Semarang (16/12). Warga LDII Semarang, Setyawan Jayadi, merupakan seorang mahasiswa pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPARI) Semarang berhasil menyandang predikat Cumlaude (IPK 3,95). Tak hanya itu, ia juga berhasil menyelesaikan program studinya dalam waktu 20 bulan.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah itu mengatakan, keberhasilannya tidak lepas dari peran orangtuanya. Terutama ibu, yang selalu mendoakannya setiap saat. “Keberhasilan ini saya dedikasikan untuk almarhum orangtua saya, terutama ibu. Alhamdulillah, ibu selalu mendoakan anak-anaknya dan disebut satu persatu. Alhamdulillah apa yang didoakan diijabahi oleh Allah. Termasuk menjadi ASN dan menyelesaikan studi,” ungkapnya.
Suami dari Honda Suzuki Impalawati itu mengatakan, ada beberapa indikator dirinya dinobatkan sebagai lulusan terbaik, di antaranya, masa studinya tepat waktu, “Saya masuk STIEPARI Semarang Oktober 2020 dan dinyatakan lulus 30 Mei 2022. Jadi total masa studi saya selama 20 bulan,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia dinyatakan sebagai lulusan terbaik dengan predikat Cumlaude (IPK 3,95). Ia menilai, prestasinya itu sebab keaktifannya dalam mengikuti setiap mata kuliah, “Saya aktif setiap perkuliahan mulai dari kehadiran, mengerjakan tugas, keaktifan bertanya atau berdiskusi dan memiliki kemampuan dalam presentasi (public speaking),” ungkapnya.
Sejak Maret 1998, Setyawan diangkat Aparatur Sipil Negara (ASN) di Radio Republik Indonesia (RRI). Kini, ia menjabat sebagai staf Perencana dan Evaluasi Program (PEP) juga dipercaya sebagai Subkoordinator Programa 4 (Pro4). Ia bersyukur RRI mengizinkannya melanjutkan pendidikan program magister dengan syarat tidak mengganggu kedinasan.
“Alhamdulillah, kebetulan masa studi saya pas pandemi Covid-19, perkuliahan dilaksanakan secara daring sehingga bisa saya ikuti kapan dan dimana saja. Terlebih saya sebagai penyandang tuna daksa akibat amputasi kaki kanan karena serangan giant cell tumor (GCT),” paparnya.
Untuk diketahui, sejak 15 Mei 2011, Setyawan menyandang Tuna Daksa. Keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk menyelesaikan studinya dengan prinsip sabar, tawakal, memiliki jiwa prawira dan berprasangka baik kepada Allah.
“Saya selesaikan tugas dengan sesegera mungkin tanpa menunda-nunda, termasuk pembuatan proposal dan tesis. Bahkan tesis saya selesaikan saat terpapar Covid-19 Omicron dan harus isoman dan alhamdulillah berhasil,” urainya.
Setyawan menceritakan kiat sukses pencapaian prestasinya dengan tesis yang berjudul “Pengaruh Kompensasi, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Semarang”.
“Kiat lainya fokus dan mempersungguh. Sesuai dengan tuntunan barang siapa yang mempersungguh maka Allah akan menunjukkan jalannya. Dan yang tak kalah pentingnya berdoa, mohon kelancaran, keberhasilan dan kebarokahan,” tegasnya.
Setyawan bertekad untuk bisa meneruskan pendidikan doktoral, meski usianya tak muda lagi. “Insyaallah dan kalau ada kesempatan bisa mengikuti program doctoral (S3). Pihak kampus sudah mendorong untuk lanjut S3 dan menjadi tenaga dosen,” tutupnya.
inspiratif
Masya Allah tabarokalloh,semoga semakin banyak warga LDII yang mencetak prestasi dan sukses dunia akhirat ,semoga putra putri saya bisa tertular kesuksesan bapak Setyawan Jayadi ,amiin 🤲🙏
Aamiin… 🤲
Insyaalloh… doa orang tua terlebih doa seorang ibu akan diijabahi Allah… 🙏