Industri jasa keuangan nasional sangat membutuhkan manajemen perubahan sebagai upaya menghadapi perubahan-perubahan sosial seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muliaman D Hadad dalam Forum Group Discussion (FGD) 2017 di Kantor DPP LDII, Jakarta, Rabu (20/12).
“Dalam konteks industri keuangan, kami ingin kita semua bisa merespons perubahan sebaik-sebaiknya,” kata Muliaman.
Berkembangnya teknologi secara langsung melahirkan beberapa layanan keuangan berbasis teknologi, jika tidak direspon dengan baik, maka perubahan tersebut akan menjadi kendala bagi bisnis industri keuangan yang sudah ada.
“Salah satu yang harus direspon dengan cepat adalah sudah adanya Financial Technology (Fintech) yang bisnis usahanya sudah mampu menyaingi layanan industri keuangan perbankan, mulai dari pinjaman dan lainnya,”tambah ketua MES
Aries Mufti selaku Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasionla mengatakan, industri perbankan juga harus mampu menyediakan layanan-layanan yang berbasis teknologi kepada para nasabahnya seperti Finctech pada umumnya.
Yang menjadi kendala, sambung Muliaman, adalah perbankan dalam skala menengah ke bawah. Oleh karenanya, khusus perbankan skala menengah ke bawah harus membentuk kemitraan dengan para Fintech, agar mampu memberikan layanan secara digital kepada para nasabahnya.
Jika tidak, maka akan berdampak terhadap kinerja bank itu sendiri, terutama dalam melayani para nasabahnya. Apalagi, sudah ada 165 Fintech yang terdaftar di OJK.
“Bank-bank sekarang coba meng-equip dirinya dengan ini. Sejalan dengan hal ini ikuti berita yang kemarin, kerja sama Gojek dengan Blue Bird saya kira itu bisa beri inspirasi. Yang punya kapasitas Fintech itu bisa, tapi yang kecil kerja sama itu perlu dibangun,” tambahnya.
Senada dengan Muliaman Hadad, Rizky G. Partakusuma selaku Pakar dan Praktisi IT & Fintech mengatakan, perkembangan teknologi jika tidak dikelola atau direspon dengan cepat akan menjadi kendala bagi industri keuangan nasional. Pasalnya, perkembangan teknologi melahirkan layanan keuangan berbasis digital.
“Fintech berkembang dari waktu ke waktu ada 2.0, 3.0, mungkin nanti akan berkembang 4.0. Bagi industri keuangan bagaimana tangani masalah fintech dan leverage lalu jadi bermanfaat bagi kinerja kita tentu memerlukan pemikiran yang dalam bagi masing-masing industri keungan, ini PR kita di tengah lingkungan yang cepat berubah,” tukasnya. (Lines/Wicak/Khoir)