Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Emosi

2020/07/19
in Nasehat
1
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Banyak dikeluhkan keadaan kolam emosi yang sering berisikan gejolak amarah. Kalau itu yang terjadi, sama saja pertanda kolam pikiran terlalu mencengkeram dan suka menendang. Maksudnya mencengkeram yang positif – positif (kebahagiaan, keberuntungan) dan menendang yang negatif (kesedihan, kemalangan).

Dan hati-hati, ini adalah bibit banyak penyakit berbahaya, baik penyakit hati maupun penyakit fisik seperti kanker, depresi dan lain-lain. Sebabnya, emosi di dalam yang terbakar dan menumpuk selama bertahun-tahun mengirim banyak racun ke unsur tubuh yang lain. Nah, sebelum itu terjadi, layak direnungkan untuk melonggarkan cengkraman pikiran.

Caranya, susu segar di pagi hari, jadi tidak segar di sore hari. Dengan cara yang sama, orang yang terlihat baik di suatu hari bisa jahat di lain hari. Pasangan hidup yang menarik di suatu waktu, bisa menjengkelkan di waktu lain. Tidak perlu memaksakan diri. Dengan kesadaran seperti ini, cengkraman pikiran melonggar, kemarahan menurun, terbitlah kesabaran dan kebugaran, sehingga kemungkinan terserang penyakit lebih sedikit.

Di dunia spiritual, khususnya pintu relijius mendalam, ada beberapa jiwa yang sangat membenci emosi. Terutama emosi negatif seperti benci, selain amarah yang telah disebut di atas. Bila boleh jujur, bahkan setelah tercerahkan pun, setinggi apapun maqamnya, emosi tetap ada di dalam. Pertanyaannya kemudian apakah emosi perlu dihilangkan? Di sisi biologi, badan terbuat dari unsur tanah, air, api, udara, ruang. Api di biologi memerlukan padanan di psikologi dalam bentuk emosi. Dengan kata lain, sejauh punya tubuh biologi, sejauh itu juga akan selalu ada emosi. Jadi jawabnya; ia tidak akan pernah bisa dihilangkan.

Untuk itu diberikan tuntunan sederhana; emosi tidak harus dilenyapkan. Salah satu jalan keberkahan adalah merawatnya. Diberdayakan untuk membangkitkan energi baru yang lebih besar berupa kesadaran. Yaitu menjadi sadar penuh (mindful) setiap saat terhadap perubahan yang terjadi dengan belajar “menerima, mengalir, tersenyum”. Kata sadar penuh sangat ditekankan karena sifat alami kehidupan yang selalu berpasangan. Bila puncak gunungnya tinggi, maka jurangnya dalam. Di mana ada kelebihan yang menjulang, di sana ada kekurangan yang curam dan menakutkan. Dengan cara ini, sedikit demi sedikit emosi jadi api kecil yang tidak berbahaya.

Meminjam hasil penelitian psikolog Inggris John Bowlby di tahun 1960-an tentang attachment theory, disimpulkan bahwa sejak lahir otak kita secara biologis didesain untuk penuh cinta dan peduli. Hubungannya dengan emosi, tatkala seseorang belajar “menerima, mengalir, tersenyum”, ia sedang kembali ke rumah alami otak. Sebagaimana gurun, hutan, gunung, pantai, sungai yang alami terlihat dan terasa indah, emosi yang diterima, dibiarkan mengalir, dan didekap dengan senyuman, kemudian berubah jadi keseimbangan yang indah menawan.

Pengertian menerima, mengalir, tersenyum bukan berarti marah semaunya, benci sekehendak hati, bertindak seenaknya, tersenyum sepuasnya kapan saja dan di mana saja. Sekali lagi bukan. Serupa dengan tukang taman. Yang ditanam memang hanya rumput Jepang, tapi rumput liar ikut tumbuh. Dan rumput liar ini (baca: emosi negatif) terus menerus dicabut tanpa keluhan, penuh kesadaran, nir keterpaksaan.

Sudah menjadi sifat alami taman, di mana ada rumput, di sana tumbuh rumput liar. Menerima sifat alami rumput sebagai rumput, rumput liar sebagai rumput liar, itulah lukisan indah gejolak emosi yang penuh tersaji dengan harmoni. Pada akhirnya, bisa tumbuh, berbuah kesabaran dan panen pahala yang tidak terduga, seperti sabda indah ini.

عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا – وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ – دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ ‏

Dari Sahl bin Mu’adz, dari Bapaknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulya akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan pemimpin para makhluk sehingga Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang dia kehendaki.” (Rowahu Abu Daud)

Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang.

Tags: amarahemosildiinegatifpositifrasulullah

Comments 1

  1. rk says:
    5 years ago

    menahan emosi itu memang gampang2 sulit. atau sulit2 gampang. pengalaman saat emosi itu memang susah mendengar omongan orang lain, disuruh istigfar saja susah. mulut seperti terkunci untuk menyebut nama allah.
    padahal kalau sdh gelap mata, bisa bahaya.
    semoga kita senantiasa sabar dan selalu ingat padaNYA.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Dimitri on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • ahmad shobirin on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

15
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

June 1, 2025
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa June 1, 2025
  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.