalan ambrug duluan, atau bangunan yang ada atapnya tapi g ada gentengnya,( klo ujan jadi bendungan dong …), nah begitulah …
Bagaimana membangun Ukhwah ..?
Ada berbagai macam sapaan .. orang korea “an hyang seeo ..!”, orang jepang bilang ” moshi moshi !” , orang barat bilang ” hello!” orang hindi bilang ” Namaste ..”. WHAT BOUT MOSLEM ..? ” Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokaaaatuuuuuh Wa maghfirotuh ……!” ( pengunaannya menyesuaikan ) Panjang x lebar x tinggi ..bujug panjang banget yak … sapaan ala orang islam dan uniknya orang islam diselurruuuuh dunia … gak beda negara, gak melihat warna kulit, gak knal katurunan darah biru darah merah atau pink, pokoknya itulah standar yang diberlakukan nabi ntk umatnya diseluruh dunia untuk menyapa …
Iyap, Salam ..! adalah lem perekat ukhwah yang tidak boleh disepelekan, Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Muslim ” Salam adalah bentuk ungkapan Cinta “, Ih so sweet kan …
Tapi mengucapkan salam juga harus disertai dengan muka bersinar dan berseri seri, g lucu banget kalo Asslamu’alaikoom diucapkan dengan muka cemberut dan alis mengerut ( klo mimik muka seperti itu cocoknya baca do’a mw masuk kamar mandi … abis kek orang kebelet hoho .. )
Yang kedua adalah ” Smile ..^^ ..” Senyum itu ibadah, ” Kullu makrufin Shodaqotun, Wa inna min makruufin an talqo akhoka biwajhi tholqin ( Setiap kebaikan itu shodaqoh, dan sesungguhnya termasuk kebaikan adalah bertemu saudara dengan wajah yang berseri-seri )”
Selanjutnya, seorang muslim harus silaturrahim juga, hal ini selain penting untuk membangun ukhwah juga ada dua keuntungan lain dari silaturrahim yakni memperpanjang usia dan meluaskan rizki. siapa bilang silaturrahim harus nunggu lebaran ..? siapa bilang silaturrahim harus bawa gulo teh ? siapa bilang silaturrahim harus kepada teman atau sodara dekat saja… ? kalo udah deket ngapain disambung ? justru menyambung itu adalah merangkai yang terputus …
zaman dulu sahabat Abu Hurairah benar benar mempraktekkan hadist ini loh, beliau “sowan” ke rumah nabi dengan harapan akan diberi suguhan, ya .. pura-puranya sih tanya hadist hoho ..
See, ada banyak jalan menjalin Ukhwah .. tapi jangan salah … mengatasnamakan ” UKHWAH ” untuk kepentingan syaithoni … Z.b ( Zum biespiel / contohe ) ngapel pacar dengan berkedok silaturrohim, sms-aan telponan dengan kedok silaturohim, klo emang serius y g majalah se melakukan pendekatan semacam ini hoho .. malkukan silaturahim asal g nyepi (*baca berduaan ) aja …
Jangan dikira ukhwah selalu berjalan dengan lancar … Namanya juga hidup pati ada selentingan yang mewarnai dinamikanya, *sigh … hidup bersama ya begini, seperti gelas yang dijejer ada kalanya berbenturan dan menimbulkan suara berdentang denting … asal g ampe pecah aja … hoho ..
Ada kalanya berasal dari kesalah pahaman, perbedaan pendapat, persaingan, perseteruan de el el …. tapi jangan sampai hal itu membuat amalan kita habis karena menggunjing ( nggrenegi )
Lagipula manusia tak bisa hidup sendiri, tanpa orang orang disekeliling kita, kita hanyalah burung dengan sebelah sayap
( Gede Prana )