Luwu (26/8). Seorang dai harus terus meningkatkan ilmu agamanya. Dai tidak boleh cepat berpuas diri terhadap terhadap ilmu yang telah didapatkannya. “Seorang muballig harus terus belajar,” kata pengajar Uztaz Abdullah Mas’ud di sela-sela pengajian ulama LDII se-Sulawesi Selatan di Masjid Al-Mukhlisin, Jalan Pramuka, Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Kamis (25/8/2016).
Menurut Abdullah Mas’ud, ilmu mustolah hadis adalah ilmu alat yang berguna untuk mengetahui kedudukan suatu hadis. Ia mengatakan, seorang penyampai sangat penting menguasai Ilmu Mustolah Hadis. “Kita akan tahu mana hadis yang layak menjadi pegangan dan mana hadis yang tidak layak menjadi pegangan,” tutur mubaligh alumni Ma’had Masjidil Harom, Mekkah.
Pengajian ulama yang telah berlangsung sejak Senin (23/8/2016) ini diikuti 200-an dai LDII utusan kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. Adapun pengajian ulama ini, rutin diselenggarakan 4 bulan sekali.
Menurut Abdullah dalam menyampaikan dan mendengarkan ilmu, seorang penyampai harus bersunguh-sungguh. “Sebab Alquran dan Hadis menjadi pedoman ibadah bagi umat, maka mubaligh harus berhati-hati dalam mengajarkan ilmu,” ujarnya.
Selain itu, katanya, dai jangan berdusta di dalam menyampaikan ayat atau hadis. Padahal, termasuk dosa besar jika berbohong dengan atas nama Allah SWT. “Jika ada orang yang menyampaikan ayat dengan tafsir yang ia sendiri tidak yakini kebenarannya, maka ia dikatakan berbohong,” ungkap guru Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri ini.
Abdullah Mas’ud melanjutkan, di samping harus menambah ilmu, muballigh harus memiliki budi pekerti yang baik. “Sebab seorang muballigh menjadi panutan bagi orang banyak,” imbuhnya. (Ilmadin/LINES)