LDII dan NU berkomitmen NKRI adalah harga mati. Kesepahaman inilah menurut dua ormas Islam tersebut menciptakan bangsa Indonesia semakin kuat dan tidak mudah terpecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Kesamaan pandangan terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI, mendorong Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur KH Abdurahman Navis Lc.M.HI sekaligus sebagai Wakil Ketua I Tanfidz PWNU Jawa Timur berkunjung ke Pesantren Wali Barokah, Kediri (23/1).
Dalam kunjungan ke Pesantren Wali Barokah itu KH Abdurahman Navis menuturkan bahwa Islam sedang terancam, karena sengaja dipecah belah. Untuk itu ia mengimbau umat Islam untuk merekatkan ukhuwah islamiyah, dengan diawali melalui ta’arruf saling mengenal. Kemudian dilanjutkan dengan tafahhum saling memahami agar ikhtilaf yang terjadi bisa berubah menjadi saling menghormati, tidak saling mengklaim paling benar. Hal ini akan bisa terwujud dengan banyak menambah wawasan. “Karena dakwah itu harus melihat kapan menggunakan fiqih dakwah dan kapan kita menggunakan fiqih ahkam,” ungkap KH Abdurahman Navis.
Kedatangan ulama NU tersebut disambut oleh Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah Drs Sunarto dan ulama LDII KH Kholil, serta perwakilan DPW LDII Jawa Timur antara lain wakil ketua DPW LDII H Hasan Yuswadi,SH, Moh Amroji,SE, dan Bendahara DPW LDII Ali Zuhdi, SH ikut mendampingi dalam kunjungan tersebut. Yuswadi menuturkan, kunjungan tersebut dalam saling mengenal tentang keilmuan sehingga bisa saling memahami antara LDII dan NU dengan harapan bisa saling tolong menolong dalam rangka utuhnya NKRI.
Dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik antara setiap elemen masyarakat, maka dalam membangun bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih baik akan bisa terwujud. Sikap saling memahami, tolong menolong dan peduli satu sama lain, akan menjadikan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara bisa terasa tentram, aman, dan damai. Dengan demikian bangsa Indonesia tidak mudah terpecah belah, sehingga bisa semakin kuat dan lebih bermartabat ke depannya.
Dalam kesempatan itu KH Abdurahman Navis memberikan apresiasi dan menyampaikan bahwa pondok yang dibina LDII perlu ditiru oleh pondok-pondok lain, karena memberikan keilmuan, di bidang agama maupun dunia. (Bambang Setiyabudi/Jatim)