Jakarta (12/9). Deru 100 motor milik warga LDII di siang itu menjadi bagian kegembiraan Hari Raya Idul Adha. Mereka adalah perwakilan dari PAC-PAC LDII di lima kotamadya di DKI Jakarta, yang menyebarkan 1.500 paket daging kurban hingga ke pelosok-pelosok Jakarta.
Menurut Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam, kurban kali ini memiliki nilai yang sangat penting bagi warga LDII. “Meskipun kondisi ekonomi sedang lesu, warga LDII di seluruh Indonesia justru meningkatkan jumlah kurban,” ujar Abdullah Syam.
Ekonomi dunia sedang lesu, namun ukuran ketakwaan tidak bisa diukur dengan dinamika ekonomi. “Meski tidak bisa berkurban sendiri, kurban harus dilakukan walaupun dengan cara patungan dan menabung. Sehingga bisa terlaksana,” begitu Abdullah Syam meyakinkan hadirin.
Tahun lalu, warga LDII di seluruh Indonesia menyembelih lebih dari 16 ribu hewan kurban. Angka itu kini naik 50 persen atau 33.622 ekor hewan kurban. Pada 2016 ini, warga LDII di seluruh Indonesia menyembelih 17.559 ekor sapi, 16.059 ekor kambing, dan 4 ekor kerbau dengan total keseluruhan 33.622 ekor yang dikurbankan. Dengan nilai ekonomi sekitar Rp 399.437.000.000 (memakai asumsi Sapi/Kerbau Rp 20 jt/ekor, kambing Rp 3jt/ekor)
Menurut Abdullah Syam, angka itu bukanlah sesuatu yang mengherankan, karena ketakwaan dan keikhlasan dalam ibadah selalu mampu mengalahkan kondisi sulit sekalipun. “Warga LDII memahami, taka da ibadah yang disenangi oleh Allah pada hari Idul Adha kecuali menyembelih kurban. Yang pahalanya mengalahkan jihad fi sabilillah dan setiap bulu hewan kurban dihitung sebagai satu kebaikan,” papar Abdullah Syam. Kurban juga menumbuhkan kepedulian sosial, karena ada sumber daya yang distribusikan kepada yang membutuhkan.
Dalam kesempatan itu Abdullah Syam mengingatkan bahwa dalam berkurban harus memiliki keyakinan. Kurban adalah ujian bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan, sebagaimana Nabi Ibrahim yang diuji untuk menyembelih anaknya. “Jika hati yakin, maka ketakwaan akan berbuah manis,” ujar Abdullah Syam.
Selain mewujudkan ketakwaan, kurban juga meningkatkan ukhuwah kepada sesama umat muslim, saudara sebangsa dan setanah air, bahkan persaudaraan dengan nonmuslim. Jika kepedulian sosial terbangun, maka akan timbul persatuan. Abdullah Syam mengingatkan agar wujud kepedulian sosial dalam berkurban dibarengi dengan semangat NKRI. Apalagi mayoritas bangsa Indonesia adalah umat muslim, seharusnya ibadah kurban bisa lebih ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Hal senada diungkapkan oleh Andri Krisnanto, Ketua Panitia Tebar Kurban DPP LDII. Ia menyebut, kurban tak hanya memiliki nilai ibadah, namun juga menggerakkan perekonomian bangsa. “Kurban mampu mendistribusikan kebahagiaan dan juga kesejahteraan. Dari Rp 290 miliar yang berputar itu, dirasakan langsung masyarakat petani, peternak, pedagang, dan pembeli,” ujar Andri.
Sementara daging kurban yang beredar, mampu menghibur masyarakat yang jarang mengkonsumsi daging, akibat harga daging yang kian mahal. “Inilah yang kami sebut sebagai berbagi untuk meningkatkan kepedulian sosial bangsa,” ujar Andri Krisnanto yang juga pengurus DPP Departemen Pemberdayaan Ekonomi.
Tebar Kurban
DPP LDII juga menggandeng DPW LDII Jakarta untuk membagikan daging kurban. Menurut Ketua DPW LDII DKI Jakarta Teddy Suratmadji, daging kurban yang dikumpulkan dari PC dan PAC LDII berjumlah 1.500 paket.
“Ada 100 kafilah yang diutus dari lima DPD LDII DKI Jakarta yang disebar di berbagai titik di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kabupaten Kepulauan Seribu,” ia menjelaskan.
Dalam seremoni tebar kurban, daging kurban secara simbolis diberikan kepada Komunitas Tukang Ojek Senayan, Yayasan PPSU, yayasan Himata, Yayasan Uswatun Khasanah, dan berbagai perwakilan ormas.
Roy Sukarjan, salah satu kafilah tebar kurban LDII mengaku sudah mengikuti kegiatan tebar qurban sejak 2008 silam. Menurutnya, kegiatan ini sangat positif. “Berbagi adalah kebaikan. Kalau ditanya dukanya ya tidak ada, karena selalu diniati ibadah. Rencana paket yang saya bawa ini akan saya sebar ke panti asuhan dan dhuafa bersama MUI Jakarta Pusat,” ia bercerita. (Khoir/LINES)