Banyak orang masih menganggap remeh lalat yang hinggap pada makanan. Padahal, menurut Mikhael Yosia, dokter alumni Universitas Indonesia dan University of Melbourne, risiko kesehatan dari makanan yang telah dihinggapi lalat bisa sangat serius. Meski hanya bersentuhan sepersekian detik, lalat bisa menjadi perantara ratusan jenis kuman berbahaya.
“Banyak orang lebih jijik melihat kecoa, padahal lalat jauh lebih kotor. Mereka hinggap di sampah, kotoran, bahkan bangkai, lalu berpindah ke makanan kita,” kata Mikhael.
Dalam tubuh seekor lalat, setidaknya terdapat lebih dari 300 jenis mikroorganisme, mulai dari bakteri, virus, hingga parasit. Mikroorganisme tersebut kebanyakan menempel di kaki dan sayap lalat. Ketika mereka hinggap di makanan, kuman berpindah dalam hitungan detik.
“Sekali hinggap, makanan bisa langsung terkontaminasi. Kalau langsung dimakan, infeksi bisa terjadi dalam tubuh,” jelas Mikhael. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain diare, disentri, tipes, kolera, hepatitis A, hingga infeksi mata dan kulit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menegaskan bahwa lalat rumah adalah vektor dari berbagai penyakit serius. Bahkan, hanya satu ekor lalat yang hinggap sudah cukup untuk menimbulkan gangguan kesehatan, tanpa perlu menunggu kawanan lalat berdatangan.
Jadi, apakah makanan yang dihinggapi lalat masih boleh dimakan?
Menurut Mikhael, sebaiknya tidak. “Risikonya terlalu besar. Apalagi kalau makanan tersebut tidak dimasak ulang. Kalau masih mentah atau disajikan terbuka, langsung buang saja,” tegasnya.
Selain membawa kuman, lalat juga berisiko meninggalkan telur mikroskopis pada makanan. Jika ikut tertelan, telur tersebut bisa menetas dalam sistem pencernaan dan memicu masalah kesehatan serius.
Lalu, bagaimana mencegah lalat mendekat ke makanan?
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah lalat hinggap pada makanan. Mikhael menyarankan pendekatan menyeluruh, dimulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga menyimpan makanan dengan benar.
“Jaga dapur tetap bersih, simpan makanan di wadah tertutup, dan pastikan tempat sampah selalu ditutup rapat,” katanya. Memasang kipas angin di ruang makan juga bisa menjadi strategi efektif karena lalat tidak suka dengan hembusan angin yang terus bergerak.
Selain itu, beberapa tanaman seperti peppermint, daun thyme, sereh wangi (citronella), dan daun eukaliptus dikenal ampuh mengusir lalat secara alami. Menempatkan tanaman ini di dapur atau ruang makan bisa jadi solusi tambahan untuk menghalau serangga.
Dengan menjaga kebersihan dan berhati-hati terhadap kontaminasi lalat, masyarakat diimbau untuk lebih waspada agar tidak mengorbankan kesehatan hanya karena sepotong makanan, “Kalau lalat sudah hinggap, lebih baik jangan ambil risiko,” tutup Mikhael. (FWI/LINES)