Pontianak (15/12). Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dengan bangga meresmikan Masjid Hijr Ismail di Kelurahan Akcaya, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat pada Minggu (10/12). Kamtono optimistik bahwa keberadaan masjid tersebut, akan meningkatkan kualitas keimanan umat muslim di wilayah itu.
Dalam sambutannya, Kamtono menekankan prinsip dasar masjid sebagai pusat ibadah umat muslim dan tempat pembinaan spiritual. “Masjid ini bukan hanya sebagai tempat ibadah lima waktu, tetapi juga sebagai wadah pembinaan sosial kemasyarakatan. Kami berharap masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi,” harap Edi.
Ia mengungkapkan Masjid Hijr Ismail dapat dijadikan sarana yang melibatkan masyarakat secara aktif. Baik dalam aspek ibadah, maupun dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, “Kolaborasi antara kegiatan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi akan berdampak positif bagi masyarakat. Kami ingin melihat masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan komunitas,” tambahnya.
Selain itu, Wali Kota memberikan apresiasi kepada LDII atas kontribusinya dalam pembangunan sarana ibadah yang representatif. “Kami merasa terbantu dengan program LDII yang telah menyediakan fasilitas ibadah yang memadai. Pembangunan karakter SDM memerlukan dukungan dari berbagai pihak, dan LDII telah terus membantu pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut,” ungkap Kamtono.
Edi Kamtono, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pontianak, menyampaikan pandangannya tentang masa depan Indonesia, khususnya pada bonus demografi yang diharapkan pada tahun 2030-2035. “Dukungan kolaboratif dari semua pihak sangat diperlukan untuk membangun moralitas dan intelektualitas umat. Bonus demografi harus dijadikan peluang untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD LDII Kota Pontianak, Nurbambang, mengungkapkan bahwa renovasi total Masjid Hijr Ismail didasari oleh keinginan jamaah dan warga setempat, untuk memiliki tempat ibadah yang nyaman.
“Meskipun belum sepenuhnya selesai, masjid ini sudah dapat dimanfaatkan. Kami berharap dukungan dan doa agar renovasi ini dapat diselesaikan dengan sempurna, sehingga seluruh warga dapat menikmati kehadiran masjid ini dengan nyaman,” tuturnya.
Nurbambang juga menegaskan bahwa masjid ini terbuka untuk seluruh umat muslim, bukan hanya organisasi LDII. “Meskipun di bawah naungan LDII, masjid ini terbuka untuk seluruh umat muslim yang ingin beribadah,” ungkap Nurbambang.
Ia juga menyatakan, masjid LDII tersebut juga dapat digunakan untuk kegiatan musyawarah warga jika diperlukan, “Kami ingin memastikan bahwa masjid ini benar-benar menjadi pusat yang inklusif bagi seluruh komunitas,” pungkasnya.