Semarang (14/2). Forum Jateng Gayeng menggelar Seminar Penguatan Ideologi Pancasila yang dihadiri Ketua DPW LDII Jateng Singgih Tri Sulistiyono di Hotel Muria, Semarang, Kamis (9/2). Singgih yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro menyampaikan, masih ada masalah dalam pembumian Pancasila.
Masih banyak bangsa Indonesia yang yakin bahwa Pancasila dasar negara yang paling cocok untuk Indonesia. Namun implementasi, ketahanan, dan internalisasi Pancasila masih menjadi soal, “Yakni mewujudkan tujuan hidup berbangsa salah satunya perwujudan sila kelima; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” ujarnya.
Ia berpendapat akan berbahaya jika orang masih percaya, bahwa Pancasila telah diterapkan namun hasilnya masih jauh dari keadilan sosial, “Hal itu justru meruntuhkan wibawa Pancasila,” ujarnya. Karena itu menurut Singgih, perlu strategi yang holistik dan komprehensif, baik melalui hukum maupun penanaman nilai-nilai Pancasila dalam semua elemen masyarakat.
Menurutnya, Pancasila sangat cocok untuk masyarakat plural karena menghargai semua perbedaan dalam harmoni dan saling menghargai. Namun masih ada standar yang berbeda dalam implementasi sikap toleransi antara yang bersumber dari Pancasila dan sikap yg bersumber dari fanatisme agama atau aliran agama tertentu, yang masih memiliki sikap saling negasi cerminan sikap intoleran. “Ke depannya perlu reformulasi intoleransi di negara Pancasila ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Dosen Universitas Diponegoro DR H. Indriyanto memaparkan tentang tanda-tanda terkikisnya nilai Pancasila adalah maraknya KKN, intoleransi, egois, radikalisme, dan seks bebas. “Untuk memperkuat nilai Pancasila, perlu sosialisasi berkelanjutan, kurikulum Pancasila dihidupkan kembali, bumikan Pancasila dengan melibatkan semua komponen masyarakat, serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Indriyanto.
Kemudian, Bendahara PWNU Jateng KH Kholison Syafei berharap masyarakat bisa mengimplementasikan Pancasila tapi juga perlunya memahami sejarah lahirnya Pancasila. “Sinergikan Pancasila dengan pendekatan agama yang baik dan benar,” jelasnya.
Kegiatan tersebut diikuti 60 orang pengurus Ormas di Jateng yaitu NU, Muhammadiyah, LDII, FKDM , FKPM Dai Kamtibmas, Topan, FJG, Dai Pancasila, Bawaslu dan Kesbangpol Jateng.