Semarang (29/1). Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyerukan pentingnya memperkuat kebangsaan untuk membangun Indonesia yang lebih berkeadilan. Hal ini ia sampaikan dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) VIII LDII Jawa Tengah yang berlangsung di Patra Jasa Hotel & Convention, Semarang, Jawa Tengah pada 25-26 Januari 2025.
KH Chriswanto menekankan bahwa Muswil ini bukan hanya ajang konsolidasi, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat komitmen kebangsaan di tengah dinamika nasional dan global. “Kita harus menjadikan musyawarah ini sebagai sarana memperkuat persatuan dan menghadirkan solusi nyata untuk masyarakat, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.
Alumni Teknik Perkapalan ITS dan Newcastle University itu memuji Jawa Tengah sebagai daerah yang berhasil menjaga kedamaian, terutama selama Pilkada serentak. Dari 35 wilayah, 32 di antaranya tidak mengalami sengketa. “Jawa Tengah menunjukkan jiwa besar masyarakatnya. Ini adalah modal sosial yang sangat berharga, dan LDII harus ikut menjaga serta memperkuatnya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan Jawa Tengah dalam menjaga harmoni sosial menjadi contoh yang perlu diikuti daerah lain. “Mari kita bantu para pemangku kepentingan menjaga stabilitas ini, karena kedamaian adalah pondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan,” tegas Chriswanto.
KH Chriswanto juga menyoroti polarisasi yang sempat terjadi di masyarakat setelah Pemilu, yang ditandai dengan istilah seperti “kadrun” dan “cebong.” Menurutnya, perpecahan semacam itu harus segera dihentikan. “Kita harus belajar dari setiap pemimpin, lalu fokus membangun masa depan yang lebih baik. Persatuan adalah kunci untuk menghadapi tantangan global seperti konflik antarnegara dan masalah ekonomi,” jelasnya.
Ia menegaskan, tanpa persatuan, sulit bagi Indonesia untuk mencapai keadilan sosial. “Kita harus bergerak bersama sebagai bangsa. Tujuan akhir kita adalah menciptakan keadilan sosial yang merata untuk seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.
Dalam Muswil ini, KH Chriswanto memaparkan delapan program prioritas LDII, yang mencakup pembangunan SDM berwawasan kebangsaan, literasi digital, penguatan ekonomi syariah, ketahanan pangan, hingga pengembangan energi baru terbarukan.
Ia mencontohkan, pengembangan sorgum di Blora menjadi langkah nyata LDII dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Sorgum ini sangat potensial. Sekali tanam bisa panen tiga kali, dan seluruh bagiannya bermanfaat,” ujarnya.
Selain itu, LDII bekerja sama dengan Kominfo untuk meningkatkan literasi digital generasi muda. “Anak muda kita harus memiliki filter yang kuat terhadap disinformasi agar tidak terjebak arus informasi yang menyesatkan,” kata Chriswanto.
KH Chriswanto juga menyoroti pentingnya energi baru terbarukan sebagai bagian dari dakwah bil haal, atau dakwah dengan tindakan nyata. “Kami ingin LDII memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, termasuk dalam bidang energi yang ramah lingkungan,” katanya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melanjutkan semangat kerja sama yang telah terbangun. “Dengan kolaborasi antara pemerintah, ormas, dan masyarakat, kita bisa membangun daerah yang lebih makmur dan berkeadilan,” tambahnya.
Pada akhir sambutannya, KH Chriswanto kembali menegaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar kebangsaan. “Indonesia adalah rumah besar yang dibangun atas dasar perbedaan. Pancasila adalah bingkai yang menyatukan kita semua. Mari kita rawat dan pertahankan ini agar bangsa kita terus maju,” tutupnya.
Lancar barokah