Jakarta (14/12). Ekosistem hutan mangrove memiliki beragam fungsi mulai dari fungsi fisik, mencegah erosi pantai, menahan badai atau gelombang tsunami, hingga mencegah intrusi air laut. Hal ini dikemukakan Direktur Yayasan IKAMaT (Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMAT) Ganis Riyan Effendi, S. Kel., M.Si pada Webinar Gerakan LDII Tanam Pohon pada Minggu (12/12).
Ganis memaparkan nilai fungsi dan manfaat hutan mangrove hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui hutan mangrove. Yayasan ikamat yang ia tangani merupakan yayasan yang berfokus di bidang konservasi mangrove dan bertugas mendampingi masyarakat untuk melakukan penanaman hingga melakukan riset mengenai mangrove .
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki jumlah hutan mangrove terluas di dunia yakni sekitar 3 juta hektar hutan mangrove tumbuh di sepanjang garis pantai. Ganis memaparkan jumlah ini merupakan yang terbesar dan setara dengan 25 persen dari semua ekosistem mangrove di dunia dan sebaran terluas hutan ini terdapat di pulau Papua.
Menurutnya, ada tiga alasan penting mengenai mengapa ekosistem mangrove perlu dilindungi. Yang pertama adalah karena adaptasi tumbuhnya yang tidak dapat ditiru oleh vegetasi lain “Hanya mangrove yang bisa beradaptasi pada kondisi tanam di pesisir pantai dengan kondisi pasang surut yang terjadi,” ujarnya.
Alasan yang kedua adalah karena fungsi kompleksnya yang tidak dapat tergantikan oleh ekosistem lainnya. “Dari sisi fungsi ekologis, mangrove menjadi tempat hidup bagi banyak biota sebagai produksi perikanan, seperti kepiting bakau, ikan, udang,” tambahnya.
Alasan ketiga adalah karena keberadaannya kini terancam “Ini menjadi salah satu trend terkini karena luas hutan mangrove mengalami penurunan imbas alih fungsi lahan,” tegasnya.
“Mangrove sanggup melindungi daerah di belakangnya dari terpaan tsunami, oleh karena itu mangrove berfungsi sebagai barrier bencana,” ujar Ganis.
Selain fungsi fisik, mangrove juga memiliki fungsi ekologis sebagai tempat mencari makan biota, tempat pemijahan(berkembang biak) biota laut, hingga menjadi tempat pemindahan atau pertukaran nutrisi.
Disisi lain, mangrove ternyata juga memiliki fungsi sumber daya dan jasa, seperti dapat dijadikan sumber obat-obatan herbal, hingga menjadi destinasi wisata.
Berbicara mengenai pemanfaatan mangrove sebagai sumber penghidupan, ekowisata mangrove merupakan hal dapat diperoleh manfaatnya oleh warga sekitarnya. Selain sebagai konservasi ekowisata mangrove juga berfungsi sebagai sumber pendidikan lingkungan bagi generasi muda mengenai pentingnya hutan mangrove. Kelangsungan ekosistem mangrove dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan kesejahteraan masyarakat yang tentunya dapat menambah nilai ekonomi masyarakat, seperti mencari ikan, udang, hingga kepiting bakau.
Melalui kampanye penanaman pohon selama bulan Desember, LDII berharap semakin banyak masyarakat yang sadar pentingnya menanam pohon, sehingga kelestarian alam dapat terus terjaga.
Gerakan LDII Kaltim Tanam 1.000 Mangrove di Dermaga Kenyamukan Sangatta
DPW LDII Kalimantan Timur mempelopori gerakan menanam 1.000 bibit Mangrove di Dermaga Kenyamukan Sangatta, Minggu (12/12/2021). Ketua DPW LDII Kaltim, Prof H Krishna Purnawan Candra menilai banyak hal positif yang dapat dituai. Salah satu yang terpenting, mengelola udara sehat berkepanjangan pada era pemanasan global.
Prof Krishna menjelaskan, melakukan penanaman pohon sama dengan memulai kehidupan baru. Hal ini merupakan salah satu bentuk ibadah dalam melestarikan bumi Allah SWT. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memahami peran tanaman sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.
“Kita tahu bahwa di udara ini ada suatu zat, yaitu oksigen, yang kemudian akan menghasilkan CO2 (karbondioksida). Itu yang menjadikan CO2 ini menjadi semakin membuat panas bumi kalau tidak diserap oleh tanaman,” ulasnya.
Lelaki yang juga dosen di Universitas Mulawarman Samarinda itu menambahkan, bila pohon itu mati, tetap mengandung karbondioksida. Untuk itu, kayu supaya jangan dibakar, karena hanya akan mengembalikannya ke udara. Tapi kalau dijadikan serbuk kayu, bisa untuk penanaman dan penghijauan.
“Bila ada tanaman banyak, maka akan semakin banyak zat karbondioksida yang dapat diserap tanaman, sehingga menjadi oksigen bagi manusia. Sebaliknya, bila tanaman semakin berkurang, maka tidak ada media untuk menyerap karbondioksida, sehingga bisa menyebabkan udara bumi semakin panas dan sesak,” urainya.
Alumnus Universität zu Kiel Jerman itu, sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak yang hadir dan menyupport kegiatan penanaman mangrove tersebut. Sebab, LDII memiliki bidang yang memerhatikan kelangsungan tanaman hidup.
“Maka dari itu, DPW LDII Kaltim tidak mau ketinggalan, dengan mendukung bulan menanam pohon yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi,” imbuhnya. (Fitri/Raymond/FS/LINES)
Alhamdulillah…. Semoga penanaman 1000 Mangrove bisa mengurangi abrasi pantai dan bisa tumbuh memberikan berkah untuk alam dan warga sekitar 🤲🤲🤲