Kediri (27/08) – Menyemarakkan hari kemerdekaan, TPQ Baitul Ilmi menggelar Festival jajanan kekinian.
Acara ini diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2019. Bertempat di Ponpes Baitul Ilmi, acara ini diikuti oleh 180 santri putra dan putri TPQ Baitul Ilmi yang ada dalam naungan PAC LDII Pandansari, Kediri.
Acara ini turut dihadiri KH Sunarto, selaku Dewan Pembina DPD LDII Kabupaten Kediri, Suyanto, Ketua PC LDII Purwoasri, para jajaran pengurus organisasi LDII, serta pembina dan pengurus TPQ Baitul Ilmi.
Turut hadir pula Mulyanto, Kepala Desa Pandansari memberikan apresiasi kegiatan yang dilakukan TPQ Bailtul Ilmi dalam kunjungannya pada acara tersebut. Menurutnya, festival ini merupakan kegiatan kepemudaan yang positif untuk merayakan hari kemerdekaan.
“Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan muda mudi TPQ Baitul Ilmi yang menggelar bazar ini untuk memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 74,” katanya.
Dalam Festival ini, panitia menyediakan 21 stand bazar yang disusun sepanjang jalan menuju panggung utaman TPQ Baitul Ilmi agar pengunjung lebih leluasa memilih jajanan yang diinginkan.
Meskipun mengusung tema jajanan kekinian, para peserta dituntut kreatifitasnya untuk menyajikan makanan tradisional yang dikemas secara modern agar menarik minat pembeli. Selain itu, dekorasi stand yang menarik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk membeli.
Fuguh Widodo, selaku ketua pelaksana menjelaskan, festival ini merupakan kegiatan tahunan yang telah berhasil dilaksanakan dalam jangka waktu tiga tahun terakhir saat hari kemerdekaan. Acara ini tidak terlepas dari dukungan para wali murid santri TPQ Baitul Ilmi.
“Kami berterima kasih kepada para wali murid yang telah membantu dalam pelaksanaan bazar ini” ujar Fuguh.
Selain melatih para peserta untuk belajar menjadi seorang wirausaha yang kreatif dan inovatif, kegiatan festival jajanan kekinian ini juga dihrapkan dapat melatih jiwa kepemimpinan dan kerjasama tim para peserta.
“Moment Bazar ini diharapkan dapat memotivasi santri untuk menciptakan kerukunan, kekompakkan sehingga menjadi pribadi yang professional religius,” lanjut Fuguh mengakhiri sesi wawancara.