Jakarta (4/9). Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan dari 800.000-an virus, WHO baru menemukan kurang dari satu persen virus. Kabar kurang baik bagi umat manusia itu, ia sampaikan dalam podcast LINES talk LDII TV beberapa waktu yang lalu.
“WHO memprediksi total jenis virus ada 1,6 juta di alam liar ini, setengahnya, atau 800 ribuan lebih itu berpotensi menjadi penyakit pada manusia. Sedangkan yang baru ditemukan kurang dari satu persen,” ujarnya.
Ia menyebutkan sekitar 120 sampai 140 jenis virus, mulai dari HIV, Covid-19, monkeypox, mers dan lainya yang baru diketahui manusia. Masih banyak lagi antrean penyakit yang belum ditemukan. Apalagi adanya perubahan iklim, demografi, exploitasi lingkungan, dan termasuk perjalanan manusia yang semakin meningkat dapat memicu munculnya virus-virus baru yang akan muncul.
Lebih lanjut, ia menjelaskan potensi terjadinya pandemi masih ada. Data 13 tahun terakhir terdapat tujuh penyakit baru yang menjadi wabah bagi manusia. Hal itu menandakan dunia semakin tidak sehat, bukan hanya karena lingkungan seperti polutan, tapi juga semakin dekatnya jarak manusia dengan alam liar termasuk hewan liar.
“Mayoritas patogen atau penyebab infeksi seperti bakteri, jamur, maupun virus itu ada pada hewan. Mereka ada di alam liar dan tempat mereka semakin kita pakai lahannya, baik itu untuk perumahan, lahan dan sebagainya. Hal ini yang membuat hewan liar semakin sempit hidupnya atau ruang lingkupnya,” tutur salah satu Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ia menjabarkan, ruang lingkup hewan yang semakin sempit membuat kurangnya makanan yang didapatkan sehingga berdampak pada kepunahan. Hewan yang lama kelamaan punah tidak membuat virus yang ada pada hewan juga ikut hilang. Mereka akan berpindah atau membuat lompatan-lompatan mencari inang baru.
“Lompatan virus inilah yang akhirnya berpotensi menjadi wabah pada manusia. Tidak mesti selalu pandemi tapi menambah daftar penyakit yang dapat menyerang manusia,” jelasnya.
Akhirnya ketika virus menemukan inang baru karakternya akan berubah. Ia juga menjelaskan, awal mulanya virus akan beradapatasi pada lingkungan baru, kemudian virus akan belajar untuk menyerang karena virus pintar bermutasi. Mutasi inilah menjadi ancaman bagi manusia. Mutasi dapat terjadi jika virus diberikan kesempatan menginfeksi manusia.
“Jika manusia abai, seperti jarang cuci tangan, jarang mandi, hidup jorok, berperilaku tidak bersih itu dapat memberikan kesempatan virus untuk menginfeksi manusia,” tegas Dicky.
Kesimpulannya virus-virus baru muncul menjadi penyakit yang dapat menyerang manusia itu ada 2 faktor yaitu yang pertama manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan seperti pengerusakan lingkungan secara masif dan yang kedua faktor manusia yang tidak peduli terhadap kebersihan diri. (Nabil)
Manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan seperti pengerusakan lingkungan secara masif dan yang kedua faktor manusia yang tidak peduli terhadap kebersihan diri.
Inilah yang menyebabkan manusia sakit..