Meskipun menjadi penambah cita rasa masakan, konsumsi garam dapur secara berlebihan bisa membawa dampak serius bagi kesehatan. Senior Medical Alodokter, Kevin Adrian, mengingatkan garam yang dikonsumsi harian sebaiknya tidak melebihi satu sendok teh atau sekitar enam gram per hari. Batas tersebut bukan tanpa alasan, mengingat natrium yang terkandung di dalam garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah dan kesehatan jantung.
“Garam mengandung natrium dan klorida. Natrium penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mendukung kerja otot dan saraf, tapi jika jumlahnya berlebihan, justru bisa jadi bumerang,” ujar Kevin. Ia menjelaskan bahwa natrium yang berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi, karena menahan cairan dalam pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dari seharusnya.
Risiko yang ditimbulkan akibat konsumsi garam berlebihanss tak main-main. Kevin menyebutkan beberapa penyakit yang berkaitan langsung, seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, hingga gangguan fungsi ginjal. “Ginjal sebenarnya berfungsi membuang kelebihan natrium melalui urine. Tapi kalau natrium yang masuk terlalu banyak, ginjal tidak akan mampu menanganinya. Akhirnya natrium menumpuk di darah dan membuat volume darah meningkat,” jelasnya.
Tak hanya dari garam dapur, Kevin juga menekankan bahwa sumber natrium banyak tersembunyi dalam makanan olahan. “Sering kali kita tak sadar, makanan sehari-hari seperti ikan asap, keju, kecap, saus, bahkan roti dan keripik mengandung natrium tinggi,” katanya. Maka dari itu, membaca label kandungan nutrisi pada kemasan makanan jadi langkah penting untuk mengontrol asupan garam.
Untuk menekan konsumsi garam, Kevin menyarankan beberapa strategi sederhana. Salah satunya adalah membiasakan menggunakan bumbu alami lain seperti bawang putih, perasan lemon, atau lada saat memasak. “Makanan tetap bisa lezat tanpa harus bergantung pada garam. Kita hanya perlu lebih kreatif dengan bumbu,” ujarnya. Selain itu, memperbanyak konsumsi sayur dan buah juga membantu karena keduanya secara alami mengandung kadar natrium yang rendah.
Masyarakat juga perlu lebih bijak dalam memilih makanan ringan. Menurut Kevin, camilan asin dan makanan siap saji merupakan salah satu penyumbang natrium tersembunyi terbesar. “Kalau tidak dikontrol, konsumsi makanan seperti ini bisa membuat asupan garam harian jauh melampaui batas aman,” kata dia.
Sebagai penutup, Kevin menyarankan agar masyarakat dengan kondisi medis tertentu—seperti hipertensi atau penyakit jantung—berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas konsumsi garam yang sesuai. “Setiap orang punya kondisi tubuh yang berbeda. Konsultasi penting agar kita tahu mana yang aman,” ujarnya. Dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, bahaya konsumsi garam berlebih bisa dihindari sejak dini. (Wicak/Tempo)