Jakarta (10/8). Perguruan Persinas ASAD menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 9-11 Agustus 2016. Rakernas ini dihelat pada 9-11 Agustus 2016 di Padepokan Taman Mini. Acara yang dihadiri 290 orang itu dihadiri tokoh pencak silat nasional semisal Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya, dan beberapa perguruan silat tanah air ternama Pimpinan perguruan Tapak Suci, Perisai Diri, Setia Hati Teratai, KPS Nusantara, dan beberapa ormas lainnya.
Rakernas ini membawa kebanggaan tersendiri, pasalnya dalam satu dekade terakhir, Persinas ASAD telah meraih penghargaan nasional dan internasional. Prestasi terakhir yang diperoleh Atlet Persinas Asad diraih oleh Pandu Wijaya dengan medali emas pada Kejuaran Nasional IPSI 2016. Dengan prestasi segudang itu, para pengurus ASAD berkeyakinan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi (TI), untuk meningkatkan prestasi atlet.
Untuk penerapan program pemanfaatan teknologi itu, Rakernas Persinas ASAD mengambil tema “Penerapan Teknologi untuk Peningkatan Kinerja Organisasi dalam Mencapai Prestasi”. Dalam kesempatan itu Eddie Marzuki Nalapraya menyatakan Persinas ASAD merupakan salah satu ujung tombak budaya silat Indonesia. Dengan mencintai pencak silat bisa membangun budaya Indonesia.
“Persinas ASAD memenuhi empat aspek dalam pencak silat. pertama aspek mental spiritual yang membangun akhlak seperti yang tercantum dalam Prasetya Silat Indonesia. Kedua adalah aspek beladiri dengan gerakan yang bertujuan mempertahankan diri. Ketiga adalah aspek seni budaya yang diwariskan nenek moyang. Keempat adalah aspek olahraga,” ujar Eddie.
Pencak silat adalah seni beladiri tradisional bangsa. Eddie mengajak para generasi muda untuk mencintai pencak silat. Roh pencak silat ada di perguruan dan struktur kepengurusan menjadi penopang berkembangnya suatu perguruan. Tantangan Persinas ASAD ke depan adalah saat ini adalah bagaimana prestasi dan mental juara bisa diwariskan kepada generasi muda.
Senada dengan harapan Eddie, Ketua Umum Persinas ASAD Brigjen TNI Purnawirawan Agus Susarso berkomitmen terus meningakatkan kapasitas organisasi. Terutama, melakukan pencapaian baru selain target organisasi yang sudah ditetapkan. “Kami berharap ada peningkatan program organisasi yang bisa disumbangkan untuk kepentingan silat secara umum. Maka penerapan teknologi sangat penting dan menjadi pokok utama dalam pembahasan Rakernas saat ini,” imbuh Agus.
Agar pencapian prestasi dan mental juara bisa diwariskan pada generasi penerus, maka teknologi harus dimanfaatkan seluas-luasnya. Dalam Rakernas, Persinas Asad melakukan soft launching pusat data Persinas ASAD yaitu ASAD Information System (AIS). Aplikasi ini akan akan memungkinkan potensi atlet Persinas ASAD di seluruh wilayah Indonesia dan dunia dipetakan dan dimonitor dari waktu ke waktu.
Alasannya, atlet berprestasi yang saat ini masuk kategori remaja kelak akan memasuki kategori dewasa. Aplikasi ini akan mempermudah monitoring dan evaluasi. Tidak hanya itu, mulai dari pertandingan, tindak lanjut pertandingan, hingga pelatihan atlet bisa di monitar dan dievaluasi. “Misalkan dari kemampuan stamina dan teknik yang kurang, bisa kita monitor. Teknologi ini akan kami manfaatkan untuk menunjang prestasi atlet dan meningkatkan pestasi seluruh jajaran pencak silat Indonesia,” ujar Agus. (Khoir/LINES)