Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan DPR RI dan DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Depok mengadakan Focus Grup Discussion (FGD) bertajuk “Menangkal Paham Radikalisme dan Intoleransi” di Masjid Baitul Faqih Kalimulya, Kamis 7 Maret 2019. Hadir sebagai narasumber Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Hamli dan Direktur Pembinaan Hukum BNPT, Brigjen Pol, Edi Susanto serta Anggota Komisi III DPR RI, Risa Mariska.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Hamli mengatakan, radikalisme berkaitan dengan terorisme. Namun, orang radikal belum tentu teroris. Sehingga, perlu dipahami dengan baik. “Pencegahan dahulu baru penegakan hukum. Diharapkan peserta bisa menjadi agen untuk menyebarkan hal kebaikan, baik secara lisan atau tatap muka. Bisa juga dengan media sosial atau internet,” kata Hamli.
Menurutnya, radikalisme bukan hanya sesama bangsa ataupun agama, tetapi berbeda negara bisa bersitegang. Sebab gerakan ini inginnya tiap negara terus berkecamuk. Sehingga, seluruh bangsa dan umat manusia harus bisa bersahabat dengan orang yang berbeda. “Saat ini, Resistensi masyarakat terhadap terorisme cukup kuat dengan pandangan bahwa terorisme adalah musuh bersama,” paparnya.
Dalam FGD ini diharapkan warga LDII harus bisa memahami ancaman radikalisme dan terorisme, sehingga pihak BNPT memberikan imunisasi pemahaman mengenai dua hal tersebut dan mampu memberikan pemahaman kepada keluarganya, komunitasnya dan sekitarnya, jika ada yang seperti itu bisa diolak, agar kuat semua sehingga benih-benih radikalisme dan terorisme tidak tumbuh.
DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Depok bekerjasama dengan KPU Kota Depok mengadakan Sosialisasi Pemilu 2019, di Masjid Baitul Faqih Kalimulya, Minggu 24 Maret 2019. Hadir dalam acara sebagai narasumber Ketua KPU Kota Depok Nana Shobarna, acara dihadiri ratusan warga LDII Kota Depok yang mengikuti acara dengan sangat antusias.
Nana Shobarna mengapresiasi pengurus DPD LDII Kota Depok dan warganya, karena begitu antusias mengikuti sosialisasi. Dari sini ia mengaku optimis target 80 persen tingkat partisipasi memilih di Kota Depok dapat tercapai. “Kami mendapatkan kehormatan untuk melakukan sosialisasi dihadapan warga LDII Depok,” ucap Nana.
“Saya memang sengaja mengundang KPU untuk memberikan pencerahan kepada warga LDII Kota Depok terkait Pemilu 2019, agar paham terkait mekanisme pencoblosan. Memang secara media sosial sudah ada, tapi kan kita ingin lebih jelas. Ini juga instruksi dari DPW (Provinsi.red),” tutur Ketua DPD LDII Kota Depok, Ratman Latif.
Dari sosialisasi tersebut, sambung Ratman, minimal jamaah LDII Depok tidak ada yang golput alias tidak menggunakan hak suaranya pada hari H nanti. Selain itu, mereka dapat paham terkait jenis surat suara, terlebih pada Pemilu serentak ini ada lima jenis surat suara.