Di Balik Berita LDII, Ada Dukungan Keluarga yang Kuat

Apapun medianya, dukungan keluarga sangatlah penting. Inilah yang menjadi dasar Departemen KIM DPP LDII menghelat “Kaget Family Gathering”.

Sore di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, saat musim hujan awal tahun 2024, bukanlah iklim yang ramah bagi warga Jakarta yang berwisata di kawasan Puncak itu. Tetiba, mendung tebal menutupi angkasa, disusul hujan deras. Bila tak ada awan gelap, bisa saja kabut pekat menyelimuti area vila.

Namun, cuaca yang cepat berubah itu tak menyurutkan keinginan para pengurus Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII untuk menghelat “Kaget Family Gathering”. Mereka menyadari sejak berdiri pada 10 November 2013, tim LDII Network News (LINES), terus meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi berita.

“LINES adalah kantor berita LDII, jadi melibatkan SDM yang besar dan biaya yang tinggi. Karena proses produksi berjalan setiap hari,” ujar Ketua DPP Bidang KIM DPP LDII, Rulli Kuswahyudi.

Kesibukan beramal saleh tersebut, tak sedikit menimbulkan tanya atau kegelisahan dari para istri atau suami, bahkan orangtua mereka. Inilah yang mendorong Departemen KIM DPP LDII menggelar silaturahim dengan keluarga krus LINES, sembari menyosialisasikan program kerja dan anggaran KIM DPP LDII.

Untuk menyiapkan pernak-pernik acara, sebulan sebelumnya tim panitia melaksanakan survei lokasi. Bahkan, agar acara berjalan sesuai jadwal, panitia merangkap peserta telah berangkat ke Megamendung pada Jumat malam, “Rencananya sore, mundur jam 20.00 untuk menghindari kemacetan jalur puncak,” ujar salah satu panitia, Dimas.

Sabtu pagi, 6 Januari. Para peserta berkumpul menikmati sarapan pagi. Canda tawa tim LINES lintas angkatan, dari angkatan pertama hingga kelima. Keakraban itu jeda, saat Koordinator LINES DPP LDII Fachrizal Wicaksono, mengambil alih mikropon yang sedari pagi, berisik dengan nyanyian sumbang.

Suasananya menjadi sedikit hening. Saat para peserta family gathering menerima arahan dari Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi dan Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana. Keduanya, berusaha memberi gambaran bagaimana kerja di balik kegiatan LDII, termasuk memberikan tips-tips membangun hubungan dalam keluarga, di saat amal saleh berada di puncak kesibukan.

LINES pada awalnya beranggotakan tujuh orang, lalu mengalami lompatan 10 tahun kemudian. Alat yang lebih lengkap dan tim mencapai puluhan orang, membuat produksi berita baik video, tulisan, dan media sosial melimpah.

***

Saat matahari mulai tenggelam dan malam mulai menjelang, kawasan Megamendung menjadi tempat yang sangat spesial. Cahaya gemerlap kota terhampar dari kejauhan. Seperti kunang-kunang berkelap-kelip. Menciptakan nuansa magis bagi para penikmatnya. Meski udara sisa-sisa hujan menggigilkan kulit, namun suasana kekeluargaan menghangatkan suasana.

Malam itu, panitia mengumpulkan peserta dengan membentuk sebuah lingkaran besar yang saling terhubung. Panitia acara kemudian membagikan sebuah buku catatan hitam kecil beserta pena. Para peserta diperintahkan untuk menuliskan nama masing-masing pada buku tersebut.

Saat semua peserta telah menuliskan nama pada bukunya masing-masing, Catatan hitam tersebut kemudian berkeliling, meminta untuk teman sebelahnya mencurahkan apa yang ingin mereka sampaikan kepada si pemilik buku.

Tentu, isinya beragam. Ada yang mengekspresikan unek-unek sebagai bahan evaluasi bagi si pemilik buku, nasihat yang menyentuh, hingga kata-kata motivasi, dan doa yang baik bagi si pemilik buku.

Catatan itu kini seakan menjadi sebuah refleksi diri yang mengungkap bagaimana mereka dalam pandangan kawan, setelah sekian lama beramal saleh dalam LINES.

Panitia berhasil mengemas kegiatan tersebut menjadi sebuah acara yang berkesan dan akan selalu dikenang. Mereka tak hanya berhasil menciptakan suasana hangat penuh haru lewat buku refleksi itu. Namun juga berhasil membuat kesan seru dalam berbagai games team building untuk meningkatkan kekompakkan dan solidaritas antar peserta.

Ketua Pelaksana, Daud Wibisono mengungkapkan, semula kegiatan tersebut hanya akan dikemas sebagai rapat program kerja, namun ia memandang, acara family gathering harus menjadi kegiatan yang dapat meningkatkan solidaritas antar pengurus DPP LDII, Pokja LINES, beserta keluarga.

“Teman-teman di KIM dan LINES ini kami undang bersama keluarganya selain untuk mempererat satu sama lain, dan saling mengenal, kami berharap ke depan kami semakin solid, karena kami di LINES ini sudah seperti keluarga,” ucapnya.

Rulli Kuswahyudi pun berharap, acara itu menjadi ajang berbagi kesan dan aspirasi antar peserta. “Family gathering ini tujuannya mengakrabkan sesama anggota beserta keluarganya. Karena dukungan para keluarga penting kepada anggota LINES, sehingga nantinya berdampak pada hasil kinerja yang semakin baik,” ujarnya.

Menurutnya, LINES merupakan wadah kreasi generasi muda untuk menyalurkan ide kreatif terutama di bidang jurnalistik dan media sosial. Ia memandang, jalinan solidaritas yang terbentuk, merupakan buah dari kebersamaan para anggota tim yang mayoritasnya merupakan generasi muda. “LINES ini menjadi wadah kita semua untuk terus berkembang, bertumbuh, dan berkarya,” ucapnya.

Kegiatan tersebut juga diisi dengan pemaparan program kerja KIM DPP LDII dan Pokja LINES di tahun 2024. Rulli menekankan kinerja LINES pada 2024 berjalan seperti tahun sebelumnya, yang sudah terlaksana dengan baik. Namun pada program kerja 2024 ditekankan pada pelatihan internal, untuk meningkatkan kemampuan LINES di Jakarta maupun di daerah.

“Pada 2024, kami menekankan pada pelatihan untuk meningkatkan kualias dan kuantitas dari internal KIM dan LINES,” lanjutnya.

Karena itu, peran sebagai hubungan masyarakat (Humas) harus bisa lebih responsif. “Peran KIM dan LINES cukup besar, agar berbagai kegiatan LDII dapat diinformasikan kepada masyarakat. LINES juga harus mendokumentasikan kegiatan, mengelola semua website dan medsos yang ada di LDII,” ungkap Rulli.

Ia berharap tagline “Amal Sholih Riang Gembira” yang kerap kali digaungkan LINES, bukanlah sebatas tagline biasa, melainkan menjadi sebuah cerminan bahwa dalam beramal sholih dan berkontribusi dalam dakwah LDII, generasi muda dapat mengekspresikan karya lewat jalan yang positif dengan riang gembira. (FU/LINES)