JAKARTA – Festival Anak Sholeh (FAS) DPD LDII Jakarta Timur kembali digelar. FAS kali ini dihelat DPD LDII Jakarta Timur bekerjasama dengan dengan Yayasan Masjid Baitus Sholihin Al Mardhiyin.
Acara ini sejatinya, bukan sekadar lomba adu keterampilan anak-anak yang mengikuti pengajian Cabe Rawit – istilah untuk anak-anak di lingkungan warga LDII – namun sarana mengevaluasi hasil pendidikan maupun pembinaan generasi muda di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Cabang (PC) LDII Jakarta Timur. Dengan peserta sebanyak 500 anak, maka pantia memilih lokasi perhelatan FAS di Masjid Baitus Sholihin, Pasar Rebo, Jakarta Timur..
Dalam Festival bertema “Memadukan aspek Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif Generasi Penerus berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist untuk mencapai Generasi Penerus yang Berilmu, Berakhlak Mulia dan Mandiri” ini para peserta ditantang untuk mengikuti berbagai lomba. Mulai Dai Cilik, Azan, Hafalan Alquran, Hafalan Asmaul Husna, Hafalan Doa, Murottal Alquran, Tilawati sampai Mewarnai dan Cerdas Cermat Islami.
“Festival ini memang berbeda dari sekedar evaluasi hasil belajar. Disini para cabe rawit, sebutan untuk peserta usia 5 sampai 12 tahun ditantang terampil dan memiliki pemahaman agama,” kata Ketua Panitia Herlan Maulana usai menyampaikan Laporan Panitia pada Pembukaan Festival di Jakarta, Minggu (22/12).
Bahkan ada peserta yang telah menghafal 8 juz Alquran, lanjut Herlan. Dalam Festival ini juga memberikan apresiasi dan motivasi kepada para Juara dengan memperebutkan 30 Piala dan Uang Pembinaan lebih dari Rp 5 Juta.
Lebih lanjut Herlan menjelaskan bahwa Festival Anak Sholeh ini diselenggarakan tepat pada Hari Ibu 22 Desember, sekaligus sebagai penghormatan dan bakti kepada Ibu. Bahkan tema untuk Lomba Da’i Cilik dipilih “Birrul Walidain” yaitu berbakti kepada orang tua.
“Makanya acara ini istimewa dan perlu untuk dilaksanakan setiap tahun dengan peningkatan kualitas dan kuantitas peserta serta penyelenggaraannya” ungkapnya.
Selain Festival Anak Sholeh, program kerja Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Jakarta Timur, wilayah Pasar Rebo memiliki Tarqih Mubaligh Mubalighot, Munaqosah, Pencak Silat, Seni dan Budaya.
Ditanya soal keunikan Festival ini, Herlan menyebutkan ajang Festival Anak Sholeh ini memberikan penguatan pada nilai pemahaman agama, akhlak yang mulia dan kemandirian.
“Jadi selain paham agama juga berahlak mulia, mereka juga belajar mandiri. Makanya dalam festival ini digelar juga Bazaar produk kreasi para peserta,” tuturnya.
FAS yang pertama kali dihelat pada 2012, pada penyelenggaraan 2013 memperebutkan 30 piala dan uang pembinaan. Menurut Herlan, FAS akan dimasukkan dalam agenda tahunan DPD LDII Jakarta Timur bekerjasama dengan MUI Jakarta Timur. “Tahun mendatang bakal terus ditambah pesertanya,” imbuhnya.
Acara berlangsung sejak pukul 8 pagi sampai 5 sore. Seluruh peserta diwajibkan untuk mengikuti seluruh rangkaian acara. Peserta tak perlu pulang karena semua kebutuhan peserta telah dipersiapkan panitia lomba, termasuk logistic, dan kesehatan.
Aritonang Effendi, selaku Ketua DPD Jakarta Timur berkomentar, “Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi para peserta, namun juga bagi warga sekitar dari segi ekonomi,” ujarnya. Aritonang menambahkan, bahwa regenerasi pembinaan diperlukan agar kualitas generasi penerus terjaga.
Festival Anak Sholeh Jakarta Selatan
Tidak hanya Jakarta Timur, sebelumnya pada Minggu (15/12), Jakarta Selatan juga mengadakan Festival Anak Sholih dan Bazaar. Awalnya, Festival ini diadakan setahun sekali namun, para pendidik memerlukan evaluasi dan koreksi pembinaan generus lebih dalam. Dengan tujuan, mempersiapkan anak didik mereka, agar lebih matang.
Namun intinya, ajang ini bukan merupakan barometer prestasi belaka. Menurut Pembina Penggerak Generasi Penerus Jakarta Selatan, H. Eeng Fathurrohman, Festival ini sebagai sarana mendidik generasi penerus menjadi generasi terbaik di masa depan. “Biaya besar yang dihabiskan untuk acara ini bukan masalah ketimbang tidak dapat menghasilkan generasi baik di masa depan”, tandasnya. (Noni & Reza/LINES)