[SERAMBI INDONESIA (Sabtu 26 Januari 2008) – Rubrik Politika, Halaman 4]
ACEH TAMIANG | SERAMBI INDONESIA
Bupati Aceh Tamiang melalui wakilnya, H Awaluddin SH SpN MH, meresmikan mesjid Al Baroqah milik Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kecamatan Tamiang Hulu, Selasa (22/1). Peresmian ini turut disaksikan Penasehat LDII Pusat, KH Irsyad Rosyidi, Ketua LDII DPD Provinsi NAD, H Totok Julianto SE, Ketua LDII Lhokseumawe Ashari Abrar Amk, Ketua MPU Aceh Tamiang M Nasir MA, Camat Tamiang Hulu, Drs Tri Kurnia dan unsur muspida lainnya. Dalam kata sambutannya, Wakil Bupati Aceh Tamiang, Awaluddin mengharapkan kepada seluruh umat Islam khususnya dalam wilayahnya, supaya mesjid bukan hanya sekedar dijadikan simbol bagi umat Islam, tetapi harus dijadikan tempat ibadah dan harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri pada Allah.
Sementara itu, Ketua MPU Aceh Tamiang, M Nasir MA dalam ceramahnya juga menghimbau kepada umat Islam agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Apabila ada persoalan agama jangan dipertentangkan antara satu sama lainnya sehingga nantinya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apabila memang ada permasalahan di dalam Islam lebih baik diselesaikan secara musyawarah dan MPU akan menampung dan siap menengahi semua persoalan tersebut. Terutama yang selama ini dipermasalahkan terhadap LDII.
Ketua LDII Provinsi NAD, H. Totok Julianto SE, didampingi Ketua LDII Lhokseumawe, Ashari Abrar Amk, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Aceh Tamiang yang telah meresmikan mesjid LDII. Dan diharapkan dapat terus mendukung semua program yang akan dilaksanakan ke depan dalam mendidik para generasi Islam yang benar-benar berguna bagi bangsa dab agama, khususnya di Aceh Tamiang.
Sedangkan Camat Tamiang Hulu, Drs Tri Kurnia mengatakan, mesjid adalah tempat untuk membina persatuan dan kesatuan, serta tempat bersilaturrahmi. Diharapkan kepada umat Islam jangan mudah terprovokasi oleh aliran yang menyesatkan. Apabila ada persoalan tidak perlu terjadi aksi, cukup diselesaikan ditingkat desa dan kecamatan.
Serta jangan melibatkan diri pada hal-hal yang tidak menguntungkan, lebih baik bekerja mencari rezeki dari pada ikut-ikutan pada hal-hal yang tidak ada faedahnya. (**)