Pernikahan adalah perintah Allah dan Rasul. Akan tetapi banyak para pemuda dan pemudi memulai pernikahan dengan dengan jalan berpacaran, yang menjurus maksiat. DPD LDII (Kota dan Kabupaten Bogor, Kota dan Kabupaten Tanggerang, Kota Cikarang, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Karawang) bekerja sama menghelat pembekalan pra nikah untuk para remaja usia nikah.
Acara yang diadakan di Wisma Permata Buana, Sawangan, Depok pada Minggu (16/2) ini diharapkan dapat dapat menjadi ajang perkenalan para remaja di tujuh regional tersebut. Tidak hanya itu, para peserta ini juga diberikan pembekalan tentang manfaat-manfaat pernikahan. Peserta juga diberikan wawasan adab-adab Islam yang menjelaskan cara-cara melangsungkan pernikahan seperti tata cara melamar, menerima, atau menolak lamaran, halal dan haramnya pernikahan, serta adab-adab lainnya. Dengan begitu diharapkan peserta dapat lebih terbuka dan lebih baik dalam mengambil sikap.
Sebanyak 760 muda-mudi lajang mengikuti acara ini. Untuk mendekatkan para peserta satu dengan yang lain panitia menggelar ajang outbound. Melalui permainan panggil rusa, susun paku, dan sedotan, serta permainan lainnya. Hal ini diharapkan dapat membangun karakter, dan membuat para peserta lebih terbuka dan berani dalam berbicara atau tampil di depan umum. Inggri panitia acara dari Kota Tanggerang mengatakan permainan didesain agar peserta tidak malu-malu dan membangun suasana akrab antara peserta.
“Acara ini sukses banget. Dari permainan di sesi outbound banyak peserta yang sudah menunjukkan ketertarikan dan selanjutnya akan diproses oleh panitia untuk menuju jenjang yang lebih serius,” jelas Inggri kepada Lines. Acara yang semula digagas oleh pengurus DPD Kota Tanggerang itu, awalnya hanya menargetkan bekerja sama dengan 3 DPD regional lainnya. Akan tetapi di luar dugaan, beberapa DPD lain tertarik bergabung. Animo peserta yang begitu besar diharapkan dapat meningkatkan angka pernikahan pada usia nikah (Unik).
Panitia mengaku acara ini berlatar belakang kekhawatiran para pengurus, karena tingginya kasus pemerkosaan dan seks bebas yang diawali dengan perkenalan di jejaring sosial. “Pencegahan pemerkosaan dan seks bebas menjadi tugas rumah bagi semua elemen untuk memperbaikinya. Terutama lembaga agama dan ulama,” ujar Inggri. Keduanya mempunyai kewajiban memberi bekal spiritual yang cukup sehingga hal yang tidak diinginkan tersebut dapat diminimalkan.
Selain itu panitia ingin menghilangkan pandangan negatif yang menjadi alasan kebanyakan orang menunda ibadah pernikahan. Sebagai contoh, karir, pendidikan, kondisi keuangan, status sosial, dan beberapa alasan lainnya sering kali menghambat pernikahan dan mendorong para anak muda untuk lebih memilih pacaran terlebih dahulu.
Alasan lain yang menyebabkan banyak orang menunda pernikahan adalah mahalnya biaya resepsi pernikahan. Beberapa budaya masyarakat Indonesia yang mengharuskan memberikan mas kawin/mahar yang sangat mahal juga dianggap memperlambat pernikahan seseorang.
Ketua Dewan Penasehat DPD Kota Cikarang dalam sambutannya mengajak untuk segera menunaikan ibadah nikah terutama untuk yang sudah berusia cukup. Dirinya menambahkan selipan tausyiyah agama yang menjelaskan pernikahan tidak hanya mencegah dari perbuatan yang menjurus pada perzinaan dan maksiat saja. Akan tetapi menurutnya memiliki banyak manfaat lain seperti mendatangkan rizki, meningkatakan pahala dan nilai ibadah, serta memperbaiki kualitas hidup keduanya.
Pijar seorang peserta di Kota Bogor meskipun belum sempat menemukan tambatan hatinya, mengaku senang mengikuti acara ini. Pijar juga mengatakan besarnya peserta yang mengikuti acara ini membuat peluang sesama peserta bisa menemukan pasangan yang diinginkannya menjadi lebih besar. Menurutnya acara semacam ini penting untuk dilakukan rutin dan diadakan di daerah lain. (Bahrun/Lines, Foto: Diendra)