Tual (16/10). KRI Banjarmasin yang membawa tim Ekspedisi Bhakti PMK beserta bantuan sosial akhirnya berlabuh di Pelabuhan Pulau Tual. Seperti persinggahan sebelumnya, Peserta Ekspedisi Bhakti PMK disambut oleh tarian tradisional setempat juga sambutan hangat oleh parade nelayan Tual dengan perahu kayuhnya.
Sebagai pulau kedua yang menjadi target penyerahan bantuan Ekspedisi Bhakti PMK, ada yang sedikit berbeda pada penyerahan bantuan kali ini. Pulau Tual dibagi menjadi dua wilayah Administratif antara Pemda Kabupaten Maluku Tenggara dan Pemda Kota Tual dengan wilayah Langgur dan Tual.
Pada ekspedisi kali ini, Kemenko PMK sudah mengantisipasi agar tidak terjadi kecemburuan sosial antar kedua instansi Pemda juga masyarakat setempat dengan koordinasi yang sudah terjalin kuat diantara keduanya. Hal ini ditegaskan oleh Ilham, Kepala Bidang Penguatan Masyarakat Kemenko PMK.
Kemenko PMK sendiri mengusung nama Ekspedisi Bhakti PMK dengan semangat Revolusi Mental. Beberapa ciri khas, yaitu memiliki integritas, jujur, etos kerja membangun Indonesia, gotong royong, kebersamaan, persahabatan, dan sensitivitas.
“Jurus revolusi mental lahir dari pemikiran Bung Karno yang menyatukan nusantara tahun 1957 pada peringatan hari kemerdekaan. Apa yang dibawa kemari adalah rasa persahabatan yang ingin dijalin untuk menjadi NKRI yang unggul, bantuan diberikan seadil-adilnya untuk Langur dan Tual,” ujarnya dalam sambutan.
KRI Banjamasin yang membawa peserta Ekspedisi Bhakti PMK selain disambut masyarakat setempat, juga disambut Wakil Bupati Maluku Tenggara Yunus Serang dan Wakil Walikota Tual Adam Rahayaan yang sudah menunggu sejak sebelum kapal berlabuh. “Kehadiran tim Ekspedisi Bhakti PMK adalah kehormatan bagi kami,” ujar Adam Rahayaan.
Demikian dengan Yunus Serang. Orang nomor dua di Provinsi Maluku Tenggara ini sangat mengapresiasi kehadiran Ekspedisi Bhakti Kemenko PMK. Menurutnya, kegiatan ini memberikan arti bahwa teman dari Barat ingin memberikan sumbangsih dan bantuan untuk teman di di wilayah Timur
“Rasa persatuan dan kesatuan kita jalinkan bersama. Tanpa kesatuan dan kesatuan Indonesia tidak akan menjadi indonesia,” ia menambahkan.
Baik kedua perwakilan pemda, sangat sepakat bahwa Pulau Tual harus maju dari segi pembangunan fisik dan mental. Kota Tual sendiri, dengan luas 19.342,39 km persegi menyimpan kebudayaan masyarakat pesisir pantai yang unik.
“Kita punya sejumlah potensi wisata bahari, wisata religius, wisata budaya, dan wisata kuliner. Kita punya pantai terindah, yaitu pantai pasir panjang dengan pasir kedua terhalus di dunia,” ujar Yunus Serang.
Wajar bila Pulau Tual dijuluki sebagai “Tanah Kei” surga yang terpendam dan pada tahun 2016 mendapat penghargaan surga tersembunyi dan terpopuler.
Di waktu yang berbeda, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemda Kota Tual Zakki Kabalmay menerima bantuan yang diberikan LDII di Kantor Kesra Walikota Tual.
Untuk Pulau Tual, LDII menyerahkan bantuan fisik berupa paket 2.000 helai pakaian barokah, paket Mukena, paket Sajadah, paket baju koko, paket kerudung, dan paket perlengkapan sekolah dalam 64 dus serta bantuan non fisik seperti tausyah dan beasiswa.
Serah terima bantuan dihadiri oleh warga sekitar, khususnya Guru-guru dan Ulama-uama. Hadir pula Ridwan ketua PAC LDII Tual yang juga menerima bantuan pakaian barokah dari LDII untuk dibagikan kepada warga sekitar.
“Selain bantuan fisik kita juga memberikan bantuan berupa beasiswa pendidikan pesantren. Silahkan bapak-bapak menghubungi perwakilan warga kami Mas Ridwan. Tentu yang memperoleh beasiswa akan dibina beberapa bulan oleh DPD LDII setempat agar memperoleh surat rekomendasi,” ujar Fahmi Abdurrohman.
Di hadapan peserta, Zakki Kabalmay menjelaskan bahwa pembagian bantuan ttak mungkin dibagikan langsung satu persatu karena tim Ekspedisi Bhakti PMK hanya beberapa saat dan ada kegiatan lain yang harus diselesaikan.
“Saat ini hanya dilakukan penyerahan simbolis kepada bapak-bapak. Sisanya secara teknis akan saya bagikan secara adil nanti,” ujar Zakki Kabalmay. (khoir/lines)